124
O
2
- O
1
– O
4
- O
3
= 80,93 – 65 – 65 – 60,93
= 15,93 – 4,07
= 11,86 Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus atau secara empiris
tersebut, hasil akhir yang diperoleh yaitu 11,86. Dengan demikian, secara empiris tingkat keefektifan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan
soal, terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn materi Pengaruh Globalisasi adalah sebesar 11,86.
4.4 Pembahasan
Data variabel aktivitas dan hasil belajar yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis. Pada bagian pembahasan akan diuraikan tentang perbedaan
aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, dengan model konvensional, perbedaan hasil belajar
siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, dengan model konvensional, keefektifan model pembelajaran kooperatif
teknik berkirim salam dan soal terhadap aktivitas belajar siswa, dan keefektifan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal terhadap hasil
belajar siswa. Berikut ini penjelasan selengkapnya.
4.4.1 Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
Berkirim Salam dan Soal dengan Model Konvensional terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan data hasil perhitungan statistik aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan adanya perbedaan aktivitas
125
belajar siswa, antara kelas yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, dan kelas yang
pembelajarannya menggunakan model konvensional. Hasil penelitian yang diperoleh memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wirianto
2012 yang menyatakan, model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, lebih baik dibandingkan model konvensional.
Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa seperti bertanya, membaca, mendengar, menulis,
menggambar, berpikir, dan kegiatan lain yang menunjang prestasi siswa dalam proses belajar. Seperti dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif teknik
berkirim salam dan soal, aktivitas belajar siswa merupakan perhatian utama dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik berkirim salam dan soal mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Aktivitas belajar siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, berbeda dengan aktivitas
belajar siswa di kelas yang menerapkan model konvensional. Aktivitas belajar siswa di kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim
salam dan soal, mencakup aktivitas yang bersifat fisik, mental, dan emosional. Aktivitas fisik yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, yaitu kegiatan melihat, berbicara, mendengarkan, menulis, berkelompok, dan
melakukan permainan berkirim salam dan soal.
126
Aktivitas mental yang ditunjukkan siswa saat pelaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim
salam dan soal, yaitu mengingat materi dan berpikir. Aktivitas siswa berupa mengingat materi dan berpikir ditunjukkan siswa saat menjawab pertanyaan dari
guru dan membuat soal serta menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Aktivitas emosional yang ditunjukkan siswa saat pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, yaitu rasa percaya diri saat menyampaikan salam bersama kelompok dan keberanian saat mengajukan
maupun menjawab pertanyaan. Dierich dalam Hamalik 2015: 172-173, mengklasifikasi macam-macam
aktivitas belajar, yaitu: 1 kegiatan visual; 2 kegiatan lisan; 3 kegiatan mendengarkan; 4 kegiatan menulis; 5 kegiatan menggambar; 6 kegiatan
metrik; 7 kegiatan mental; dan 8 kegiatan emosional. Berdasarkan aktivitas belajar yang dikemukakan Dierich, ada beberapa aktivitas yang nampak saat
pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, antara lain kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, mental,
dan emosional. Aktivitas belajar tersebut kemudian digunakan sebagai pedoman dalam menilai aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Keenam
aktivitas belajar tersebut dijabarkan menjadi enam indikator, dengan masing- masing indikator memiliki empat deskriptor.
