1 Metode Penelitian Bila adik melakukan kesalahan, apakah adik langsung mengakuinya? A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. 1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data sebanyak mungkin data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu pogram, organisasi atau peristiwa secara sistematis Kriyantono, 2007: 66 Pengertian lain tentang studi kasus adalah studi kasus merupakan satu strategi dan metode analisis data kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus khusus yang terjadi pada objek analisis Bungin, 2007: 229. Di sini seorang peneliti harus mengumpulkan data setepat-tepatnya dan selengkap-lengkapnya dari kasus yang ingin diteliti yang didapatkan dari subjek penelitian untuk mengetahui sebab-sebab dan apa yang terjadi di dalam kasus. Penelitian studi kasus ini akan dilakukan dengan melakukan pengamatan lansung terhadap objek penelitian di lokasi penelitian. Semua hasil pengamatan akan dituangkan dalam pembahasan dan hasil wawancara nantinya akan dianalisis dan dipilih jawaban yang paling mendekati dan berkaitan dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian dengan menggunakan metode studi kasus adalah meningkatkan pengetahuan mengenai peristiwa-peristiwa komunikasi yang nyata dalam berbagai konteks. Dalam hal ini, kasus yang terjadi di sini adalah ingin meneliti bagaimana peran komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anaknya Universitas Sumatera Utara dalam menanamkan perilaku positif. Pertanyaan tentang hal-hal apa saja yang akan terjadi dalam komunikasi antar pribadi orang tua dan anak ini dan bagaimana hal itu bisa terjadi ini menjadi agenda penting mengapa peneliti memilih metode studi kasus. Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti melakukannya dengan cara Daymon, 2008: 162 1. Melakukan analisis mendetail mengenai kasus dan situasi tertentu. Dalam hal ini peneliti akan menganalisis komunikasi antar pribadi yang terjadi dan apakah berperan dalam pembentukan perilaku positif anak. 2. Berusaha memahaminya dari sudut pandang orang-orang yang terlibat di sana. Peneliti memahami subjek penelitian tidak hanya dari subjek penelitian secara psikologis dan mengumpulkan informasi dari subjek penelitian sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. 3. Mencatat bermacam-macam pengaruh dan aspek hubungan komunikasi dan pengalaman yang akan ditemui pada saat melakukan penelitian ini dilakukan di lapangan. Dalam studi kasus, peneliti berupaya secara seksama dan dengan berbagai cara mengkaji sejumlah besar variabel yang berhubungan dengan kasus. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, variabel yang ingin dikaji adalah variabel tentang komunikasi antar pribadi orang tua dengan anak dan variabel tentang perilaku positif anak. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti Mulyana, 2001: 201. Peneliti Universitas Sumatera Utara menginginkan data yang benar-benar akurat yang diperoleh dari subjek penelitian untuk dapat mengkaji lebih dalam mengenai peran komunikasi antara orang tua dan anak dalam menanamkan perilaku positif. Dengan mengenal dan memperlajari karakteristik subjek penelitian, peneliti optimis data yang diperoleh dapat membantu tercapainya tujuan penelitian. Adapun karakteristik studi kasus yakni sebagai berikut: Daymon, 2008: 164 a. Eksplorasi mendalam dan menyempit b. Berfokus pada peristiwa nyata dalam konteks kehidupan sesungguhnya c. Dibatasi oleh ruang dan waktu. d. Bisa hanya merupakan kilasan atau riset longitudinal tentang peristiwa yang sudah maupun yang sedang terjadi e. Dari berbagai sumber informasi dan sudut pandang f. Mendetail g. Pandangan menyeluruh, menyelidiki hubungan dan keterpautan h. Fokus pada realitas yang diterima apa adanya, maupun realitas yang penting dan tidak biasa i. Bermanfaat untuk membangun, sekaligus menguji teori Namun, dalam penelitian ini karakteristik studi kasus yang dianggap relevan adalah sebagai berikut: a. Eksplorasi mendalam dan menyempit Dalam hal ini peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai komunikasi antar pribadi orang tua dan Universitas Sumatera Utara anaknya. Namun, perlu dijelaskan di sini bahwa data yang akan peneliti ambil haruslah relevan dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. b. Berfokus pada peristiwa nyata dalam konteks kehidupan sesungguhnya Dalam studi kasus ini, peneliti berusaha mengkaji peristiwa-peristiwa komunikasi yang nyata yang ada pada subjek penelitian dalam berbagai konteks, dan berusaha mencari mengapa hal-hal tertentu bisa terjadi dalam sebuah situasi, atau “apa yang terjadi di sini?”. Di sini peneliti berusaha untuk fokus mengangkat peristiwa komunikasi antara orang tua dan anaknya dan apa yang terjadi sehingga dapat mengakibatkan terbentuknya perilaku positif anak. c. Dari berbagai sumber informasi dan sudut pandang Dalam kasus ini, peneliti akan mengumpulkan informasi dari subjek penelitian dan lingkungan sekitar subjek penelitian. Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan wawancara mendalam in-depth interview dan melakukan observasi terbuka agar data yang diperoleh nantinya akurat. d. Mendetail Hasil pengamatan dan wawancara yang didapatkan dilapangan selanjutnya akan peneliti uraikan dalam bentuk narasi yang mendetail. Artinya hal-hal yang telah didapat dilapangan dijelaskan secara terperinci dan tidak ada yang direkayasa. Penjelasan yang mendetail mengenai informasi yang didapatkan akan membawa kepada tujuan penelitian yang dirumuskan sebelumnya. Universitas Sumatera Utara e. Pandangan menyeluruh, menyelidiki hubungan dan keterpautan. Studi kasus memungkinkan untuk menganalisis kasus secara menyeluruh, maksudnya meneliti seluruh aspek yang terjadi dalam kasus. Namun, bisa juga hanya berkonsentrasi pada satu aspek saja. Misalnya saja dalam penelitian ini, yaitu hanya meneliti satu aspek saja yaitu komunikasi antar pribadi yang terbatas pada orang tua dan anak. Dan berusaha menyelidiki adakah hubungan komunikasi yang dilakukan ini dengan pembentukan perilaku positif anak.

