39 dua  atau  tiga  kursi  kosong  menghadap  peserta  diskusi.
Kursi tersebut adalah tempat duduk para pembicara fish. 3
Metode  Simulasi  Bermain  Peran  Role  Playing  dan Sosiodrama
Dalam pembelajaran simulasi dilakukan dengan tujuan agar siswa memeperoleh
keterampilan tertentu,
baik yang
bersifat professional  maupun  yang  berguna  bagi  kehidupan  sehari-hari.
Dapat  pula  simulais  ditunjukan  untuk  memperoleh  pemahaman tentang  suatu  konsep  atau  prinsip,  serta  bertujuan  untuk
memecahkan  suatu  masalah  yang  relevan  dengan  pendidikan
karakter. 4
Metode atau Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran  kooperatif  yang  biasanya  disebut  group  learning, adalah  dimana  siswa  bekerja  sama  untuk  menyelesaikan  suatu
tugas akademik dalam suatu kelompok kecil saling membantu dan belajar  bersama  dalam  kelompok  mereka  serta  kelompok
pasangan yang lain.
Metode  yang  cocok  digunakan  untuk  pembelajaran  karakter  siswa tunanetra  adalah  metode  story  telling  bercerita,  mendongeng    dan
diskusi. Metode story telling cocok digunakan untuk pembelajaran siswa tunanetra  karena  dengan  pendengaran  siswa  dapat  meniru  karakter  baik
yang terdapat dalam cerita tersebut. Metode diskusi juga dapat digunakan setelah metode story telling gunanya untuk proses bertukar pikiran antara
40 dua  siswa  atau  lebih  tentang  masalah  yang  sedang  dibahas,  sehingga
siswa  dapat  memperoleh  kesamaan  pandangan  tentang  suatu  karakter- karakter  yang  dirasakan  bersama  atau  mendiskusikan  karakter-karakter
mana  yang  bisa  dicontoh  karakter  mana  yang  tidak  dapat  dicontoh kemudian  dapat  menarik  kesimpulan.  Metode  diskusi  yang  digunakan
dalam hal ini adalah metode brainstorming. Metode  pendidikan  karakter  yang  dipilih  oleh  peneliti  adalah
metode  story  telling  bercerita,  mendongeng  dan  brainstorming  dalam metode
diskusi. Dalam
metode pendidikan
karakter peneliti
menggunakan media audio cerdiktera sebagai media story telling. Setelah media audio diputarkan peneliti akan menerapkan metode brainstorming
untuk mengambil hikmah atau esensi dari cerita tersebut, sehingga siswa memahami secara langsung nilai-nilai karakter melalui story telling yang
kemudian  diambil  esensinya  melalui  brainstorming  dalam  metode diskusi.
4. Prinsip Pembelajaran Karakter bagi Siswa Tunanetra
Prinsip  yang  digunakan  dalam  pembelajaaran  karakter  bagi  siswa tunanetra adalah mengusahakan agar siswa tunanetra memahami dan mengenal
kemudian  menerima  nilai-nilai  karakter  sebagai  milik  siswa  dan  bertanggung jawab  atas  keputusan  yang  diambilnya  BPMRP,  2014:12.  Prinsip  yang
digunakan dalam pembelajaran tersebut  melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Prinsip dalam pembelajaran karakter ini dimulai dari berpikir dimana
siswa  merenungkan  karakter  yang  sudah  dipelajari  kemudian  memutuskan
41 karakter  mana  yang  baik  dan  mana  yang  buruk.  Prinsip  yang  terakhir  yaitu
berbuat dimana setelah siswa sudah bisa memutuskan mana karakter yang baik dan dapat dilakukan setiap sehari-hari.
Menurut  Lowenfeld  dalam  Juang  Sunanto,  2005:186-188  prinsip pembelajaran bagi siswa tunanetra perlu diperhatikan oleh guru, diantaranya:
a. Pengalaman konkret
Prinsip  pembelajaran  dengan  pengalaman  konkret  dimaksudkan agar  segala  sesuatu  yang  diperkenalkan  atau  diajarkan  kepada  siswa
tunanetra  diupayakan  agar  dialami  secara  nyata.  Prinsip  pengalaman konkret  ini  harus  sesuai  dengan  konteks  contextual  teaching  and
learning  yang  menekankan  adanya  pengalaman  langsung  experience dalam proses pembelajaran.
