Faktor dan Ukuran Efektivitas

10 dikatakan efektif ketika mendekati tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Efektivitas juga dapat berarti pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya manusia atau pun sumber daya lingkungan sekitar untuk mencapai tujuan dengan acuan indikator yang telah ditentukan. Efektivitas pada dasarnya menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu telah ditentukan, efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti semakin mendekati efektivitas.

2. Faktor dan Ukuran Efektivitas

Sudarwan Danim 2004 : 130-143 dalam bukunya Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor penentu dalam efektivitas. Dalam kaitannya dengan susunan kelompok atau organisasi yang efektif, terdapat dua faktor penentu, yakni karakteristik setiap anggota dalam kelompok atau organisasi, dan kombinasi atau pola kepribadian anggota yang menyusun kelompok atau organisasi. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu kelompok atau organisasi, antara lain sebagai berikut : a. Gaya kepemimpinan Pemimpin sebagai perencana, pelaksana, pembuat keputusan, komunikator, evaluator, maupun innovator memainkan peran yang penting dalam menetapkan keputusan dan mempengaruhi kelompok 11 atau organisasi. Oleh karena itu, keberhasilan suatu kelompok atau organisasi dipengaruhi oleh keberhasilan pemimpin. b. Motivasi anggota Tingkat efektivitas sangat dipengaruhi oleh anggota sebagai unit terkecil dalam kelompok. Keinginan bekerja para anggota pada tugas-tugas kelompok akan mendekatkan kelompok pada keberhasilan dan efektivitas. c. Ketergantungan Ketergantungan yang dimaksudkan yakni ketergantungan antaranggota, antara pemimpin dengan anggotanya, bahkan ketergantungan sarana dalam pencapaian tujuan kelompok. d. Hubungan Hubungan yang dimaksud yaitu hubungan semua anggota kelompok atau organisasi dalam pencapaian tujuan. e. Kultur Kultur merupakan budaya yang diciptakan di sekitar lingkungan kelompok, baik berupa kultur yang terlihat yang meliputi visi, misi, tujuan, serta interaksi antar anggota, sedangkan kultur yang tidak terlihat yakni, karakteristik anggota, yakni kejujuran, etos kerja yang dimiliki anggota, serta sikap anggota terhadap usaha pencapaian tujuan kelompok. Dalam kelompok, kultur dapat menghambat pencapaian tujuan, atau sebaliknya menunjang tercapainya tujuan. f. Kemampuan untuk berinteraksi atau komunikasi Interaksi dan komunikasi sangat penting dalam pencapaian tujuan, bentuk interaksi atau komunikasi: cepat, lambat, situasional. 12 g. Sistem nilai Sistem nilai mempengaruhi efektivitas, karena hasil dari sistem nilai akan merujuk pada sikap atau tindakan yang harus dilaksanakan. Dalam sistem penilaian dapat berupa terbuka, tertutup, dan prasangka. h. Ukuran kelompok Ukuran kelompok atau besar kecilnya suatu kelompok atau organisasi dapat mempengaruhi efektivitas. Carter dkk mengemukakan bahwa kelompok kecil lebih efektif daripada kelompok besar, karena pada setiap anggota kelompok kecil mempunyai kebebasan bergerak dalam mengaktualisasikan kemampuan dasarnya. Sedangkan dalam kelompok besar, tidak semua anggota dapat mengaktualisasikan kemampuannya. i. Partisipasi Ukuran kelompok atau besar-kecilnya suatu kelompok atau organisasi berhubungan dengan penyebaran partisipasi, yang berarti apabila luas kelompok organisasi bertambah besar maka jumlah gagasan yang dihasilkan bertambah, tetapi semakin besar kelompok maka semakin banyak anggota yang mengalami hambatan untuk ikut serta berpartisipasi. j. Produktivitas Dapat dikatakan bahwa suatu kelompok atau organisasi dengan tingkat produktivitas yang tinggi, maka akan mendekati efektivitas. Krech Cruthfield dan Ballachey mengemukakan bahwa efektivitas suatu kelompok atau organisasi tergantung pada karakteristik struktural, 13 ukuran kelompok atau organisasi, anggota, struktur, status, maupun kemampuan komunikasi dalam kelompok atau organisasi tersebut. Sependapat dengan Sudarwan Danim, John MacBeath dan Peter Mortimore 2005 : 19-119 dalam bukunya Improving School Effectiveness : memperbaiki efektivitas sekolah, terdapat empat faktor yang mempengaruhi efektivitas, antara lain sebagai berikut : a. Performa anggota Pada kelompok atau organisasi yang efektif, performa anggota cenderung baik, dan sebaliknya pada kelompok yang tidak