Kekurangan Media Audio untuk Tunanetra

29 kesulitan untuk memahami materi yang disiarkan. Dikarenakan siswa tunanetra tidak mempunyai pengalaman visual seperti siswa awas sehingga kalimat yang rumit akan susah diterima oleh siswa tunanetra. 5 Kecepatan penyajian pesan harus sesuai dengan kecepatan daya tangkap siswa tunanetra karena siswa tunanetra berbeda dengan siswa awas. 6 Setiap pendengar beranggapan hanya berkomunikasi dengan media audio. Oleh karenanya, media audio harus dapat berbicara dengan seseorang secara individual.

C. Pendidikan Karakter bagi Siswa Tunanetra

1. Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter

a. Pengertian Karakter

Menurut Winnie dalam Fatchul Mu’in, 2011: 160 karakter memiliki dua pengertian. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Kedua, karakter adalah tingkah lakunya sesuai dengan moral. Karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkn dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari Muchlas Samani, 2013:43. Menurut pengertian dari beberapa ahli dapat ditegaskan bahwa karakter adalah tingkah laku sehari-hari seseorang yang sesuai dengan moral yang 30 terbentuk karena pengaruh heredias maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan orang lain.

b. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter sendiri menurut Ratna Megawati dalam Dharma Kesuma, 2011:5 adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang postif kepada lingkungannya. Wynne dalam Mulyasa 2013:5 mengemukakan bahwa pendidikan karakter adalah menandai dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata dan perilaku sehari-hari. Pendapat lain tentang pendidikan karakter yang dikemukanan oleh Gaffar 2010:1, bahwa pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam kepribadian seseorang tersebut. Lickona dalam Muchlas Samani, 2013:44 menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan nilai-nilai etis. Sedangkan Saptono 2011:23 pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan sengaja untuk mengembangkan karakter baik berlandaskan kebijakan-kebijakan inti yang objektif baik bagi individu maupun masyarakat. 31 Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter adalah proses transformasi nilai-nilai kehidupan yang baik kepada anak-anak untuk ditumbuhkembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat mengambil keputusan dengan bijak, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif bagi lingkungannya, sesama manusia dan Tuhannya

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

a Tujuan Pendidikan Karakter Menurut Dharma Kesuma 2011:9, pendidikan karakter memiliki tujuan sebagai berikut: 1 Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadiankepemilikan siswa yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan; 2 Mengoreksi perilaku siswa yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah; 3Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama. Menurut Mulyasa 2013:9 Pendidikan karakter mempunyai dua tujuan, diantaranya :1 Meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan; 2 Siswa diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan 32 menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Tujuan pendidikan karakter menurut Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional 2010:7 adalah : 1 mengembangkan potensi kalbunuraniafektif siswa sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; 2 mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; 3 menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai generasi penerus bangsa; 4 mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan 5 mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah menguatkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga siswa mempunyai karakter yang khas untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, mengembangkan kebiasaan sikap dan perilaku siswa yang terpuji, dan mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang baik untuk siswa. Tujuan pendidikan karakter untuk siswa tunanetra hampir sama dengan siswa pada umumnya antara lain, menguatkan niai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga siswa tunantera mempunyai