2013 ADHI
Annual Report 135
Selain denda yang diterapkan, Perseroan diharuskan memperbaiki peralatan serta sistem tersebut sampai
tercapai output yang diperjanjikan dalam kontrak.
Mempertimbangkan beratnya tanggung jawab dalam pengerjaan proyek EPC, Perseroan telah melakukan
langkah-langkah untuk mencegah dan meminimalisasi risiko, antara lain dengan:
•
Menggandeng partner yang memiliki kompetensi, keahlian dan pengalaman luas dalam pengerjaan
desain proyek-proyek EPC; •
Mengasuransikan proyek EPC pada perusahaan- perusahaan Asuransi yang bonaid;
• Mempersiapkan para engineer yang handal;
• Mengupayakan equipment yang ada jaminan
dari pabrik pembuatnya.
4. Risiko Perubahan Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah mengenai ekonomi, moneter, sosial
dan politik dapat berubah dari waktu ke waktu. Hal ini dapat juga mengakibatkan terjadinya perubahan undang-
undang dan peraturan. Kondisi seperti itu akan berdampak pada keputusan investasi dan bisnis, yang menyebabkan
tertundanya proyek konstruksi. tRisiko yang berhubungan dengan perubahan perundangan dan peraturan ini bersifat
sistemik, dan berdampak negatif pada bisnis dan prospek pertumbuhan Perusahaan.
Guna meminimalisir dampak dari risiko ini, perusahaan telah menerapkan beberapa langkah, antara lain:
• Menekan biaya overhead yang tidak perlu.
• Mengurangi hutang dengan bunga tinggi, atau
restrukturisasi hutang. •
Meningkatkan upaya pencairan tagihan yang masih outstanding.
• Hati-hati dan bijak dalam memilih proyek dan
menghindarkan diri dari proyek yang berisiko tinggi. •
Menjaga dan menghemat cash low. •
Menghentikan investasi yang kurang perlu. •
Menghentikan pengerjaan
proyek yang
besar kemungkinannya tidak terbayar. •
Membentuk konsorsium dalam hal proyek yang dikerjakan bernilai besar.
• Mencantumkan klausul dalam kontrak tentang
eskalasi harga apabila terjadi perubahan kebijakan moneter.
5. Risiko Perubahan Kurs Perubahan kurs rupiah terhadap mata uang asing dapat
menimbulkan risiko pada kontrak proyek dan hutang perusahaan yang menggunakan mata uang asing.
Perseroan memitigasi risiko ini dengan melakukan transaksi Lindung Nilai maupun menyamakan denominasi
kewajiban pembayaran kepada pihak ketiga dengan denominasi pembayaran termin pekerjaan.
In addition to being ined for breach of contract, the Company may be required to repair equipment and
systems in order to achieve the desired outputs.
In due consideration to those multiple risks in any EPC project, the Company took certain measures to mitigate
the risks by:
• Partnering with competent parties with proven
expertise and experience in EPC design projects. •
Covering EPC projects with adequate insurance from bonaide insurance companies.
• Working with competent engineers.
• Obtaining proper equipment assurance from
manufacturers.
4. Risk of Changes in Laws and Regulations Government policies on a wide range of economic,
monetary, social and political issues may change from time to time. This may also include changes in prevailing laws
and regulations. Such changes may impact on investment and business decisions, causing delays or postponements
to construction projects. The risk associated with changing laws and regulations could also be systemic in nature,
with dire negative impact on the Company’s business and growth prospects.
To mitigate these risks, the Company took several measures as follows:
• Suppress unnecessary overhead cost.
• Decline loans with high interest or restructured debt.
• Reduce outstanding unpaid customer bills.
• Select projects wisely and cautiously, and avoid highly
risky projects. •
Maintain and economize cash low. •
Suspend unnecessary investment. •
Suspend unpaid project. •
Form a consortium for large projects. •
State clauses in contract for possible price escalation due to changes in monetary policy.
5. Risk of Exchange Difference Exchange difference between the rupiah and foreign
currencies places risk on the Company’s projects as well as debts in foreign currency denominations. The Company
mitigates this risk through hedging transactions as well as by ensuring same currency denomination between the
Company’s obligation to third parties and the Company’s payment terms to customers.
136 Laporan Tahunan
ADHI 2013
6. Risiko Pemutusan Kontrak Risiko pemutusan kontrak umumnya terjadi akibat
keterlambatan penyelesaian
pekerjaan konstruksi.
Keterlambatan tersebut terjadi dikarenakan faktor eksternal yang terjadi di luar kemampuan Perusahaan.
Bagaimanapun, Perusahaan akan dirugikan apabila terjadi pemutusan kontrak oleh Pemberi Kerja.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko pemutusan kontrak ini maka tindakan yang dilakukan
adalah sebagai berikut: •
Strategi aliansi dalam pengerjaan proyek yang bukan menjadi kompetensinya.
• Menyiapkan alternatif solusi penyelesaian outsourcing
ataupun pengalihan kepada pihak lain dalam hal diketahui bahwa ADHI mempunyai masalah teknis
dalam menyelesaikan kontraknya.
7. Risiko Persaingan Usaha Indonesia merupakan salah satu Negara yang terus