Deskripsi Lokasi Penelitian Aksesibilitas

berkomunikasi. Bahasa daerah yang digunakan masyarakat Wakatobi merupakan rumpun bahasa suai yang pemakaiannya meliputi dialek Wanci, dialek Kaledupa, dialek Tomia dan dialek Binongko. Keempat dialek di Wakatobi disebut wilayah bahasa atau region. Region di Wakatobi memiliki perbedaan-perbedaan dalam hal penyebutan atau penamaan benda-benda tertentu.

3.6 Deskripsi Lokasi Penelitian

Pulau Kapota merupakan salah satu pulau di TNW, luas kawasannya sekitar 1804,967 ha Balai TNW 2009. Pulau Kapota terletak di bagian sebelah selatan Pulau Wangi-Wangi dan dikelilingi oleh Laut Banda. Secara administratif pemerintahan, Pulau Kapota masuk ke dalam Kabupaten Wakatobi, Propinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan berdasarkan wilayah pengelolaan masuk ke dalam unit pengelolaan Balai Taman Nasional Wakatobi atau Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I. Pulau Kapota yang terdiri dari 5 desa yaitu Desa Kapota, Desa Kapota Utara, Desa Kabita, Desa Kabita Togo dan Desa Wisata Kollo, merupakan etnis Wakatobi asli. Kebudayaan etnis asli masih kental sehingga belum mengalami akulturasi. Penduduk di pulau ini masih hidup berdampingan dengan teratur, rukun, dan saling menghargai. Agama yang mereka anut 100 agama Islam, akan tetapi kepercayaan terhadap hal-hal mistik masih cukup kental di kalangan masyarakat. Masyarakat masih melakukan ritual doa-doa dan permintaan di lokasi tertentu yang dianggap mistis. Mata pencarian masyarakat di Pulau Kapota lebih banyak sebagai nelayan dan petani, beberapa menjadi pengrajin jelajah, pengrajin tenun, pertukangan, dan PNS. Jumlah penduduk di Pulau Kapota pada tahun 2009 sebanyak 3.647 orang Tabel 2. Tabel 2 Jumlah penduduk Pulau Kapota No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase 1. Kapota 428 579 1.007 27,61 2. Kabita 406 510 916 25,12 3. Kapota Utara 369 480 849 23,28 4. Kabita Togo 214 252 466 12,78 5. Wisata Kollo 192 217 409 11,21 Jumlaah 1.609 2.038 3.647 100 Sumber : Hasil Proyeksi SUPAS BPS Kabupaten Wakatobi dan registrasi penduduk

3.7 Aksesibilitas

Rute perjalanan menuju Kabupaten Wakatobi dapat dilakukan dari berbagai daerah seperti Bali, Jakarta, dan Makassar. Berdasarkan hasil survey lapang pada tahun 2010, jalur yang digunakan untuk menuju ke Taman Nasional Wakatobi bisa melalui laut dan udara Tabel 3. Tabel 3 Informasi rute perjalanan menuju Taman Nasional Wakatobi Jalur Rute Waktu Armada Harga tiket Keterangan Udara  Jakarta-Kendari- Baubau-Wakatobi  Jakarta-Makasar- wakatobi  Jakarta-Kendari- wakatobi 3 jam 3 jam 3 jam Lion air Ekspress air Sriwijaya air Rp 1.200.000 sd Rp 1.500.000  Transit kendari dan baubau  Transit Makasar  Transit Kendari Laut  Kendari-Wakatobi  Baubau-Wakatobi  Baubau-Wakatobi 11 Jam 9 Jam 6 Jam KM. Agil Pratama 01 KM. Aksar Saputra 01 KM. Aksar Saputra 02 KM. Ukiraya 01 KM. Ukiraya 03 KM. Riko Saputra KM. Kalimutu Pelni Rp 125.000 Rp 125.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 75.000  Kapal berlayar setiap hari secara bergantian Sumber: Doc. pribadi Keterangan : Patokan harga berdasarkan hasil survey lapang tahun 2010 Gambar 2 Peta jalur perjalanan ke Taman Nasional Wakatobi. Pulau Kapota terletak ±3 km dari ibukota Kabupaten Wakatobi di Wangi- Wangi. Jenis alat transportasi untuk mencapai Pulau Kapota dari ibukota kecamatan yang dominan digunakan oleh masyarakat adalah perahu jonson Gambar 3 dengan frekuensi perjalanan 5-8 kali dalam sehari dan lama perjalanan sekitar 30 menit. Sedangkan di dalam kawasan Pulau Kapota, biasanya masyarakat menggunakan alat transportasi lokal berupa motor, sepeda, dan gerobak yang terbuat dari kayu sebagai alat untuk mengangkut barang-barang bawaan dari pasar. Gambar 3 Perahu jonson sebagai alat transportasi lokal.

BAB IV METODE PENELITIAN