286
4. Wawancara Tenaga Kependidikan Rumah Singgah Anak Mandiri A. Identitas diri
1. Nama : Tnt
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Pendidikan terakhir : S1
4. Pekerjaan : Pekerja sosial
5. Alasan bekerja : Saya relawan, tapi betah sampai sekarang.
Karena kekeluargaan, kita ada ikatan batin dengan anak yang kita dampingi, karena
kalau seumpama ada sesuatu yang terjadi dengan mereka, entah itu bahagia atau sedih
kadang kita terlarut. Sudah bagian hidup kita, ya walupun kita punya keluarga sendiri,
tapi mereka sudah masuk seperti keluarga.
6. Lama kerja : 23 tahun
B. Program Pendidikan Layanan Khusus Anak Jalanan 11. Apakah terdapat syarat khusus untuk menjadi tenaga kependidikan?
“Syaratnya cuma satu, punya waktu dan kepedulian. Ech dua berarti ya, punya waktu dan kepedulian aja. Kalau punya waktu kan bisa kumpul
dengan anak-anak, sharing, bisa berteman, kalau bisa seperti itu nanti otomatis ada kelanjutan”.
12. Apa saja tugas dan tanggung jawab tenaga kependidikan ?
“Mengumpulkan data, menginventarisir, mengkoleksi apa yang di punya, termasuk buat laporan. Tapi nggak mesti kok yang bikin laporan
administrasi. Secara tugas memang administrasi, tapi kalau tidak ada dukungan dari teman-teman nggak bisa jadi laporan. Makanya saya bilang
kalau di sini harus angharbei, semuanya harus bisa. Walaupun sekedar info begini-begini, tugasnya yang membuat ini yang ngeprint ini, tapi ya
saling mendukung lah”.
13. Menurut Ibu, apa yang harus dimiliki oleh tenaga kependidikan ?
“Yang pasti kemampuan ya, harusnya kan punya kemampuan administrasi. Tapi kalau di Jogja jarang ya ada pelatihan administrasi.
Sehararusnya memang ada pelatihan-pelatihan, jadi kita sebagai tenaga administrasi kita pelaporan itu nggak terlalu bingung, cara apa ngumpulin
materi-materi yang sesuai pakem-pakem PKBM kita seharusnya tau”.
14. Berapa jumlah tenaga pendidik dan kependidikan PLK?
“Ya secara struktural saya, yang utama itu saya tapi nanti temen-temen yang belom masuk nanti akan bantuin. Kayak Mas Rz, walaupun statusnya
sebagai apa. Ya kita kebentur yang kemarin itu ya mbak ya, harusnya ada berapa tapi yang dimasukan hanya satu. Ya secara strukturalnya, misalnya
gini, pimpinannya sebagai ketua harus satu, terus administrasi hanya satu,
287
bendahara hanya satu. kan sebuah lembaga itu ada dua admin, tapi kan harusnya hanya satu, jadi ya saya sekalian merangkap keuangan. Kita
tidak bisa ya kayak di sekolahan formal yang ada TU, BK, guru, kita tidak bisa seperti itu. Bisa jadi administrasi itu nanti turun ke lapangan, atau bisa
saja Tutor itu nggak harus di sini bisa turun ke lapangan”.
15. Dari mana sumber dana PLK?
“Dari Kementerian sosial ada, dari donatur ada,dari BPD itu donatur, dari Amanda brounies kita ada donatur, itu yang rutin. Terus dari Dinas sosial
sendiri ada dana operasional, tapi untuk bayar listrik, telfon sudah habis mbak, cuma berapa itu, 12 juta atau berapa itu. Ya kita operasional dari
itu. Kalau untuk dari Kemensos lewat rekening, kalau dari DIKPORA itu lewat kantor pos”.
16. Bagaimana partisipasi masyarakat atau pun keluarga dalam pelaksanaan PLK anak jalanan ?
“biasanya kan untuk pertolongan atau apa”
17. Bagaimana peran serta Dinas terkait?
“Kalau dari Dinas kadang kasih pelatihan ketrampilan, life skill, pelatihan, mungkin dengan dinas sosial, dengan BLK, nanti pelatihannya ke kerja
itu. Disana nggak ngapa-ngapain, nggak ada apa-apa. Biasanya kalau ada anak yang menghubungi, buk aku kegaruk, ya kalau masih anak-anak kita
kesana nanti kita bawa kesini. Kadang kita penajngkauan dengan Dinas Sosial, dengan Polda, dengan temen-temen yang care Rumah Singgah
gitu kaya Hafara, dengan LPA, dengan Diponegoro, dengan Ahmad Dahlan, kita penjangkauan sampai alun-alun, nanti ploting areanya mana,
nanti titik-titik merah anak-anak suka ngumpul gitu sudah ada jadwalnya. Walaupun kadang nanti penjangkauannya blong mbak, cuma dapet orang
dewasa anaknya nggak ada. Cuma ya kalau orang dewasa sih itu mbak faktor mental mbak, kadang mereka lebih suka dimiskinkan, karena
mereka nanti bisa mendapat banyak bantuan.
18. Bagaimana strategi pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah anak jalanan?