40
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan
soal. Menurut Lie 2010: 59, kelebihan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, antara lain: 1 melatih keterampilan dan pengetahuan
siswa; 2 lebih banyak ide yang muncul; 3 kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran; 4 cocok untuk persiapan menjelang
tes dan ujian; 5 dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan
kelas.
Kelemahan-kelemahan dari model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, antara lain: 1 memerlukan waktu yang lama; 2
biasanya menimbulkan kegaduhan di dalam kelas; 3 kurang memberikan kesempatan untuk kontribusi individu; 4 siswa mudah melepaskan diri dari
keterlibatan dan tidak memperhatikan pelajaran. Dalam mengatasi kelemahan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal tersebut, guru
harus membuat perencanaan sebelum menerapkan model dalam pembelajaran. Perencanaan yang disiapkan guru antara lain mengenai hal-hal yang perlu dan
tidak perlu dilakukan dalam menerapkan model dan disesuaikan dengan alokasi waktu yang disediakan.
2.1.12 Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang sering diterapkan di sekolah-sekolah. Susanto 2015: 192 menyatakan, penerapan
pembelajaran konvensional antara lain dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas atau pekerjaan rumah PR. Kegiatan dalam
pembelajaran konvensional yaitu, siswa menyimak penjelasan guru dalam
41
memberikan contoh-contoh soal dan menyelesaikannya di papan tulis, kemudian meminta siswa mengerjakan sendiri dalam buku teks atau lembar kerja siswa
LKS yang telah disediakan Susanto, 2015: 192. Pembelajaran konvensional tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi secara
maksimal karena pembelajaran tersebut terpusat kepada guru.
Menurut Abimanyu 2008: 6.2, pembelajaran yang lebih berpusat pada guru lebih banyak menggunakan ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi, dan
materi pembelajaran lebih pada penguasaan konsep bukan kompetensi. Berdasarkan uraian mengenai pembelajaran konvensional menurut beberapa ahli,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang sudah biasa dilakukan oleh guru di kelas, berlangsung terpusat pada guru dengan
guru sebagai pusat informasi, dan siswa hanya menerima materi secara pasif. 2.1.13
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan SD
Salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah dasar adalah PKn. Hal itu sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X pasal 37 ayat 1, menyebutkan kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat 10 mata pelajaran yaitu
Pendidikan Agama, Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam IPA, Ilmu Pengetahuan Sosial IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga,
KeterampilanKejuruan, Muatan Lokal dan Pendidikan Kewarganegaraan PKn. Menurut Azra 2005, Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang
mengkaji dan membahas tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, HAM, hak dan kewajiban warga negara serta proses
demokrasi Susanto, 2015: 226.
42
Adapun menurut Zamroni 2005 dalam Susanto 2015: 226 Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis. Pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses belajar
mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter.
Ruminiati 2007: 1.30 menyatakan bahwa PKn SD merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran yang
mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasilabudaya bangsa seperti yang terdapat pada kurikulum PKn SD. Tujuan PKn adalah untuk
membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn menurut Mulyasa 2007 dalam
Ruminiati 2007: 1.26 yaitu: 1 menjadikan siswa mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu
kewarganegaraan di negaranya; 2 menjadikan siswa mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggungjawab, sehingga bisa
bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan; dan 3 membuat siswa bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama
dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Berdasarkan uraian tujuan
pembelajaran mata pelajaran PKn, mata pelajaran PKn perlu diajarkan kepada anak, sebagaimana yang dikemukakan oleh Djahiri 1996 dalam Susanto 2015:
228-229, yaitu:
43
1 Bahwa sebagai makhluk hidup, manusia bersifat multikodrati dan
multifungsi-peran status; 2
Bahwa setiap manusia memiliki: sense of ..., atau value of ..., dan conscience of ..., sense of ... menunjukkan integritas atau keterkaitan atau
kepedulian manusia akan sesuatu. 3
Bahwa manusia ini unik unique human. Dasim dan Sapriya 2012: 3 dalam Susanto 2015: 230 mengemukakan
beberapa permasalahan kurikuler yang mendasar dan menjadi penghambat dalam peningkatan kualitas pendidikan PKn. Permasalahan-permasalahan kurikuler
tersebut antara lain: 1
Penggunaan alokasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum pendidikan dijabarkan secara kaku dan konvensional sebagai jam pelajaran
tatap muka terjadwal. 2
Pelaksanaan pembelajaran PKn yang lebih didominasi oleh kegiatan peningkatan dimensi kognitif mengakibatkan porsi peningkatan dimensi
kognitif lainnya menjadi terbengkalai. 3
Pembelajaran yang terlalu menekankan pada dimensi kognitif itu berimplikasi itu pada penilaian yang juga menekankan pada penguasaan
kemampuan kognitif saja sehingga mengakibatkan guru harus selalu mengejar target pencapaian materi.
Berdasarkan penjelasan mengenai hakikat pendidikan kewarganegaraan di SD, dapat dipahami bahwa tujuan mata pelajaran PKn di sekolah dasar ialah
untuk menjadikan warga negara yang baik. Warga negara yang baik menurut
44
tujuan mata pelajaran PKn yaitu warga negara yang tahu dan sadar dengan hak dan kewajibannya.
2.1.14 Karakteristik Siswa SD