Jalur Hutan Sara- Saru’sarua

5.2.6 Jalur Hutan Sara- Saru’sarua

Jalur Hutan Sara- Saru‟sarua merupakan jalur rintisan saat penelitian yang digunakan untuk menuju ke situs yang dikeramatkan di Pulau Kapota. Biasanya untuk menuju ke lokasi ini masyarakat melewati pesisir pantai pada saat air laut sedang surut. Kelebihan jalur ini dari jalur lainnya adalah terdapatnya objek berupa situs yang sangat dikeramatkan oleh masyarakat yaitu Saru‟sarua, sampai saat ini situs tersebut masih banyak dikunjungi oleh masyarakat. Posisiletak jalur berada di bagian utara Pulau Kapota. Jarak antara Hutan Sara menuju ke Saru‟sarua ± 2500 m. Jalur ini secara umum melewati bagian tepi Pulau Kapota. Jalurnya berupa jalan setapak yang masih alami yaitu pasir dan batuan karang dengan lebar ± 1-1,5 m. Jalur ini dimulai dari persimpangan jalan menuju Hutan Sara dan hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama ± 2 jam perjalanan. Jalur yang akan dilewati lurus mengikuti pesisir pantai. Kondisi fisik jalur menuju ke Saru‟sarua, kurang aman jika melewati bebatuan karang yang masih alami terutama di musim hujan karena jalan menjadi sangat licin. Permukaan bebatuan ini juga memiliki bagian-bagian yang runcing sehingga harus menggunakan alas kaki yang cukup tebal. Selain itu, diantara bebatuan tersebut terdapat rongga-rongga yang cukup besar sehingga harus sangat hati-hati dalam melangkah. Kondisi ini tentunya sangat menarik bagi pengunjung yang menyukai tantangan, tetapi jika pengunjung tidak menyukai kondisi ini sebaiknya jalur ditempuh dengan melewati pesisir pantai dan waktu yang tepat adalah saat air laut sedang surut atau dalam bahasa kapota dikenal dengan kente. a. b. Gambar 49 Kondisi jalur Hutan Sara- Saru‟sarua: a. Jalur berpasir, b. Jalur di atas batuan karang. Jalur ini belum ada pembenahan sama sekali karena memang masih alami dan merupakan jalur rintisan sehingga belum terdapat potensi permasalahan fisik yang dihadapi. Rute jalur yang akan ditempuh menuju ke Hutan Sara disajikan pada tabel 11. Tabel 11 Rute jalur yang akan ditempuh menuju Saru‟sarua No. Rute Jarak tempuh Jarak akumulasi Keterangan 1. Simpang Jalan Hutan Sara-Watu Ndengudengu 400 m 400 m Jalannya datar, jalan berupa kombinasi pasir dan bebatuan karang dengan lebar yang tidak ditentukan dan licin di musim hujan 2. Watu Ndengudengu - Batu Karang Umala 400 m 800 m Jalannya datar, jalan berupa kombinasi pasir dan bebatuan karang dengan lebar yang tidak ditentukan dan licin di musim hujan 3. Batu Karang Umala – Sarua‟sarua 160 m 960 m Jalannya datar, jalan berupa kombinasi pasir dan bebatuan karang dengan lebar yang tidak ditentukan dan licin di musim hujan Objek dan daya tarik wisata yang dapat dijumpai pada jalur Hutan Sara- Saru‟sarua yaitu : 1 Flora diantaranya bayur Pterospermum javanicum, beringin Ficus benyamina, jeruk nipis Anacardium ocidentale, daun kelor Moringa oleifera, kapuk randu Ceiba petandra, dan jenis tumbuhan mangrove seperti Bruguiera gymnorrhiza, Xylocarpus granatum, Pandanus tectorius, Ipomoea pes-caprae dan Terminalia catappa. 2 Fauna yang dapat dijumpai yaitu burung, mamalia, reptil, dan kupu-kupu. Burung yang dijumpai seperti cekakak sungai Halcyon chloris , kokokan laut Butorides striatus , wallet sapi Collocalia esculenta , tekukur biasa Streptopelia tranguebarica , kepudang sungu kerdil Coracina abbotti , dan kepudang kuduk hitam Oriolus chinensis . Berbagai jenis kupu-kupu, salah satunya dari famili Nymphalidae. 3 Ekosistem yang khas yaitu ekosistem mangrove. 4 Potensi fisik yang dapat dilihat berupa perkebunan kelapa, tempat yang dikeramatkan Watu ndengu-ndengu, dan Saru’sarua, pantai berpasir dan pemandangan lautnya, melihat aktivitas masyarakat yang sedang meti-meti. Gambar 50 Peta potensi objek dan daya tarik wisata di jalur Hutan Sara- Saru‟sarua.

5.2.7 Jalur Pelabuhan Jonson – Kapota Reef