Pelaksanaan UUDNRI pada Tahun 1945 Periode 1945-1959
Kegiatan Pembelajaran 4
62
sederhana karena dibuat dalam waktu yang sangat singkat kurang lebih 49 hari oleh BPUPKI pada 29 Mei-16 Juli 1945 dan PPKI tanggal 18 Agustus
1945. Pada tahun ini di bentuklah DPA sementara, sedangkan DPR dan MPR belum dapat dibentuk karena harus melalui pemilu. Waktu itu masih
diberlakukan pasal aturan peralihan pasal IV yang menyatakan, “Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat,Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan
Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-Undang Dasar, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah komite
nasional.” Pada saat itu terjadilah suatu perkembangan ketatanegaraan Indonesia
yaitu: berubahnya fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut
menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara. Hal ini berdasarkan maklumat wakil presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945. Selain itu dikeluarkan juga
maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945. Yang isinya perubahan sistem pemerintahan negara dari sistem Kabinet Presidensial menjadi
sistem Kabinet Parlementer, berdasarkan usul Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat BP-KNIP. Akibat perubahan tersebut pemerintah
menjadi tidak stabil, Perdana Menteri hanya bertahan beberapa bulan serta berulang kali terjadi pergantian.
Pada bulan September 1955 dan Desember 1955 diadakan pemilihan umum,yang masing-masing untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dan anggota konstituante. Tugas konstituante adalah untuk membentuk dan menyusun Undang-Undang
Dasar yang tetap sebagai pengganti UUDS 1950. Untuk mengambil putusan mengenai Undang-Undang dasar yang baru ditentukan pada pasal 137 UUDS
1950 sebagai berikut : a. Untuk mengambil putusan tentang rancangan Undang-Undang Dasar
baru sekurang-kurangnya 23 jumlah anggota konstituante harus hadir. b. Rancangan tersebut diterima jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 23
dari jumlah anggota yang hadir.
PPKn SMP KK D
63
c. Rancangan yang telah diterima oleh konstituante dikirimkan kepada Presiden untuk disahkan oleh pemerintah.
d. Pemerintah harus mengesahkan rancangan itu dengan segera serta mengumumkan Undang-Undang Dasar itu dengan keluhuran.
Dalam kenyataannya konstituante selama dua tahun dalam bersidang belum mampu menghasilkan suatu keputusan tentang Undang-Undang
Dasar yang baru. Hal ini dikarenakan dalam sidang konstituante , muncullah suatu usul untuk mengembalikan Piagam Jakarta dalam pembukaan UUD
baru. Oleh karena itu Presiden pada tanggal 22 April 1959 memberikan pidatonya didepan sidang Konstituante untuk kembali kepada UUD 1945. Hal
ini diperkuat dengan suatu alasan bahwa sidang Konstituante telah mengalami jalan buntu. Terutama setelah lebih dari separuh anggota
Konstituante menyatakan untuk tidak akan menghadiri sidang lagi. Atas dasar kenyataan tersebut maka Presiden mengeluarkan suatu dekrit
yang didasarkan pada suatu hukum darurat negara Staatsnoodrecht. Hal ini menginggat keadaan ketata negaraan yang membahayakan kesatuan,
persatuan, keselamatan serta keutuhan bangsa dan negara
Repubik Indonesia.