32
2.1.8 Hasil Belajar
Menurut Nawawi dalam K. Brahim 2007: 39 dalam Susanto 2015: 5, menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Winkel
1996 menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya Purwanto, 2014: 45. Menurut
Suprijono 2015: 5, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.
Hasil belajar yaitu, perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar Susanto, 2015: 5. Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar Anitah, dkk., 2009: 2.19. Hasil belajar
harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku yang baru dari siswa. Romizoswki 1982 dalam Anitah, dkk. 2009: 2.19 menyebutkan dalam skema
kemampuan yang dapat menunjukkan hasil belajar yaitu: 1 keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah
dan berpikir logis; 2 keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual; 3 keterampilan reaktif berkaitan dengan
sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control; 4 keterampilan interaktif
berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan.
Pendapat yang dikemukakan oleh Wasliman 2007 dalam Susanto 2015: 12, hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
33
antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajarnya. Faktor
eksternal ini meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Menurut Gagne 1984 dalam Suprijono 2015: 5-6, hasil belajar berupa 1 informasi verbal; 2 keterampilan intelektual; 3 strategi kognitif; 4
keterampilan motorik; dan 5 sikap. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun
penerapan aturan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan
mengkategorisasi, kemampuan
analitis-sintesis fakta-konsep,
dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan
kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
34
Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani. Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.
Dari pengertian hasil belajar dari para ahli, secara sederhana yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik
berkirim salam dan soal, diharapkan penerapan model pembelajaran ini efektif
terhadap hasil belajar siswa. 2.1.9
Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan
melaksanakan strategi
dan aktivitas
prinsip pembelajaranparadigma belajar dari pola lama bergeser menuju ke pola baru
Hosnan, 2014: 181. Menurut Joyce dan Weil 1980 mendefinisikan pembelajaran sebagai
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
35
pembelajaran Sumantri, 2015: 37. Sukamto, dkk dalam Nurulwati 2010 dalam Trianto 2011: 5 mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Pengertian model
pembelajaran menurut Winataputra 2001 dalam Sugiyanto 2010: 3 adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Menurut Suprijono 2015: 46 model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Kardi dan Nur 1998 dalam Trianto 2011: 23 model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah 1 rasional teoritik logis yang
disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; 2 landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar tujuan pembelajaran yang akan dicapai; 3
tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan 4 lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
36
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai model pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
dirancang oleh guru dan dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong
tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran
sehingga siswa akan mencapai hasil belajar yang lebih baik.
2.1.10 Pembelajaran Kooperatif