Sumber dana tersebut digunakan untuk apa saja ? Menurut Bapak apakah sarana prasarana sudah sesuai ?
                                                                                257
donator barang bekas, dari Koran sampai ke elektronik. Koran kadang kita daur  ulang  untuk  menjadi  kertas  kado  dan  lain  sebagainya  untuk  media
ketrampilan.  Kemudian  yang  kedua  kita  jual  kita  rongsokkan  langsung untuk  ya beli lauk pauk  anak-anak kemudian untuk uang sekolah, seperti
itu.  Terus  dulu  kita  pada  waktu  2004  kita  punya  Rumah  Usaha  yang menampung  barang-barang  seperti  itu,  tapi  khususnya  barang  elektronik.
Nah  kita  percayakan  ke  seseorang  itu,  ternyata  kepercayaan disalahgunakan tidak amanah, sehingga mending kita tutup saja karena ya
awal-awalnya  pemasukannya  untuk  panti  itu  bisa  surplus  lah,  kita  ndak usah ada donasi pun ternyata dengan itu bisa untuk masak atau kebutuhan
sebagainya.  Tapi  kok  akhir-akhirnya  ya  oknum  tadi  ya  terus  kebanyakan kita  rongsok  lah,  Ya  Alhamdulillah  itu  bagus  untuk  perkembangan  panti
kita.  Karna  kalau  donator  itu  kadang  kalau  uang  keberatan,  tapi  kalau barang-barang yang  sudah  tidak  terpakai  padahal  itu  masih  besar
manfaatnya untuk kita.  Ya itu salah satunya  yang bisa menopang  Ahmad Dahlan ini sebagian dari donator barang bekas dan donator tetap. Dulu kita
punya  rumah  usaha  deket  Pasar  Telo,  selatannya  pinggir  jalan, tapi  ya sekali lagi itu terus kita tutup di tahun 2008, cuma berjalan 4 tahunan.
14. Sumber dana tersebut digunakan untuk apa saja ?
“Ada  dana  operasional  dari  Dinas  Sosial,  itu  biasanya  untuk  bayar keperluan listrik, air, telefon, terus kemudian untuk ATK, itu cukup untuk
menopang.  Kalau  untuk  PKSA  ini  tapi  kegunaannya  memang  untuk penambahan gizi anak. Program ini dari Dinas Sosial, itu memang ya tidak
boleh  untuk  pendidikan  karena  untuk  pendidikan  kan  anak  ada  BOS,  ini khusus  untuk  peningkatan  gizi,  kemudian  untuk  pemenuhan  anak  baik
untuk  mencari  akte  dan  lain  sebagainya  seperti  itu,  berobat  kita mempunyai  jaminan  kesehatan,  ya  cuma  untuk  pemenuhan.  Tapi  kan
kadang anak kalau sekolah kan yo butuh uang saku, mungkin seragam dan sebagainya  kalau  BOS  tidak  ada ya  kita  ambilkan  dari  itu.  Dan  itu
memang  sedikit  kan,  setahun  dapat  satu  juta  tahun  ini  kemaren  satu setengah.  Itu  kalau  untuk  semacam  pendidikan  itu  kan  sangat-sangat
kurang, untuk pemenuhan gizi ya cuma untuk apa hanya berapa bulan, tapi ya  sudah  cukup membantu  lah,  kita  kan  carikan  ada  donator  tetap  dan
sebagainya untuk mereka. Kalo untuk pekerja sosialnya itu kan ada lima, saya, mas AR, mbak Ek, mbak Str, mbak Ant. Saya, mbak Ant, mbak Ek,
ini digaji dari yayasan kita, dimana kita mencari gaji untuk bertiga ini, ya baik nanti sisa operasional dari Dinas Sosial, kemudian nanti ada fee dari
kegiatan  apa,  terus  dari  barang-barang  bekas  yang  mungkin  ada  berapa persen  untuk  anak-anak  berapa  persen  untuk  lembaga.  Ya  kalau  dalam
bekerja wajib di kasih lah, kemudian kalo mas AR ini kan dari kemensos, itu  gajinya  langsung  dari  kementerian  sosial  pusat  Jakarta,  mbak  Str  itu
258
dari  dinas  sosial  propinsi,  itu  satu  team  satu  kru  tapi  ada  gaji-gaji  yang berdua ini dari pemerintah”.
15. Menurut Bapak apakah sarana prasarana sudah sesuai ?
“Ya  kalau  fasilititas  itu,  saya  rasa  kalau  di  Rumah  Singgah  ya  sudah standar, ada kamar tidur ya beralaskan nggak cuma di lantai gitu, ada tikar
ada kasur, kamar mandi ada sabun, perlengkapan baju ada, kesehatan kita jamin  dengan  jaminan  kesehatan,  sekolah  kita  juga  carikan  beasiswa.
Kalau
standarisasi secara
umum saya
melihat dimana-mana
Alhamdulillah ya sudah luar biasa ini, ada  yang mampu saya lah 24 jam untuk  mengawasi  mereka,  yang  lainnya  kan  nggak  ada  yang  seperti  itu.
Bisa  lihat  nanti kalau  Nurma  mau  main  kemana-mana  itu  ,  ada  yang Rumah  Singgahnya  itu  tutup  nanti  jam  12,    jadi  tidak  menampung  anak
lagi, itu kan ada yang seperti itu, sore udah tutup nanti buka lagi jam 9 itu juga  ada.  Iya,  ndak  ditempati,  ya  seperti  itu  lah.  Ya  orang  itu  macem-
macem  lah,  tergantung.  Kalau  untuk  pendidikan  kita  di  sini  ada  buku- buku  bacaan,  kita  juga  menyediakan  alat  tulis  untuk  siswa,  kalau  untuk
ketrampilan  kita  juga  punya  komputer,  mesin  jahit  itu  juga  ada,  ya mungkin itu aja tapi cukup membantu lah”.
16. Apakah lingkungan sekitar rumah singgah mendukung PLK?