Pengertian Thin Capitalization Bahan Ajar Pajak Internasional

203 | P a g e dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak sehingga penghasilan kena pajak PT Z sebesar 3.000.000.000. Dengan demikian PPh yang harus dibayar PT Z sebesar Rp 750.000.000 atau 25 x 3.000.000.000 Jika menggunakan alternatif 2, pinjaman maka konsekuensi perpajakan yang akan timbul adalah atas pembayaran bunga sebesar Rp 2.000.000.000 dapat dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak sehingga penghasilan kena pajak PT Z sebesar 1.000.000.000 atau 3.000.000.000 – 2.000.000.000. Dengan demikian PPh yang harus dibayar PT Z sebesar Rp 250.000.000 atau 25 x 1.000.000.000 Dari contoh tersebut jika perusahaan melakukan pembiayaan dalam bentuk pinjaman beban pajak yang ditanggung oleh anak perusahaan PT Z akan menjadi lebih kecil. Untuk menguji apakah suatu perusahaan melakukan thin capitalization ada dua tes yang biasanya digunakan : 1. apakah pinjaman tersebut sesuai dengan arm’s length principle. Thin capitalization biasanya melibatkan para pihak yang ada hubungan istimewa. Jika tanpa hubungan istimewa kreditur pihak yang memberikan pinjaman umumnya tidak mau memberikan pinjaman, jika mengetahui debitur pihak yang menerima pinjaman jumlah modalnya terlalu kecil 2. berapa pinjaman tersebut melebihi rasio hutang dengan modal debt to equity ratio DER yang telah ditetapkan

B. Penanganan Thin Capitalization

Berdasarkan UU Pajak Turki suatu pinjaman akan dikategorikan sebagai thin capitalization jika pinjaman memenuhi tiga kondisi yang tercantum di bawah ini: 1. Adanya hubungan usaha secara langsung atau tidak langsung dengan pemberi pinjaman atau punya hubungan tertutup atau hubungan ekonomi yang erat dengan pemberi pinjaman. 2. Terus menerus menggunakan pinjaman, 3. Rasio hutang terhadap ekuitas pemegang saham yang berlebihan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis. Sedangkan Jepang mengatur perlakuan pajak untuk thin capitalization sebagai berikut : 204 | P a g e 1. Jika saldo rata-rata hutang kepada induk perusahaan yang dibebani bunga melebihi tiga kali penyertaan modal oleh induk perusahaan yang berkedudukan di luar negeri, maka beban bunga atas kelebihan hutang tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya. 2. Alternatif lain selain DER 3:1 di atas dapat digunakan jika terdapat alasan kuat sesuai dengan DER perusahaan dalam negeri Jepang dalam usaha yang sejenis, ukuran dan situasi yang sama Aturan mengenai perbandingan hutang dan modal DER di beberapa negara cukup bervariasi. Berikut ini beberapa DER di beberapa negara Surahmat, 2007  Kanada, rasio 2:1, dengan syarat kepemilikan 25  Denmark, rasio 4:1, dengan syarat kepemilikan 50  Prancis, rasio 1,5:1, dengan syarat kepemilikan 50  Italia, rasio 5:1, dengan syarat kepemilikan 25  Belanda, rasio 3:1, dengan syarat kepemilikan sepertiga dari modal perusahaan  Inggris, rasio 1:1, dengan syarat kepemilikan 75 UU PPh di Indonesia sudah mengatur mengenai thin capitalization, yaitu di pasal 18 ayat 1. Dalam pasal tersebut diatur bahwa Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan keputusan mengenai besarnya perbandingan antara utang dan modal perusahaan untuk keperluan penghitungan pajak berdasarkan Undang-undang PPh. Untuk pelaksanaannya kemudian keluar Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1002KMK.041984. Dalam keputusan ini diatur bahwa: a. Untuk keperluan penghitungan Pajak Penghasilan besarnya perbandingan antara hutang dan modal sendiri debt equity ratioDER ditetapkan setinggi- tingginya tiga dibanding satu 3 : 1. b. Hutang dalam rangka menghitung DER adalah saldo rata-rata pada tiap akhir bulan yang dihitung dari semua hutang baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek, selain hutang dagang c. Modal sendiri dalam menghitung DER adalah jumlah modal yang disetor pada akhir tahun pajak termasuk laba yang tidak danatau belum dibagikan. d. Dalam hal besarnya perbandingan hutang dan modal sendiri melebihi besarnya perbandingan 3:1 maka bunga yang dapat dikurangkan sebagai