efektif mempunyai performa anggota yang cenderung jelek. b. Kepemimpinan Profesional Pola-pola kepemimpinan yang dibentuk oleh pemimpin mempengaruhi efektivitas. c. Penilai Terdapat dua penilai, yakni penilai luar ekstern yang akan menilai tingkat efektivitas secara objektif dan penilai dalam intern yang akan menghasilkan penilaian yang subjektif. Penilai menjadi salah satu faktor penentu efektivitas, karena penilai melihat tingkat keberhasilan suatu kelompok atau organisasi, dimana dengan hasil penilaian dapat melihat apakah kelompok atau organisasi tersebut efektif atau tidak. d. Partisipasi Kunci efektivitas adalah partisipasi semua anggota kelompok. Jadi efektivitas diperoleh melalui semua partisipasi anggota dan kemampuan anggota dalam melakukan tugas masing-masing. 14 Selain kelima faktor tersebut, dalam buku Improving School Effectiveness : memperbaiki efektivitas sekolah juga disebutkan beberapa faktor penting yang mempengaruhi efektivitas menurut Sammons dkk, yakni visi dan tujuan bersama, lingkungan yang kondusif, konsentrasi pada tugas, harapan tinggi, dorongan positif, monitoring kemajuan, serta kemitraan. Terlepas dari faktor-faktor efektivitas di atas, dalam menentukan suatu program, kelompok, maupun organisasi dapat dikatakan sudah efektif perlu adanya pengukuran. Pengukuran efektivitas tidak hanya berorientasi pada hasil akhir, tetapi juga pada proses pencapaian tujuan. Sudarwan Danim 2004: 119-120 menjelaskan bahwa secara umum terdapat empat ukuran efektivitas, antara lain sebagai berikut : a. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan Ukuran efektivitas ini menekankan pada seberapa besar hasil yang dikeluarkan suatu kelompok, organisasi, maupu program. Hasil tersebut berupa kuantitas jumlah atau bentuk fisik dari kelompok, organisasi, program atau kegiatan. Hasil tersebut dapat diketahui dari perbandingan ratio antara masukan input dengan keluaran output, usaha dengan hasil, atau pun presentase pencapaian program kerja. b. Tingkat kepuasan yang diperoleh Tingkat kepuasaan yang diperoleh yakni tingkat kepuasan oleh anggota. Pengukuran tingkat kepuasan yang diperoleh anggota tentu saja sulit untuk dilakukan, karena setiap anggota mempunyai tingkat 15 kepuasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, ukuran dalam efektivitas ini dapat diukur secara kuantitatif serta kualitatif. c. Produk kreatif Dalam suatu kelompok, organisasi, program atau pun kegiatan dapat berkembang apabila kondisi lingkungan kerjanya kondusif. Oleh karena itu, kelompok, organisasi, program atau pun kegiatan dapat dikatakan efektif apabila memiliki kemampuan untuk menumbuhkan kreativitas anggotanya untuk berkembang dan menciptaan lingkungan yang kondusif. d. Intensitas emosi yang akan dicapai para anggota Intensitas emosi ini diukur dengan melihat ketaatan atau kepatuhan yang tinggi terhadap kelompok. Dengan adanya ketaan dan kepatuhan yang tinggi oleh para anggota, menjadikan mereka mempunyai rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi, sehingga ikut berjuang untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan. Ukuran efektivitas suatu kelompok, organisasi, maupun program dapat diketahui dengan menggunakan perbandingan antara masukan input dan keluaran output. Selain itu, ukuran efektivitas juga dapat diketahui dengan adanya tingkat kepuasan, adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif, serta adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi. Pada dasarnya yang menjadi landasan pengukuran efektivitas kelompok atau organisasi adalah keanekaragaman kelompok atau organisasi dan keinginan anggotanya, dimana setiap kelompok atau organisasi mempunyai ukuran keefektifan yang berbeda-beda. 16 Berdasarkan pernyataan di atas, maka ukuran efektivitas merupakan suatu standar atau indikator terpenuhinya sasaran atau tujuan yang akan dicapai, serta menunjukan sejauh mana organisasi, program atau kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal. Pengukuran merupakan penilaian dalam arti tercapainya sasaran yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sarana yang tersedia. Apabila suatu sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya maka dapat dikatakan efektif, sedangkan apabila tujuan tidak tercapai, maka dapat dikatakan tidak efektif.

3. Pengertian Rumah Singgah