Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
konkret dan berorientasi pada lingkungan. Pembelajaran IPA sebaiknya tidak menghafalkan konsep, rumus, bentuk atau masalah
tertentu, tetapi harus memfasilitasi siswa untuk memahami konsep dengan baik sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Program for International Student
Assesment PISA menunjukkan bahwa kemampuan IPA di negara Indonesia masih sangat rendah. Hasil penelitian PISA tahun 2009 menunjukkan bahwa kemampuan
IPA negara Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara dengan perolehan skor sebesar 383 OECD, 2009: 8. PISA melakukan penelitian kembali di tahun 2012,
kemampuan IPA negara Indonesia mengalami penurunan menjadi peringkat 64 dari 65 negara dengan perolehan skor sebesar 382 OECD, 2012: 232. Hasil penelitian
PISA menunjukkan bahwa kualitas dan mutu pembelajaran IPA di Indonesia masih sangat rendah dan mengalami penurunan. Hal ini menandakan bahwa terdapat
kesalahan pada sistem pendidikan di Indonesia khususnya pada pembelajaran IPA. Salah satu cara untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia adalah melalui
penerapan metode pembelajaran. Usaha memperbaiki kualitas pembelajaran dapat dimulai dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
usia anak Suyono Hariyanto, 2011: 212. Pembelajaran seharusnya dapat memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri, sehingga perlu
menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan Djamarah Zain, 2010: 323.
Pembelajaran IPA hendaknya dipelajari secara konkret melalui pengalaman langsung dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa
dapat belajar dengan menyenangkan dan menggairahkan. Metode pembelajaran yang banyak disarankan untuk pembelajaran IPA adalah metode inkuiri. Pembelajaran
inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan penemuan sesuatu melalui proses mencari dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah. Penemuan adalah proses yang
melibatkan upaya untuk memahami, mengumpulkan, menganalisis, membuat kesimpulan, dan merumuskan ide-ide yang relevan Kitota, Ahmada, Semana,
2010. Pembelajaran menggunakan metode inkuiri terdiri dari beberapa langkah,
4
yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi.
Zuriyani 2012: 2 mengartikan inkuiri sebagai pembelajaran yang
menitikberatkan aktivitas dan pemberian pengalaman belajar secara langsung kepada siswa. Pembelajaran berbasis inkuiri akan membawa dampak belajar bagi
perkembangan mental positif siswa, sebab melalui pembelajaran inkuiri, siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang
dibutuhkannya terutama dalam pembelajaran yang bersifat abstrak. Metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan dalam strategi pembelajaran Sanjaya, 2006: 206.
Metode inkuiri menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Strategi
pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Strategi pembelajaran inkuiri sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya perubahan. Strategi pembelajaran inkuiri dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memilki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah
dalam belajar. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Tangkas 2012 menunjukkan bahwa
penerapan metode inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan pemahaman konsep dan ketrampilan proses sains. Penelitian yang
dilakukan oleh Anggareni, Ristiati, Widiyanti 2013 menunjukkan bahwa implementasi strategi pembelajaran inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA. Berdasarkan hasil penelitian PISA, terdapat penurunan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya pada
pembelajaran IPA dan hasil hasil penelitian terdahulu yang relevan, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap
kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20152016. Penelitian
ini berusaha menjawab permasalahan di atas dengan mengujicoba metode
5
pembelajaran inovatif yaitu metode inkuiri pada pembelajaran IPA untuk
meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap
kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu
Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20152016. Kemampuan mengingat dibatasi pada aspek mengenali, mengidentifikasi, mengingat
kembali, dan mengambil. Kemampuan memahami dibatasi pada aspek
mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, dan menjelaskan. Penelitian ini menggunakan kelas V sebagai populasi penelitian. Kelas V.2 dipilih sebagai kelas
kontrol dan kelas V.1 dipilih sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan
memahami yang lebih difokuskan pada materi pembelajaran IPA, Standar Kompetensi 1. Mengidentifikasi organ tubuh manusia dan hewan dan Kompetensi
Dasar 1.1 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia bagi siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu pada semester gasal tahun ajaran 20152016.