Kegiatan Pembelajaran 1
22
mencerminkan tingkahlaku dan kepribadian yang selalu baik ideal. Moral sebagai kata sifat berarti berhubungan dengan karakter, tentang benar salah, tingkah laku
yang baik, mulia dan benar. Makna moral adalah berkenaan dengan sikap dan kepribadian manusia, tingkahlaku yang baik dan benar, sikap semangat, mental
atau batin yang memancar dalam kepribadian Dardji Darmodihardjo:1986. Moral merupakan ukuran nilai dan norma dalam kehidupan pribadi dan sosial
manusia. Moral juga merupakan perwujudan kesetiaan dan kepatuhan manusia dalam mengemban nilai dan norma. Oleh sebab itu tujuan dan fungsi moral adalah
pengamalan nilai dan norma, sekaligus perwujudan harkat-martabat kepribadian manusia.
Orang yang berusaha hidup baik secara tekun dapat mencapai keunggulan moral yang biasa disebut keutamaan moral. Keutamaan moral adalah kemampuan yang
dicapai seseorang untuk bersikap baik maupun berbuat secara benar. Misalnya: kerendahan hati, kepercayaan kepada orang lain, keterbukaan, kebijaksanaan,
ketekunan kerja, kejujuran, keadilan, keberanian, penuh harap, penuh kasih dan sebagainya Al Purwa Hdiwardoyo:1990.
2. Sikap Moral
Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatuobjek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud
dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku.
Sikap mempunyai karakteristik yang mengandung tiga aspek utama yaitu kegiatan berpikir, bertindak, dan merasakan dalam situasi yang berbeda-beda. Berpikir dan
bertindak termasuk karakteristik ranah kognitif, sedangkan konsep perasaan merupakan karakteristik ranah afektif. Perasaan akan memperlihatkan mutu
penampilan seseorang yang khas dengan menggunakan cara tertentu untuk menyatakan perasaan atau pernyataan emosinya. Perasaan itu sendiri memiliki
ciri-ciri atau tanda-tanda mengikat, terarah, dan mempunyai sasaran. Tanda terikat
PPKn SMP KK D
23
menunjuk kepada derajat kekuatan perasaan. Misalnya, seorang peserta didik merasa senang guru PPKn mengemukakan cerita rakyat tentang kejujuran,
sedang peserta didik yang lain kurang tertarik dan kurang memperhatikannya. Tanda terarah mencerminkan tiga arah sikap yaitu arah senang terhadap sasaran
atau obyek, merasa biasa tidak memihak, dan rasa tidak senang. Tanda sasaran menunjukkan perasaan yang ditujukan kepada obyek, perilaku atau gagasan.
Karakteristik ranah afektif memiliki pola yang berbeda-beda yang meliputi sikap, harga diri, minat dan nilai-nilai. Sikap diartikan sebagai kesiapan mental seseorang
berdasarkan pengalamannya yang digunakan untuk menetapkan arah untuk menanggapi obyek atau situasi yang dihadapinya. Obyek dan situasi dapat berupa
orang, benda, binatang, atau obyek lainnya. Di samping karakteristik senang dan tidak senang, setuju dan tidak setuju, sikap secara operasional akan melibatkan
tiga ranah perilaku yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif mengandung gagasan yang mengarah kepada obyek orang, binatang, atau
benda, ranah afektif memperkuat gagasan itu dengan perasaan senang atau tidak senang, dan akhirnya ranah psikomotor menampakkan perilaku terbuka
terhadap obyek berupa kegiatan atau tindakan. Harga diri seseorang terkandung dalam pemahaman atas dirinya sendiri.
Seseorang yang secara berkesinambungan mampu menilai diri-sendiri dan memelihara atau menjaga kebiasaan bagi penentuan sikap setuju atau tidak
setuju, senang atau tidak senang, maka dikatakanlah orang itu mengembangkan keyakinan dirinya memiliki kemampuan, keberartian, keberhasilan, dan
kemanfaatan diri. Keadaan inilah yang menimbulkan rasa percaya diri bahwa dirinya memiliki sikap untuk mampu mengambil keputusan yang tercermin baik
dalam ucapan maupun tindakan. Unsur-unsur yang terlibat dalam pengembangan percaya diri itu itu adalah mampu mengatur diri, memandang lingkungan terdiri
dari bermacam-macam aspek kehidupan, memahami hal penting dan tidak penting secara berjenjang tidak sekedar hitam dan putih, stabil dalam berpikir
dan bertindak, berkehendak terus menerus mengembangkan diri, dapat menilai obyek yang dihadapi, dan dapat membedakan hal yang baik dan buruk, layak dan
tidak layak dan sebagainya.