Aktivitas belajar siswa yang termasuk ke dalam kegiatan visual antara lain membaca materi pelajaran, memperhatikan materi yang dijelaskan guru,
memperhatikan media yang ditampilkan guru, dan memperhatikan penjelasan
127
siswa lain saat berdiskusi. Indikator kegiatan visual pada kelas eksperimen memperoleh skor total sebesar 213 dengan rata-rata 3,95, dan pada kelas kontrol
memperoleh skor total sebesar 199 dengan rata-rata 3,69. Aktivitas belajar siswa yang termasuk ke dalam kegiatan lisan antara lain, berani menyampaikan
pendapatide, bertanya pada guru apabila mendapat kesulitan saat pembelajaran berlangsung, menyampaikan jawaban apabila diberi pertanyaan oleh guru, dan
menanggapi pertanyaanjawaban yang disampaikan guru atau siswa lain. Perolehan skor pada kelas eksperimen sebesar 162 dengan rata-rata 3, dan pada
kelas kontrol memperoleh skor total sebesar 119 dengan rata-rata 2,21. Aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam indikator kegiatan
mendengarkan antara lain, mendengarkan penjelasan guru saat menerangkan materi, mendengarkan salam dan soal yang disampaikan siswa lain,
mendengarkan jawaban soal dari kelompok lain, dan mendengarkan pendapattanggapan dari siswa lain. Indikator kegiatan mendengarkan pada kelas
eksperimen memperoleh skor total 207 dengan rata-rata 3,84, dan pada kelas kontrol memperoleh skor total 194 dengan rata-rata 3,6. Aktivitas belajar siswa
yang termasuk dalam indikator kegiatan menulis antara lain, menulis materi pelajaran yang disampaikan guru, mengerjakan soal yang diberikan kelompok
lain, menulis rangkuman materi, dan mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Perolehan skor untuk indikator kegiatan menulis pada kelas eksperimen
sebesar 194 dengan rata-rata 3,6, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 180 dengan rata-rata 3,34.
Aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator kegiatan mental, antara lain mengingat materi pelajaran yang telah dijelaskan guru, dapat menyelesaikan
128
permasalahan dengan berdiskusi bersama teman satu kelompok, dapat mengambil keputusan saat berdiskusi, dan dapat menentukan salah satu anggota kelompoknya
sebagai perwakilan kelompok. Indikator kegiatan mental pada kelas eksperimen memperoleh skor total sebesar 91 dengan rata-rata 1,69, dan pada kelas kontrol
memperoleh skor total sebesar 79 dengan rata-rata 1,47. Kemudian, aktivitas siswa yang termasuk dalam kegiatan emosional antara lain, mengikuti
pembelajaran dengan tertib, tidak mengganggu siswa lain pada saat pembelajaran berlangsung, mempunyai minat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran, dan
percaya diri serta mempunyai keberanian dalam mengikuti pembelajaran. Perolehan skor untuk indikator kegiatan emosional ini pada kelas eksperimen
sebesar 78 dengan rata-rata 1,45, dan pada kelas kontrol memperoleh skor total sebesar 76 dengan rata-rata 1,41.
Berdasarkan hasil pengamatan, nilai aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada aktivitas belajar siswa di kelas kontrol. Hal ini
dikarenakan, siswa di kelas eksperimen lebih tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
teknik berkirim salam dan soal. Sejalan dengan pernyataan Sadker Sadker 1997 dalam Huda 2014: 66 yang menyatakan, manfaat pembelajaran
kooperatif salah satunya yaitu, siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang
lebih besar untuk belajar. Pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik
berkirim salam dan soal, mendorong siswa untuk menemukan penyelesaian
129
masalah secara mandiri bersama kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal, membantu siswa menjadi lebih mandiri dan
melatih siswa untuk berinteraksi dengan teman yang lain. Hal ini sejalan dengan teori Trianto 2011: 41-42 yang mengemukakan, melalui model pembelajaran
kooperatif, siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Perolehan skor aktivitas belajar siswa yang telah dijelaskan baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol, membuktikan bahwa aktivitas belajar di
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai aktivitas belajar siswa kelas eksperimen sebesar 77,47 termasuk dalam kategori sangat
tinggi, sedangkan nilai aktivitas belajar kelas kontrol sebesar 72,61 termasuk dalam kategori tinggi. Rata-rata skor kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
rata-rata skor kelas kontrol karena pengaruh penerapan model pembelajaran kooeperatif teknik berkirim salam dan soal. Berdasarkan hasil pengamatan dan
perolehan nilai aktivitas belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar PKn materi Pengaruh Globalisasi antara pembelajaran
yang menerapkan model pembelajaran koperatif teknik berkirim salam dan soal dengan pembelajaran yang menerapkan model konvensional.
4.4.2 Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik