18
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Slameto 2013: 54-72 menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
ada dalam diri individu yang sedang belajar, terdiri dari faktor jasmaniah, psikologi, dan kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu,
terdiri dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Siswa dapat belajar
dengan baik apabila tubuh mereka dalam keadaan sehat. Siswa yang memiliki cacat tubuh, kegiatan belajaranya akan terganggu. Faktor psikologis meliputi
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, dan kematangan. Intelegensi berpengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang memiliki tingkat
intelegensi tinggi akan lebih mudah dalam belajar. Perhatian dan minat sangat penting dalam kegiatan belajar. Jika bahan pelajaran yang disampaikan tidak
menarik perhatian dan minat siswa, maka siswa akan merasa bosan. Faktor kelelahan mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Siswa harus menghindari agar
tidak kelelahan dalam belajar, sehingga mereka dapat belajar dengan baik. Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Siswa yang
belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi
keluarga. Faktor sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan
waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media
masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
19
2.1.3 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya Sudjana, 2014: 22. Menurut Rifa‟i dan Anni
2012: 69, hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan perilaku yang terjadi pada siswa
tergantung pada apa yang telah dipelajari oleh siswa. Perubahan perilaku yang harus dicapai siswa biasanya dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Apabila
setelah kegiatan pembelajaran terjadi perubahan perilaku dalam diri siswa, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Winkel 1995 dalam Purwanto 2013: 45, hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Purwanto 2013: 46 menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku akibat belajar. Perubahan perilaku tersebut terjadi karena seseorang telah mencapai penguasaan atas materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar.
Pencapaian tersebut didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya, hasil belajar dapat berupa perubahan pada aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Purwanto 2013: 46 menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan
pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Pencapaian tujuan pendidikan berupa perubahan tingkah laku, perolehan
keterampilan, dan kemampuan-kemampuan pada diri siswa setelah mereka mengalami proses belajar. Perubahan perilaku mengakibatkan siswa menguasai
materi yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
20 Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar. Perubahan tersebut berupa perubahan perilaku, kemampuan, dan
keterampilan yang diharapkan bersifat relatif menetap. Perubahan terjadi karena siswa menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Penguasaan tersebut
didasarkan pada tujuan pembelajaran dan pendidikan yang telah ditetapkan. Hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
siswa menguasai materi yang telah dipelajari. Untuk mengetahui hasil belajar maka perlu dilakukan sejumlah pengukuran. Pengukuran tersebut dilakukan
menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Gronlund 1985 dalam Purwanto 2013: 45 menyatakan bahwa hasil tujuan yang diukur
merefleksikan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa. Tujuan
tersebut sebagai akibat dari hasil pembelajaran dan dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
Tujuan pendidikan pada umumnya dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sudjana 2014: 22-3
menjelaskan bahwa ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan hasil belajar intelektual. Ranah ini terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap. Ranah ini terdiri dari lima aspek yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan
21 bertindak. Ranah ini terdiri dari enam aspek yakni gerakan reflek, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ranah yang
paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah adalah ranah kognitif. Dalam kegiatan pembelajaran pada penelitian ini, ranah yang paling banyak dinilai
adalah ranah kognitif. Ranah ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran, yakni materi mengientifikasi unsur-unsur
cerita anak pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
2.1.4 Motivasi Belajar