Pendekatan Penelitian METODE PENELITIAN

45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menekankan pada pelaksanaan pendidikan anak jalanan yang terdiri dari permasalahan strategi rumah singgah dalam menangani permasalahan anak jalanan, pengelolaan pendidikan di rumah singgah, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan anak jalanan, serta efektivitas pelaksanaan pendidikan anak jalanan tersebut. Oleh karena itu pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan evaluatif deskriptif kualitatif. Penelitian evaluatif merupakan kegiatan mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan manfaat atau nilai dari pendidikan, dimana manfaat tersebut didasarkan pada standar atau kriteria tertentu yang telah ditentukan Nana Syaodih Sukmadinata, 2006 : 120. Sedangkan dalam penelitian desktiptif mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas mengenai topik permasalahan penelitian. Sedangkan dalam metode penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistik Deddy Mulyana, 2004: 150. Sesuai penjabaran di atas penelitian ini menggunakan pendekatan evaluatif deskriptif, dimana dalam penelitian desktiptif bertujuan untuk memberi gambaran yang lebih jelas mengenai topik permasalahan penelitian. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan mengenai pelaksanaan pendidikan anak jalanan dan kebermanfaatan rumah singgah bagi pendidikan anak jalanan. 46 Sedangkan model evaluasi yang digunakan adalah Discrepancy Model atau model kesenjangan. Model discrepancy ini dikembangkan oleh Malcolm Provus dimana dalam model ini menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program dengan mengukur besarnya kesenjangan yang ada di setiap komponen Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, 2007 : 31. Pada dasarnya model evaluasi ini mengukur besarnya kesenjangan yang ada berdasarkan standar yang seharusnya dicapai dengan pelaksanaannya. Adapun skema proses perbandingan standar dengan pelaksanaan dalam model Discrepancy ini sebagai berikut : S C D P Gambar 3. Alur Desain Evaluasi Model Discrepancy Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa dalam model Discrepancy yakni proses evaluasi dilakukan evaluator dengan membandingkan atau mengkomparasikan antara standar program dengan pelaksanaan program, yang kemudian hasil dari komparasi tersebut adalah informasi apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar atau jauh dari standar terdapat ketidaksesuaian atau kesenjangan antara standar dengan pelaksanaan. Informasi tersebut evaluator gunakan untuk menentukan A S = Standard P = Program Performance C = Compare D = Discrepancy information A = Change in program performance or standard 47 langkah selanjutnya, yakni apakah program akan dilanjutkan, mengganti standar atau pengelola, mengganti program, atau bahkan menghentikan program. Malcolm Provus dalam buku Blaine R. Worthen dan James R. Sanders Educational Evaluation: Theory and Practice 1973 : 172 menyebutkan bahwa : “The purpose of program evaluation is to determine whether to improve, maintanin, or terminate a program. Evaluation is the process of a agreeing upon program standards, b determining whether a discrepancy exists between some aspect of the program and the standards governing that aspect of the program, and c using the discrepancy information to identify the weaknesses of the program”. Berdasarkan pendapat di atas, Provus menyebutkan bahwa kegunaan dari evaluasi program adalah menentukan apakah program yang ada harus diperbaiki atau direvisi, atau kah program harus diteruskan, atau bahkan program harus dihentikan. Dalam kegiatan evaluasi, Provos menekankan pada 3 tahapan yakni menentukan standar program, menentukan apakah terdapat ketidaksesuaian antara standar dan pelaksanaan program, kemudian menggunakan keridaksesuaian tersebut untuk mengidentifikasi kelemahan program. Berdasarkan penjabaran di atas, model evaluasi discrepancy menekankan pada kegiatan mengukur adanya kesenjangan antara standar yang akan dicapai dengan pelaksanaan yang telah terjadi. Kesenjangan atau ketidaksesuaian tersebut akan digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya, yakni apakah program akan direvisi, diteruskan, atau bahkan dihentikan. Penelitian ini berfokus pada pelaksanaan pendidikan anak jalanan dan efektivitas rumah singgah bagi pendidikan anak jalanan, dimana kebermanfaatan atau efektivitas rumah singgah dan pendidikan anak jalanan 48 diukur berdasarkan besarnya kesenjangan atau ketidaksesuaian yang ada disetiap komponen pendidikan anak jalanan. Kesenjangan atau ketidaksesuaian yang diukur dalam pendidikan anak jalanan ini adalah kesenjangan antara proses pendidikan anak jalanan yang dilaksanakan dibandingkan dengan standar pelaksanaan pendidikan anak jalanan yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk mengukur efektivitas rumah singgah dalam melaksanakan pendidikan anak jalanan dilihat dari kesenjangan yang muncul diantara komponen yang ada. Rumah singgah dapat dikatakan efektif apabila kesenjangan antara standar dengan pelaksanaan pendidikan kecil, sedangkan rumah singgah dikatakan tidak efektif apabila kesenjangan yang ada antara standar dan pelaksanaan terlalu besar.

B. Setting Penelitian