Analisis Regresi Linier Berganda Uji Asumsi Klasik

tidak sama untuk semua pengamatanobservasi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedatisitas. Model regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas dalam model, atau dengan perkataan lain tidak terjadi heterokedasitisitas. Uji heterokedasitisitas yang paling sering digunakan adalah uji scatterplot. Suatu regresi dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedasitisitas apabila hasil dari uji scatterplot titik – titiknya menyebar secara acak, baik di bagian atas atas angka nol atau di bagian bawah angka nol dari sumbu vertikal atau sumbu Y.

e. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikolinieritas atau tidak Sarjono dan Julianita, 2011:70. Multikolinieritas adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan di antara variabel bebas. Uji multikolinieritas perlu dilakukan jika jumlah variabel independen lebih dari satu. Ada beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu : 1 Nilai yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan memengaruhi variabel terikat. 2 Menganalisis korelasi di antara variabel bebas. Jika di antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi lebih besar daripada 0,90, hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. 3 Multikolinieritas dapat juga dilihat dari VIF variance- inflating factor. Jika VIF 10, tingkat kolinearitas dapat ditoleransi. 4 Nilai Eigenvalue sejumlah satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolieritas. Uji multikolinieritas yang paling sering digunakan adalah dengan melihat VIF karena cara tersebut dirasa paling mudah dan praktis dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : 1 Jika nilai VIF 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel bebas 2 Jika nilai VIF 10 maka terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel bebas

4. Analisis Regresi Sederhana

Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel bebas dengan satu variabel terikat Sugiyono, 2004:204. Regresi linier sederhana ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah ke lima. Bentuk umum dari persamaan regresi dinyatakan dalam persamaan matematika, yaitu : ̂ Dimana : Y = nilai prediksi variabel Y berdasarkan variabel X a = titik potong Y, nilai Y ketika X = 0 konstanta b = perubahan rata – rata Y untuk setiap perubahan X, baik berupa peningkatan maupun penurunan koefisien regresi X = variabel X yang dipilih e = error nilai b koefisien regresi dan a konstanta dihitung dengan rumus berikut : ∑ ∑ Dimana : n = jumlah pengamatan sampel X = nilai variabel bebas Y = nilai variabel terikat Dengan menggunakan aplikasi SPSS, nilai koefisien regresi, standar error , dan nilai menjadi satu kesatuan. Nilai tersebut bermanfaat untuk melakukan pengujian terhadap signifikansi koefisien regresi.

5. Uji Hipotesis

a. Uji t

Menurut Siregar 2013:194 uji ini digunakan untuk mengetahui kebenaran pernyataan atau dugaan yang dihipotesiskan oleh si peneliti. Uji t ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependennya kepuasan konsumen. Menurut Siagian 2000:53 uji t dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : b = koefisien regresi = slope hipotesis = estimasi standar error dari slope Dalam menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen maka akan diberikan dua contoh rumusan masalah uji parsial yaitu : 1 Apakah sikap terhadap produk berpengaruh pada kepuasan konsumen?