Efektivitas Sarana Prasarana Pendidikan Anak Jalanan

207 pokok yang ada rumah singgah mampu mencapai standar ketercapaian minimal yang ada, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam komponen ini sudah efektif. Berdasarkan pembahasan isi pendidikan di masing-masing rumah singgah dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan anak jalanan Rumah Singgah Anak Mandiri sudah mencapai tujuan, terbukti dari standar ketercapaian minimal yang sudah berhasil dicapai. Sedangkan Rumah Singgah Ahmad Dahlan belum mencapai standar yang ada, dikarenakan pembelajaran yang sudah dirancang tidak dapat terlaksana karena partisipasi anak dalam pendidikan sangat minim.

j. Efektivitas Sarana Prasarana Pendidikan Anak Jalanan

Sarana dan prasarana merupakan keseluruhan sumber dan fasilitas yang menunjang dalam proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pendidikan anak jalanan ini, sarana prasarana yang harus ada yakni, tempat belajar, administrasi, serta sarana penunjang. Keberadaan sarana dan prasarana tersebut tentu saja akan membantu anak jalanan beserta pendidik untuk melakukan proses pendidikan, serta mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Salah satu sarana yang sangat penting adalah tempat belajar, yakni tempat yang tersedia yang memungkinkan untuk dilaksanakannya proses pembelajaran. 1 Rumah Singgah Ahmad Dahlan Standar sarana prasarana di Rumah Singgah Ahmad Dahlan ini sudah tercapai, terlihat dari ketiga standar pokok yang ada rumah singgah dapat memenuhi kedua standar pokok. Akan tetapi masih 208 terdapat satu standar yang belum tercapai. Rumah Singgah Ahmad Dahlan mempunyai tempat belajar yang mampu menampung 15-20 anak, mempunyai 1 papan tulis white board ukuran kecil dan alat tulis untuk belajar anak, akan tetapi rumah singgah ini tidak mempunyai meja belajar untuk belajar anak. Pada standar terdapat sarana administrasi belum tercapai. Rumah singgah ini baru memenuhi tiga standar ketercapaian minimal, yakni terdapat papan nama PLK di depan rumah singgah, terdapat buku keuangan, serta terdapat buku surat masuk dan keluar. Sedangkan untuk stantar ketercapaian minimal lainnya belum tercapai, yakni tidak terdapat papan struktur organisasi, buku induk peserta didik, tidak terdapat buku daftar hadir peserta didik, tidak terdapat buku daftar nilai peserta didik, tidak terdapat buku tanda terima ijazah, tidak terdapat buku agenda pembelajaran, tidak terdapat buku induk tenda pendidik dan kependidikan, serta tidak terdapat buku daftar inventaris. Rumah singgah ini juga mempunyai mesin jahit, komputer, serta perpustakaan, akan tetapi untuk perlengkapan seni rumah singgah tidak memiliki. Berdasarkan pembahasan di atas disimpulkan bahwa sarana prasarana di Rumah Singgah Ahmad Dahlan untuk pembelajaran dan sarana penunjang sudah cukup baik, tetapi untuk sarana administrasi masih kurang. Sedangkan untuk sarana penunjang perlengkapan seni rumah singgah ini tidak mempunyai. Tidak tercukupinya sarana administrasi tentu saja dapat mempersulit rumah singgah dalam pengarsipan maupun pendataan. 209 2 Rumah Singgah Anak Mandiri Sarana prasarana di Rumah Singgah Anak Mandiri sudah tercapai, terlihat dari ketiga standar pokok yang ada telah terpenuhi oleh rumah singgah. Rumah Singgah Anak Mandiri ini mempunyai 2 buah papan tulis white board dengan ukuran besar dan sedang, untuk papan tulis ukuran besar berada di lantai atas, sedangkan papan tulis ukuran sedang berada di lantai bawah. Rumah singgah ini juga mempunyai alat tulis, seperti spidol, pensil, serta pulpen yang disediakan untuk proses pembelajaran. Untuk kegiatan pembelajaran, rumah singgah ini mempunyai satu buah meja belajar besar di ruangan atas serta meja belajar kecil. Ruma singgah ini mempunyai dua tempat belajar, yakni di lantai atas dan di lantai bawah. Pada lantai atas dapata menampung 10 anak. sedangkan tempat belajar di lantai bawah dapat menampung 5-7 anak. Pada standar terdapat sarana administrasi, rumah singgah telah memenuhi standar ketercapaian minimal, walaupun masih terdapat standar ketercapaian minimal yang belum tercapai, yakni