34 memperkuat kiprah pendidikan nasional, dan 3 menyaring budaya bangsa
sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat, sehingga siswa tunanetra dapat
memiliki karakater yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
3. Strategi dan Metode Pembelajaran Karakter dalam Pemahaman
Konsep Karakter Siswa Tunanetra a.
Strategi Pembelajaran Karakter
Pembelajaran Karakter fungsi utamanya adalah mengembangkan potensi siswa agar berperilaku baik yang mencerminkan budaya dan
karakter bangsa, guna memperkuat pendidikan nasional dan bertanggung jawab dalam perkembangan potensi siswa yang
bermartabat Muchlas Samani, 2013:143. Pengembangan potensi dan pemahaman siswa perlu mempunyai strategi-strategi khusus agar fungsi
utama pembelajaran karakter tersebut tercapai. Strategi yang umum diimplementasikan pada pelaksanaan
pembelajaran karakter menurut Whitley dalam Samani, 2013:144-150
terdapat lima startegi, diantaranya: 1
Strategi Cheerleading
Metode ini menanamkan karakter melalui menempel poster, spanduk atau pemasangan baliho.
35
2 Strategi pujian dan hadiah
Berlandaskan pada pemikiran yang positif positive thinking, dan menerapkan penguatan positif positive reinforcement. Strategi
ini justru ingin menunjukkan anak yang sedang berbuat baik. 3
Strategi define-and-driil
Strategi ini meminta para siswa untuk mengingat-ingat sederet nilai kebaikan dan mendefinisikannya. Setiap siswa mencoba
mengingat-ingat apa definisi atau makna nilai tersebut sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya dan terkait dengan
keputusan moralnya. 4
Strategi forced formality
Pada prinsinya strategi ini ingin menegakkan disiplin dan melakukan pembiasaan habituasi kepada siswa untuk secara
rutin melakukan sesuatu yang bernilai moral. 5
Strategi traits of the month
Pada hakikatnya meyerupai strategi cheerleading, tetapi tidak hanya mengandalkan poster-poster, spanduk, juga menggunakan
segala sesuatuhan, sambutan terkait dengan pendidikan karakter,
Strategi pembelajaran karakter yang cocok digunakan untuk siswa tunanetra adalah puji dan hadiah, define and drill, dan forced formality.
Strategi tersebut dapat dilakukan siswa tanpa menggunakan indera penglihatan dalam melakukannya. Pujian dan hadiah dilakuakn jika
siswa tunanetra menunjukkan karakter yang baik, define and drill
36 meminta siswa mengingat-ingat karakter yang baik melalui pengalaman
yang siswa alami, dan forced formality adalah meminta siswa tunanetra melakukan pembiasaan yang baik seperti yang dilakukan disekolah
yaitu membaca al-quran sebelum pembelajaran dimulai, mengucapkan salam dan menyapa jika bertemu dengan orang lain, atau sholat
berjamaah. Sedangkan strategi pembelajatan karakter yang diterapkan oleh
peneliti adalah strategi pujian dan define and drill. Strategi pujian yang dilakukan peneliti untuk memebrikan motivasi siswa terus berbuat baik
atau memupuk karakter yang baik, sehingga karakter akan membudidaya. Strategi define and drill ini meminta siswa untuk
mengingat-ingat sederet nilai karakter dan pengertiannnya yang sudah disampaikan melalui media audio cerdiktera yang sudah diputarkan.
Setiap siswa mencoba mengingat-ingat apa definisi atau makna nilai- nilai karakter yang disampaikan sesuai dengan tahap perkembangan
kognitifnya dan terkait dengan keputusan moralnya untuk menerapkan nilai-nilai karakter tersebut.
b. Metode Pembelajaran Karakter Siswa Tunanetra
Metode juga diperlukan untuk pembentukan dan pemahaman karakter selain strategi, sehingga pembelajaran berjalan dengan
efektif. Menurut
Linckona, bapak
Pendidikan Karakter
menyaraknakan agar pendidikan karakter berlangsung efektif maka pendidik dapat mengusahakan implementasi berbagai metode. Metode
37 pembelajaran karakter terdiri dari empat metode Muchlas Samani,
2013:146, yaitu: 1
Metode Story Telling Bercerita, Mendongeng
Metode ini hampir sama dengan metode ceramah, tetapi pendidik lebih leluasa untuk berimprovisasi. Di dalam metode story telling
ini pendidik diperbolehkan menggunakan perubahan mimik, gerak tubuh, mengubah intonasi suara seperti keaadaan yang
hendak dilukiskan dalam cerita. Pendidik dalam metode ini mesti
mengambil hikmah atau esensi dari cerita 2
Metode Diskusi
Metode diskusi ini adalah proses bertukar pikiran antara dua orang atau lebih tentang sesuatu masalah untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam pembelajaran umumnya diskusi terdiri dari dua macam, diskusi kelas whole group dan diskusi kelompok.
Dalam penerapan pembelajaran karakter terdapat lima macam
metode diskusi kelompok Muchlas Samani, 2013:153, yaitu: a
Buzz Group
Metode diskusi buzz group ini suatu kelompok besar dibagi menjadi menjadi kelompok kecil-kecil terdiri dari 3-4 orang
untuk mendiskusikan suatu topic masalah. Dalam metode ini tempat duduk diatur sedemikian rupa agar siswa dapat saling
tatap muka dan berbagi pendapat dengan mudah.