3. Produk Puffing dari Fase Tergelatinisasi

66 4 detik dan 1,67 detik. Sedangkan pada varietas Lamuru, kurva waktu puffing naik dan turun. Perilaku ini mungkin dipengaruhi dari sifat pati Lamuru yang mudah menyerap dan melepaskan air. Peningkatan waktu dan suhu puffing disebabkan kandungan air dalam biji yang semakin berkurang. Perilaku penjemuran 1,2,3 jam pada biji jagung mengakibatkan kenaikkan suhu biji jagung sehingga seluruh permukaan biji mengalami kenaikan suhu secara merata yang akan mempercepat waktu dan menurunkan suhu puffing sehingga memperkecil energi yang dikeluarkan oleh microwave dan meningkatkan rendemen popcorn kualitas A.

b.3. Produk Puffing dari Fase Tergelatinisasi

Pada penjemuran selama 0 jam, proses puffing dilakukan dua kali. Hal ini dilakukan karena rendemen biji yang pati bijinya berada pada fase tergelatinisasi masih cukup besar, akantetapi belum mampu puffing. Waktu dan suhu puffing pada proses pertama dan kedua dapat dilihat pada Tabel 17 dan 18. Tabel 17. Waktu dan Suhu Puffing Pertama Penjemuran 0 jam Parameter Lamuru Srikandi Arjuna Bisma Popcorn Waktu detik 31 32,67 31,33 33 30,33 Suhu o C Ruang Microwave 43,41 43,64 43,45 43,69 43,31 Ruang Kemasan 43,32 43,8 43,42 43,89 43,1 Permukaan biji 72,29 75,73 72,98 76,41 71,22 Tabel 18. Waktu dan Suhu Puffing Kedua Penjemuran 0 jam Parameter Lamuru Srikandi Arjuna Bisma Popcorn Waktu detik 24,67 24,67 25 27,33 27,33 Suhu o C Ruang Microwave 42,52 42,52 42,57 42,89 42,89 Ruang Kemasan 41,01 41,01 41,13 42,02 42,02 Permukaan biji 64,09 64,09 64,47 67,16 67,16 67 Pada proses puffing kedua ternyata biji jagung yang berada dalam fase tergelatinisasi dapat mengembang kembali dan kualitasnya lebih baik. Kelebihan proses puffing kedua adalah dapat meningkatkan rendemen popcorn. Akantetapi, kelemahannya yaitu diperlukan dua tahap puffing sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dan energi yang dibutuhkan cukup besar.. Berdasarkan Tabel 18, waktu puffing tercepat pada biji penjemuran 0 jam adalah Lamuru dan Srikandi yaitu 24,67 detik. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat gelatinisasi granula - granula patinya sehingga ketika dipanaskan kembali maka hanya dalam waktu singkat pati akan puffing. Rendemen popcorn kualias D pada proses proses puffing pertama sangat banyak. Kondisi biji masih berada dalam fase tergelatinisasi sehingga jika dilakukan proses puffing kedua maka biji akan dapat mengembang. Perbedaan karakteristik fisik biji dari ketiga fase dapat dilihat pada Tabel 19. Perbedaan produk puffing yang berasal dari fase normal dan fase tergelatinisasi dapat dilihat pada Gambar 40. Tabel 19. Karakteristik fisik biji jagung pada fase yang berbeda Parameter Fase Normal Fase Semigelatinisasi Fase Tergelatinisasi Mengkilap tidak mengkilap mengkilap lebih mengkilap Pati lunak putih lebih berkeriput sedikit berkeriput tidak berkeriput Pati keras kuning dan pati lunak putih tidak becampur sudah tercampur tapi belum merata tercampur merata Warna biji kuning cerah kuning pucat kuning keruh Perb warna mengu puffing

c. Perbandingan