perusahaan untuk mengambil sendiri pesanan. Harga di tingkat produsen adalah Rp.2700,- dan langsung diterima oleh pelanggan. Jika pelanggan menjual lagi di
pengecer maka harga rata-rata yang ditawarkan adalah Rp. 3000,-. Selanjutnya jika dijual di tingkat konsumen akhir biasanya mencapai Rp.3500,- sampai Rp.4.000,-
Pada pola saluran yang kedua perusahaan menjual produknya ke tingkat pengecer dan dilanjutkan ke tingkat konsumen. Tingkat pengecer tersebut adalah
seperti rumah makan atau restoran, warung kecil, toko dan swalayan, serta koperasi. Sedangkan pada pola saluran yang ketiga, perusahaan menjual produknya
langsung kepada konsumen yang datang ke perusahaan atau melalui pesanan.
6.1.3 Keuangan
Hal terpenting dalam memulai usaha adalah keberadaan modal. Keberadaan modal yang memadai sangat mendukung perusahaan untuk meningkatkan kualitas
produk dan kapasitas produksi serta pengembangan usaha. Kemampuan perusahaan dalam mendapatkan modal dinilai menjadi masalah karena hingga saat
ini perusahaan belum mendapatkan bantuan modal dari pihak manapun seperti contohnya adalah dari pihak bank. Selama ini perusahaan hanya memiliki modal
perusahaan yang berasal dari pemilik perusahaan sendiri. Strategi perusahaan langsung yang diterapkan perusahaan menghasilkan
keuntungan yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam hal modal kerja. Walaupun perputaran modal relatif cepat dan stabil, pimpinan perusahaan merasa
modal yang ada saat ini masih kurang untuk mengembangkan usahanya. Perusahaan mengalami kesulitan untuk mendapatkan bantuan modal dari pihak
bank, karena rata-rata dari pihak bank memberikan bantuan dengan meminta jaminan atau dengan tingkat suku bunga yang tinggi, sehingga perusahaan tidak
dapat menyanggupinya dan menanggungnya mengingat perusahaan tersebut baru berdiri dan tingkat keuntungan yang dimiliki perusahaan masih relatif rendah.
Perusahaan masih memerlukan modal untuk memperluas tempat usaha atau mencari tempat baru yang lebih layak dijadikan pabrik pembuatan minuman instan
selain di perumahan, membeli motor dan mobil untuk memperluas pasar yang ada dan menambah tenaga kerja. Hal ini menjadikan kelemahan perusahaan untuk
dapat mengembangkan usahanya pada industri minuman instan. Perusahaan juga memiliki keterbatasan dalam hal pembukuan dan
administrasi. Hal ini disebabkan karena tidak dimilikinya sumber daya manusia yang cukup ahli dalam pengelolaan keuangan. Perusahaan juga beranggapan bahwa
semua biaya produksi yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh dapat diperkirakan tanpa harus membuat pembukuan yang jelas dan pedoman pada
prinsip akuntasi. CV. Hanabio, hanya mencatat transaksi dalam bentuk nota-nota namun nota-nota tersebut terkadang tidaklah tersimpan dengan baik. Oleh karena
itu, pengelolaan sumber dana yang dimiliki tidak digunakan secara efektif untuk pengembangan usaha, melainkan banyak digunakan untuk hal-hal yang tidak
berkaitan dengan produksi perusahaan. Hal ini menjadi kelemahan perusahaan karena tidak ada data-data yang jelas mengenai biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan serta nilai keuntungan dan kerugian dari penjualan minuman instan tersebut.
6.1.4 Produksi dan Operasi