III. 2 Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Anak Autis di Yayasan Tali Kasih Medan

27 195 126

Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Pola Perilaku Anak Dalam Menonton Televisi Di Perumahan Taman Setia Budi Indah.

5 37 92

Kemampuan Empati Orang Tua dan Perilaku Anak Autis (Studi Kasus Tentang Kemampuan Empati Orang Tua Dalam Membentuk Perilaku Anak Autis di Sekolah Terapi YAKARI Kota Medan)

1 79 134

Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Dengan Anak Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keluarga Untuk Memilih Pasangan Hidup Dengan Syaid Atau Syarifah

1 52 126

Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Antar Orang Tua Dengan Anak Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak (Suatu Studi Deskriptif Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Antara Orang Tua Dengan Anak Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan

0 20 130

Pola Komunikasi Orang Tua Muda Dalam Membentuk Perilaku Positif Anak Di Kota Bandung

2 11 92

Perilaku Komunikasi Orang Tua dan Guru Dengan Anak Tunagrahita (Studi Kasus Tentang Perilaku Komunikasi Orang Tua dan Guru Dalam Memotivasi Anak Tunagrahita di SLB C Merpati)

0 11 117

Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dalam Membentuk Kemandirian Anak (Kasus di Kota Yogyakarta)

0 15 242

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ISLAMI ANAK DI DESA KARANGASEM PONJONG GUNUNGKIDUL

0 2 86

PERILAKU KOMUNIKASI ORANG TUA DAN KONSEP DIRI ANAK Perilaku Komunikasi Orang Tua Dan Konsep Diri Anak (Studi Deskriptif Kualitatif Perilaku Komunikasi Orang Tua dalam pembentuk Konsep Diri Anak Berkebutuhan Khusus di Desa Suruhkalang Rt 03 Rw 06 Jaten Ka

1 3 12