Pada jenjang persekolahan pembelajaran matematika mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Maka sebagai
perancang proses pembelajaran, guru harus dapat mengorganisir semua komponen dengan sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu
dengan yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis. Seperti yang telah jelaskan pada latar belakang, pembelajaran
matematika untuk tingkat SDMI berbeda dengan pembelajaran tingkat SMP, SMA, atau perguruan tinggi yaitu dalam hal penyajian, pola pikir,
keterbatasan semestanya dan tingkat keabstrakannya disesuaikan dengan perkembangan kognitif dan emosional siswa tingkat dasar. Berdasarkan
perkembangan kognitif Piaget, perkembangan anak tingkat SDMI yang berada pada tahap usia 7 sampai 12 tahun berbasis pada tahap operasi
konkrit. Pada umumnya pada tahap ini siswa telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Karena pembelajar pada jenjang
SDMI merupakan anak-anak yang pada umumnya masih dalam tahap berpikir operasional konkrit, artinya bahwa siswa SDMI belum bisa
berpikir formal dan abstrak, maka pembelajaran matematika SDMI dapat dikatakan sebagai usaha yang dilakukan oleh guru kepada siswa-siswi
SDMI untuk membangun pemahaman terhadap matematika.
12
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam membelajarkan atau memberikan konsep-konsep matematika pada siswa
SDMI harus disesuaikan dengan hakikat siswa SDMI. Adapun ciri-ciri pembelajaran matematika SDMI, yaitu:
1 Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral 2 Pembelajaran matematika bertahap
3 Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif 4 Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
5 Pembelajaran matematika hendaknya bermakna
13
12
Esti Yuli Widayati,dkk, Pembelajaran Matematika MI LAPIS PGMI ,Surabaya: Aprinta, 2009, h. 1.9
13
Erna Suwangsi dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press, 2006, h. 25-26
Materi matematika tingkat dasar meliputi pengenalan tentang bilangan, operasi hitung, pengenalan tentang titik garis dan bidang,
pengenalan tentang bangun ruang dan bagaimana cara pengukuran, menimbang, menghitung, mencatat data dan sebagainya. Karakteristik mata
pelajaran matematika yang khas, menuntut adanya metodologi pembelajaran khusus yang memberikan peluang lebih besar untuk efektivitas
pembelajaran matematika MISD.
c. Pemahaman Konsep Matematika
Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Menurut Bloom pemahaman comprehension merupakan
kemampuan untuk memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan mampu mengimplementasikan ide tanpa harus mengaitkan dengan ide lain,
dan juga tanpa harus melihat ide itu secara mendalam.
14
Selain itu Bloom juga mengatakan bahwa pemahaman dirumuskan sebagai abitet untuk
menguasai pengertian atau makna bahan.
15
Menurut Yulaelawaty pemahaman merupakan perangkat standar program pendidikan yang merefleksikan kompetensi sehingga dapat
mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan.
16
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam memahami suatu konsep tidak hanya menghafal konsep-konsep, tetapi memahami dalam artian mengingat,
menerapkan, menganalisis, memadukan serta menilai dari konsep-konsep yang dipelajari sehingga konsep tersebut mudah untuk dipahami dan mudah
diingat. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, kreatifitas seorang guru dalam mengajar sangat penting dalam menentukan pemahaman konsep
peserta didik terhadap materi yang disampaikannya.
14
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013, cet 4, h. 67
15
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Akasara, 2011, cet 11, h. 121
16
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h.67
Pemahaman merupakan bagian yang sangat penting, siswa dikatakan dapat memahami suatu konsep apabila ia dapat menunjukan unjuk kerja
pemahaman tersebut pada tingkat kemampuan yang lebih tinggi. Dengan begitu, pemahaman konsep matematika merupakan bagian dari hasil belajar.
Pemahaman konsep matematik merupakan landasan penting untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika maupun permasalahan
sehari-hari. Schoenfeld mengemukakan berpikir secara secara matematik berarti
1 mengembangkan suatu pandangan matematik, nilai proses dari matematisasi
dan abstraksi,
dan memiliki
kesenangan untuk
menerapkannya, 2 mengembangkan kompetensi, dan menggunakannya dalam pemahaman matematik.
17
Sedangkan pengertian konsep merupakan merupakan ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan
sekumpulan objek-objek atau peristiwa-peristiwa.
18
Konsep merupakan gambaran mental dari gejala alam yang mempunyai lingkup yang luas
mengenai keteraturan kejadian atau objek yang dinyatakan dalam suatu label. Hal tersebut sesuai dengan pengertian konsep yang dikemukakan
Rosser bahwa konsep merupakan suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang
sama.
19
Sedangkan menurut Hamalik, konsep pada dasarnya adalah suatu kelas stimuli yang memiliki sifat-sifat atribut-atribut umum.
20
Dari pengertian tersebut, maka mempelajari suatu konsep berarti kemampuan dalam mengklasifikasikan sekumpulan objek atau peristiwa
yang yang memiliki keterkaitan. Dalam penyajiannya, konsep yang lebih
17
Nila Kusumawati, pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika, Semnas
Matematika dan
Pendidikan Matematika,
h. 2
233. 2016.
httpjournal.unp.semnasmatematikadanpendidikanmtk.pdf
18
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dam Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014, h. 92
19
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011, h. 63
20
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, cet 11, h. 161
umum disajikan terlebih dahulu sebelum penjelasan yang lebih rumit mengenai konsep yang baru yang memiliki keterkaitan.
Belajar konsep sebagai hasil belajar mempunyai ciri khas yaitu adanya skema konseptual. Skema konseptual merupakan suatu keseluruhan kognitif
yang mencakup semua ciri khas yang terkandung dalam suatu pengertian.
21
Dalam pendidikan siswa, belajar mengenai suatu konsep sangat diperlukan paling tidak mempunyai pengaruh tertentu yang berkembang
melalui satu seri tingkatan yang berawal hanya mampu menyebutkan contoh suatu konsep sampai dapat menjelaskan atribut-atribut konsep. Klausmeier
mengemukakan empat tingkatan dalam pencapaian konsep yaitu: 1 Tingkat konkret, seseorang dapat mencapai konsep pada tingkat konkret
apabila orang itu dapat mengenal benda yang telah dihadapinya. 2 Tingkat identitas, pada tingkat ini seseorang akan mengenal suatu objek
sesudah selang suatu waktu, mempunyai orientasi ruang yang berbeda terhadap objek tersebut, bilaobjek tersebut ditemukan melalui indera
yang berbeda. 3 Tingkat klasifikasi, pada tingkat ini siswa mengenal persamaan dari dua
contoh yang berbeda dari kelas yang sama. 4 Tingkat formal, pada tingkat ini siswa harus dapat menentukan atribut-
atribut yang membatasi konsep.
22
Menurut Hamalik konsep dalam pengaruhya terhadap pendidikan siswa memiliki kegunaan, antara lain sebagai berikut:
1 Konsep-konsep mengurangi kerumitan lingkungan. Lingkungan adalah sangat kompleks. Untuk mempelajarinya tentu saja sulit jika tidak dirinci
menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana. Dengan menjabarkan dalam sejumlah konsep, maka lingungan yang luas dam rumit dapat dikurangi
kerumitannya. 2 Konsep-konsep dapat membantu mengidentifikasi objek-objek yang ada
di sekitar kita. Konsep berguna untuk mengidentifikasi oobjek-objek
21
Syaiful Bahri Jamharah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, h. 31
22
Dahar, op. cit., h. 70-71