b. Penyatuan antar konsep
Prinsip  pembelajaran  dengan  penyatuan  antar  konsep  yang dimaksudkan  yaitu  adanya  proses  keterkaitan  antara  pengalaman  dan
pengetahuan  yang  dimiliki  siswa  dengan  materi  yang  disampaikan. Konsep  tersebut  diperoleh  melalui  indera  non-visual  yaitu  indera
perabaan dan pendengaran. Penyatuan antar konsep memiliki dua teknik dalam  penerapan  pada  proses  memperoleh  informasi  yaitu  teknik
perabaan  analitis  analytic  touch  dan  perabaan  sintesis  sintetic  touch. Perabaan  analitis  analytic  touch  merupakan  mengenal  benda  dalam
jangkauan  perabaan  telapak  tangan.  Perabaan  sintesis  sintetic  touch
42 merupakan  teknik  memahami  benda  yang  diluar  jangkauan  perabaan
telapak tangan. c.
Belajar sambil melakukan Prinsip  belajar  sambil  melakukan  learning  by  doing  berkaitan
dengan  prinsip  pengalaman  konkret  yang  menekankan  agar  siswa tunanetra  memperoleh  pengetahuan  melalui  pengalaman  yang  secara
langsung  dialami  sendiri.  Belajar  sambil  melakukan  dipandang  dapat memberikan  pemahaman  dan  pengalaman  konkret  dalam  proses
pembelajaran. Berdasarkan  prinsip-prinsip  yang  dikemukakan  oleh  Lowenfeld  dalam
Juang  Sunanto,  2005:186-188  pembelajaran  yang  diterapkan  bagi  siswa tunanetra  tersebut,  pada  penelitian  ini  prinsip  pembelajaran  yang  diterapkan
untuk  pembelajaran  menggunakan  media  audio  Cerdiktera  materi  karakter toleransi dan peduli sosial yaitu:
a. Pengalaman konkret, siswa tunanetra kelas VIIIA belajar secara konkret
melalui  cerita  karakter  sehari-hari  yang  terdapat  dalam  media  audio Cerdiketra.  Pembelajaran  menggunakan  media  audio  Cerdiketra
memberikan  gambaran  secara  konkret  karakter  toleransi  dan  peduli sosial, sehingga siswa mempunyai pengalaman belajar karakter tersebut.
Pengalaman  yang  diperoleh  siswa  tunanetra  tidak  bisa  melalui mengamati  apa  yang  terjadi  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Siswa  hanya
bisa  mendengarkan  dari  cerita  orang  yang  melakukan,  membaca  buku,
43 atau  mendengarkan  dari  media  audio  yang  memuat  cerita  mengenai
karakter-karakter. b.
Penyatuan  konsep,  pembelajaran  karakter  toleransi  dan  peduli  sosial dijelaskan melalui media audio Cerdikera. Pembelajaran dimulai dengan
cerita sehari-hari  yang menampilkan karakter  toleransi  dan peduli sosial beserta  contoh  dan  manfaat  dalam  kehidupan  sehari-hari,  kemudian
ditegaskan kembali apa yang sudah dipelajari melalui diskusi atau tanya jawab.
c. Belajar  sambil  melakukan,  prinsip  pembelajaran  ini  dilakukan  dengan
cara  belajar  sambil  guru  memberikan  stimulus  kepada  siswa  untuk mengetahui  respon  siswa  apakah  selama  pembelajaran  siswa  sudah
melakukan karakter yang toleransi dan peduli sosial dan siswa tunanetra juga  berlatih  menceritakan  kembali  karakter  yang  sudah  dipelajari
menggunakan media audio Cerdiketra.
D. Pemahaman Konsep Karakter Siswa Tunanetra
1. Pemahaman Konsep Karakter
Pemahamaan  adalah  kemampuan  seseorang  untuk  mengerti  atau memahami  sesuatu  setelah  sesuatu  itu  diketahui  dan  diingat  BPMRP,
2014:5.  Pemahaman  menurut  Bloom  Winkel,  2004:  274  mencakup kemampuan  untuk  menangkap  makna  dalam  arti  yang  dipelajari.
Kemampuan  memahami  dapat  juga  disebut  dengan  istilah  “mengerti”. Seorang  siswa  dikatakan  telah  mempunyai  kemampuan  mengerti  atau
memahami apabila siswa tersebut dapat menjelaskan suatu konsep tertentu