53
3.8.3.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk melihat pengaruh penerapan metode inkuiri dua minggu setelah posttest II masih sekuat pengaruh perlakuan pada
posttest I. Krathwohl 1998: 546 menjelaskan bahwa untuk meningkatkan ketelitian analisis dianjurkan untuk melakukan posttest II setelah sekian waktu dari posttest I
dilakukan. Posttest II dilakukan 2 minggu setelah dilakukan posttest I. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
H
i
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut Santoso, 2012: 268.
1. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II. Dengan kata
lain tidak ada penurunanpeningkatan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II.
2. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II. Dengan kata lain
ada penurunanpeningkatan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II. Persentase kenaikan rerata posttest I ke posttest II dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut Gunawan, 2006: 575.
Peningkatan =
Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh
54
3.8.4 Dampak Pengaruh Perlakuan
Analisis dampak pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui sudut pandang subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian terhadap proses pembelajaran
menggunakan metode inkuiri. Peneliti menggunakan teknik kualitatif untuk melengkapi data penelitian yang tidak dapat diukur melalui teknik kuantitatif.
Krathwohl 2004: 547 mengungkapkan bahwa penelitian eksperimen sebaiknya dilengkapi dengan elemen kualitatif untuk membantu memahami sudut pandang
subjek yang diteliti. Peneliti menggunakan teknik non tes, yaitu wawancara untuk melengkapi data kuantitatif. Wawancara merupakan suatu proses pengumpulan
informasi secara kontak langsung atau tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi yang dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan
secara lisan untuk dijawab secara lisan Margono, 2003: 165. Wawancara dilakukan dengan guru mitra dan tiga orang siswa dari kelompok eksperimen. Tiga orang siswa
yang diwawancarai terdiri dari siswa yang mempunyai kemampuan kognitif rendah, menengah dan tinggi. Pedoman wawancara guru dan siswa kelompok eksperimen
sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.9 dan Tabel 3.10 serta Tabel 3.11 berikut.
Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan
No Pertanyaan
1 Apakah sebelumnya Ibu sudah pernah menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam
pembelajaran IPA? 2
Apakah terdapat kesulitan yang Ibu temui saat menggunakan metode inkuiri terbimbing? 3
Bagaimanakah pendapat Ibu mengenai proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing?
4 Apakah metode inkuiri terbimbing efektif jika diterapkan dalam pembelajaran IPA?
5 Apakah Ibu pernah menggunakan metode lain selain dengan metode inkuiri terbimbing?
Jelaskan 6
Bagaimana pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah? 7
Apa saran Ibu untuk pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing?