56 yang tercantum pada tabel kategorisasi dan pengkodean yang sudah
terselesaikan. Menurut Herdiansyah 2010, dalam model interaktif Miles dan Husman pada tahapan kesimpulan atau verifikasi terdapat
tiga tahapan yang harus dilakukan. Pertama, menguraikan sub- kategori tema dalam tabel kategorisasi dan pengodean disertai dengan
quote verbatim wawanvcaranya. Kedua, menjelaskan hasil temuan penelitian dengan menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan aspek
komponen. Ketiga, membuat kesimpulan dari temuan tersebut dengan memberikan penjelasan dari jawaban pertanyaan penelitian yang
diajukan. Apabila ketiga tahapan tersebut telah selesai dilaksanakan, maka dapat dikatakan bahwa secara analisis data kualitatif, penelitian
yang dilakukan telah selesai dan peneliti telah memiliki hasil atau jawaban dari pertanyaan penelitian.
G. Keabsahan Data
Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi data. Nusa Putera 2011 : 189-193 menyebutkan
bahwa triangulasi data atau sering disebut dengan cek dan ricek, yaitu pengecekan data menggunakan beragam sumber lebih dari satu sumber,
teknik, maupun waktu. Pengecekan menggunakan beragam sumber ditujukan untuk memastikan apakah data yang didapatkan benar atau
tidak. Beragam teknik berarti menggunakan berbagai cara teknik secara bergantian untuk memastikan apakah data yang didapatkan memang
benar. Beragam waktu berarti memeriksa keterangan dari sumber atau informan yang sama pada waktu yang berbeda, serta membandingkan
57 penjelasan informan dengan peneliti dan penjelasan ketika informan
berhadapan dengan publik. Dalam teknik pengujian keabsahan terdapat triangulasi yang
terdiri dari triangulasi metode, teori, dan sumber data.Triangulasi metode menurut Patton mengunakan strategi pengecekan hasil penelitian dengan
beberapa teknik pengumpulan data, pengecekan sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi teori dilakukan dengan menguraikan pola,
hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelsan pembanding. Triangulasi sumber data
dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan perkataan informan di depan publik dengan
perkataan secara pribadi, membandingkan perkataan publik mengenai situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif informan dengan pandangan
orang lain, serta membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan Burhan Bungin, 2011 : 264-266.
Keabsahan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan dua tahapan triangulasi, yakni triangulasi sumber data dan teknik. Triangulasi
sumber dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara dari berbagai informan,
dimana hasil
perbandingan tersebut
dideskripsikan, dikategorisasikan, dianalisis, kemudian ditarik kesimpulan. Triangulasi
teknik dilakukan dengan cara membandingkan informasi yang diperoleh dari teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Maraknya anak jalanan di Yogyakarta tidak lepas dari akibat pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Pertumbuhan ekonomi yang tidak
merata tersebut tidak jarang menyebabkan keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhannya, yang pada ada
akhirnya anak menjadi korban. Kebutuhan dasar anak untuk memperoleh tempet tinggal yang layak, makanan, kasih sayang, bahkan pendidikan pun
menjadi terbengkalai. Melihat permasalahan tersebut, pemerintah pusat dan daerah, serta LSM
melakukan berbagai pendekatan untuk mengatasi permasalahan anak jalanan, salah satunya yakni dengan mendirikan Rumah Singgah. Dengan adanya
Rumah Singgah ini diharapkan dapat memberikan pendampingan dan advokasi anak jalanan.
1. Rumah Singgah Ahmad Dahlan a. Profil Rumah Singgah Ahmad Dahlan
1 Sejarah Rumah Singgah Ahmad Dahlan
Realita bahwa merebaknya anak-anak yang terpaksa harus turun ke
jalanan untuk mencari sesuap nasi
demi bertahan hidup
menimbulkan keterpanggilan jiwa para ikatan Muhammadiyah. Melihat fenomena tersebut, Ikatan Muhammadiyah berkeinginan untuk
membebaskan Yogyakarta dari anak jalanan melalui Ahmad Dahlan Foundation, yang pada akhirnya pengurus Ahmad Dahlan Foundation
mendirikan Pondok Pesantren Muhammadiyah Rumah Singgah