rumah singgah mempunyai papan nama PLK, mempunyai papan struktur organisasi , mempunyai buku daftar hadir peserta didik, mempunyai buku daftar inventaris, mempunyai buku keuangan, mempunyai buku agenda pembelajaran, mempunyai buku surat masuk dan keluar. Sedangkan rumah singgah tidak terdapat buku induk tenda pendidik dan kependidikan, tidak mempunyai buku induk peserta didik, tidak terdapat buku daftar nilai peserta didik, serta tidak terdapat buku tanda terima ijazah. Sedangkan untuk 210 sarana penunjang, terdapat alat ketrampilan khusus, terdapat perlengkapan seni, seperti ruang musik dan alat-alat musik. Terdapat buku bacaan atau perpustakaan, serta terdapat pelengkapan TIK, seperti komputer. Rumah singgah ini mempunyai 5 komputer untuk anak dan 3 komputer untuk pekerja sosial dan tenaga administrasi. Berdasarkan pembahasandi atas disimpulkan bahwa sarana prasarana, baik sarana utama untuk pembelajaran maupun sarana penunjang telah dimiliki oleh rumah singgah. Dengan terpenuhinya sarana prasarana ini maka akan mempermudah rumah singgah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Karena sarana prasarana merupakan alat untuk pencapaian tujuan. Dalam memberikan analisis mengenai efektivitas, peneliti menggunakan pendekatan evaluatif untuk mengetahui efektivitas kelima komponen pendidikan anak jalanan. Sedangkan model evaluasi yang digunakan adalah Model Discrepancy, dimana efektivitas komponen diketahui dengan mengukur adanya kesenjangan antara standar yang akan dicapai dengan pelaksanaan yang telah terjadi. Dalam menentukan efektivitas setiap komponen menggunakan hasil perbandingan tersebut, dimana hasil perbandingan tersebut berupa kesenjangan atau ketidaksesuaian, dimana semakin tinggi kesenjangan yang ada maka semakin belum efektif, sedangkan semakin sedikit kesenjangan antara standar dan pelaksanaannya maka semakin efektif. Atau dapat dikatakan belum efektif ketika komponen tidak mencapai standar, sedangkan komponen dapat dikatakan efektif apabila mencapai standar. Sedangkan 211 untuk mengetahui efektivitas rumah singgah, dilihat berdasarkan ketercapaian standar setiap komponen. Tabel 17. Hasil Efektivitas Komponen Pendidikan Anak Jalanan Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pencapaian standar pada Rumah Singgah Anak Mandiri lebih baik dari pada Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Dalam efektivitas setiap komponen pendidikan anak jalanan, Rumah Singgah Anak Mandiri telah berhasil mencapai standar yang ada, sedangkan Rumah Singgah Ahmad Dahlam belum sepenuhnya mencapai standar yang ada. Jadi dapat dikatakan pelaksanaan pendidikan anak jalanan di Rumah Singgah Anak Mandiri sudah terlaksana secara efektif, sedangkan Rumah Singgah Ahmad Dahlan belum efektif. Rumah Singgah Komponen Ahmad Dahlan Anak Mandiri Tujuan Pendidikan Belum efektif Efektif Peserta Didik Belum efektif Efektif Pendidik dan Kependidikan Efektif Efektif Isi Pendidikan Belum efektif Efektif Sarana Prasarana Efektif Efektif 212

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan, serta temuan penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pendidikan anak jalanan di rumah singgah : a. Dalam mengatasi permasalahan anak jalanan, Rumah Singgah Ahmad Dahlan dan Rumah Singgah Anak Mandiri mempunyai tahapan yang sama yakni terdiri dari lima tahap, tahap penjangkauan, tahap masuk rumah singgah, tahap persiapan pendampingan, tahap penerimaan pendampingan, serta tahap pengakhiran pendampingan. b. Dalam melakukan pengelolaan, baik pimpinan rumah singgah, pekerja sosial, pendidik maupun tenaga administrasi di Rumah Singgah Ahmad Dahlan dan Rumah Singgah Anak Mandiri telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. c. Rumah Singgah Ahmad Dahlan dan Rumah Singgah Anak Mandiri menggunakan dua bentuk penyelenggaraan pendidikan, yakni model layanan rumah singgah boarding house dan pendidikan melalui jalur formal. Pelaksanaan pendidikan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan menekankan pada pendidikan agama dan karakter, sedangkan Rumah Singgah Anak Mandiri menekankan pada pendidikan formal.