Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
dan menyenangkan, sehingga peserta didik memiliki ketertarikan dan merasa senang untuk mempelajari matematika.
Di sisi lain matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami ilmu matematika manusia
dapat berpikir logis, melatih ketelitian dan kecermatan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hudojo bahwa matematika merupakan suatu alat untuk
mengembangkan cara berpikir.
8
Dengan berpikir manusia dapat menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju saat ini,
sehingga manusia dapat memahami ayat-ayat kauniyah Allah SWT. Sebagaimana dalam fiirmanNya dalam quran surat Shaad ayat 29 :
“ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-
orang yang mempunyai fikiran” Pada hakikatnya, matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-
hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa seseorang dikatakan belajar matematika apabila pada diri orang tersebut terjadi perubahan tingkah laku
yang berkaitan dengan matematika.
9
Dengan proses pembelajaran yang kurang menarik dan siswa sudah menganggap terlebih dahulu bahwa matematika merupakan pelajaran yang
sulit tetapi belum mencoba. Sehingga siswa mengalami kesulitan dan konsep yang dipelajari tidak dapat dipahami peserta didik.
Pentingnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran, menjadikan pembelajaran tersebut akan lebih
bermakna. Apabila proses pembelajaran lebih bermakna maka tujuan dari keberhasilan pendidikan dapat tercapai dengan baik yaitu menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas.
8
Esti Yuli Widayati, Pembelajaran Matematika MI, Surabaya: Aprinta, 2009, h. 1.8
9
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada Media Group, 2015, h. 189
Proses pembelajaran yang bermakna ialah proses pembelajaran dimana siswa dapat memahami konsep yang disampaikan guru. Dalam
meningkatkan pemahaman peserta didik, maka peningkatan komunikasi sangat penting. Sehingga guru tidak terpacu pada pengajaran model
konvensional yang sering diterapkan guru dalam mengajar. Salah satu peningkatan komunikasi dalam proses pembelajaran ialah dengan
menggunakan teknik pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SDN Cempaka Putih
01 Ciputat Tangerang Selatan pada tanggal 08 Oktober 2015, pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika masih kurang terutama dalam materi
perkalian. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dari beberapa guru yang mengatakan dalam pembelajaran matematika siswa masih perlu penjelasan
atau pemberian materi secara berulang terutama dalam materi perkalian. siswa masih mengalami kesulitan dalam hal menghitung perkalian. Selain
wawancara, dari hasil observasi yang dilakukan menyatakan hasil belajar matematika kelas III masih rendah. Hal ini dilihat dari pengamatan yang
dilakukan saat pembelajaran berlangsung dan hasil nilai ulangan harian yang masih banyak di bawah KKM. Dari 40 siswa yang mengerjakan soal hanya
36 yang nilainya di atas KKM sedangkan 64 lainnya masih berada di bawah KKM.
Jika dilihat dari proses pembelajarannya, siswa yang lebih asyik bermain dan bercanda dengan teman yang berada di sampingnya ketika guru
menyampaikan materi dan rendahnya kemampuan dalam menyelesaikan soal- soal yang berkaitan dengan pemahaman konsep. Pemahaman konsep peserta
didik terhadap matematika dapat dilihat dari bagaimana guru dalam menyampaikan sebuah informasi atau materi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka cara yang ditempuh untuk mengatasinya yaitu adanya kreativitas dan inovasi seorang guru dalam
pembelajaran. Dalam hal ini, penggunaan metode pembelajaran dapat dijadikan sebagai alternatif dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematika pada siswa. Dengan penggunaan
metode pembelajaran yang menarik, siswa lebih mudah dalam menerima materi yang diajarkan oleh guru.
Selama ini metode pembelajaran tentang perkalian dengan metode hafalan untuk perkalian rendah dan teknik perkalian bersusun untuk perkalian
lebih dari 10. Metode tersebut merupakan metode yang mudah, akan tetapi masih banyak peserta didik pada jenjang Sekolah SDMI yang mengalami
kesulitan dalam melakukan perhitungan dengan teknik terebut. Karena dengan teknik bersusun siswa juga dituntut untuk menghafal perkalian.
Teknik cross-line merupakan salah satu teknik alternatif dalam pembelajaran konsep perkalian. Melalui teknik cross-line siswa dapat
memahami konsep dari perkalian serta dapat menghitung operasi perkalian tanpa menggunakan memori ingatan dari hafalan bentuk perkalian. Menurut
Auliya teknik cross-line yaitu teknik dengan menghitung titik persilangan pada garis, seperti menggambar garis mendatar dan garis tegak yang nantinya
disilangkan, lalu berikan tanda titik pada persilangan garis tersebut lalu hitung banyak titik sebagai hasil perkaliannya.
10
Berdasarkan uraian tersebut, telah diketahui bahwa teknik cross-line memiliki daya tarik tersendiri dalam proses pembelajaran yang digunakan
sebagai teknik pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik terhadap matematika, maka penulis melakukan penelitian
tentang “PENGARUH
PENGGUNAAN TEKNIK
CROSS-LINE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA MATERI
PERKALIAN”