3. Ditetapkan sebagai zona rimba, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
kawasan yang ditetapkan mampu mendukung upaya perkembangbiakan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi; memiliki keanekaragaman
jenis yang mampu menyangga pelestarian zona inti dan zona pemanfaatan; merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu.
Taman nasional memiliki fungsi sebagai kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan, kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan
satwa, dan kawasan pemanfaatan secara lestari potensi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Setyadi 2006 menyebutkan bahwa salah satu tujuan
pengelolaan taman nasional adalah mengelola penggunaan kawasan oleh pengunjung untuk kepentingan inspiratif, pendidikan, budaya, dan rekreasi
dengan tetap mempertahankan areal tersebut pada kondisi alamiah atau mendekati alamiah.
2.4 Interpretasi
2.2.1 Defenisi Interpretasi
Interpretasi adalah suatu kegiatan bina cinta alam yang khusus ditujukan untuk pengunjung kawasan konservasi alam yang merupakan kombinasi dari
enam hal, yaitu pelayanan informasi, pelayanan pemanduan, pendidikan, hiburan dan promosi Dirjen
PHPA 1988. Sedangkan menurut Tilden 1957 interpretasi merupakan kegiatan edukatif yang sasarannya mengungkapkan pertalian makna,
dengan menggunakan objek aslinya baik oleh pengalaman langsung maupun dengan menggunakan media ilustrasi dan bukan keterangan-keterangan yang
hanya berdasarkan fakta saja. Sharpe 1982, mendefinisikan interpretasi sebagai bentuk pelayanan
kepada pengunjung taman, hutan, suaka alam, dan tempat rekreasi sejenis. Kegiatan interpretasi yang dilakukan dapat menghubungkan pengunjung dengan
kawasan konservasi sebaik-baiknya. Dirjen PHPA 1988 dalam buku Pedoman Interpretasi Taman Nasional, menuliskan bahwa interpretasi taman nasional dapat
dijadikan alat untuk mencapai tujuan pengelolaan dan sekaligus sebagai bentuk pelayanan kepada pengunjung taman nasional yang bersangkutan, serta
merupakan salah satu dasar kebijaksanaan yang ditetapkan baik untuk saat ini, maupun yang akan datang.
2.2.2 Tujuan Interpretasi
Tujuan kegiatan interpretasi secara umum menurut Dirjen PHPA 1988 adalah untuk membantu pengunjung agar kunjungannya lebih menyenangkan dan
lebih kaya akan pengalaman, dengan cara meningkatkan kesadaran, penghargaan dan pengertian akan kawasan rekreasi yang dikunjungi dengan cara pemanfaatan
waktu yang lebih efisien selama kunjungan. Selain itu juga bertujuan untuk mencapai tujuan pengelolaan kawasan rekreasi yang bijaksana, dengan cara
meningkatkan penggunaan sumberdaya secara bijaksana dan menanamkan pengertian bahwa kawasan rekreasi yang dikunjungi tersebut adalah tempat yang
istimewa, sehingga memerlukan perlakuan khusus juga sekaligus menekan serendah mungkin pengaruh kuat manusia terhadap sumberdaya yang ada.
2.2.3 Unsur-Unsur Interpretasi