Perangkat Pembelajaran Segitiga dan Segi Empat Menggunakan

38 pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting adalah suatu perangkat pembelajaran untuk membelajarkan konsep segitiga dan segi empat yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan Lembar Kegiatan Siswa LKS yang dikembangkan menggunakan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting. RPP yang disusun telah disesuaikan dengan komponen-komponen RPP yang termuat dalam BSNP tahun 2007 dan langkah-langkah dalam model pembelajaran probing prompting. Langkah-langkah pembelajaran pada RPP yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup disesuaikan dengan tahapan probing prompting, yaitu: 1 menyajikan situasi baru, 2 merumuskan jawaban, 3 mengajukan persoalan, 4 merumuskan jawaban, 5 menunjuk siswa, 6 mengajukan pertanyaan akhir. Selain itu, disesuaikan pula dengan tujuh komponen utama pada pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu: 1 contructivism, 2 questioning, 3 inquiry, 4 learning community, 5 modeling, 6 reflection, 7 authentic assessment. Sesuai dengan kurikulum KTSP, langkah- langkah dalam proses pembelajaran adalah 1 eksplorasi, 2 elaborasi, dan 3 konfirmasi. Keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dengan tahapan probing prompting, langkah-langkah pembelajaran dalam KTSP, dan tujuh komponen utama pada pendekatan kontekstual disajikan dalam Tabel 3 berikut: 39 Tabel 2. Keterkaitan antara Kegiatan Pembelajaran dengan Tahapan Probing Prompting, Langkah-langkah Pembelajaran dalam KTSP, dan Tujuh Komponen Utama pada Pendekatan Kontekstual Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Probing Prompting Langkah- langkah Pembelajaran dalam KTSP Tujuh komponen utama pada pendekatan kontekstual Pendahuluan Inti Menyajikan situasi baru Eksplorasi Constructivism Merumuskan jawaban Elaborasi Constructivism, question, inquiry, learning community, modeling, authentic assessment Mengajukan persoalan Merumuskan jawaban Menunjuk siswa Mengajukan pertanyaan akhir Konfirmasi Reflection, modeling, dan authentic assessment Penutup Sementara itu, LKS yang dikembangkan disesuaikan dengan syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Tentunya, LKS yang dikembangkan memuat tujuh komponen utama pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang langkah-langkahnya telah disesuaikan dengan model pembelajaran probing prompting.

8. Kualitas Perangkat Pembelajaran

Van den Akker dan Nieveen Rochmad, 2012:68 menyatakan bahwa dalam penelitian pengembangan model pembelajaran perlu kriteria kualitas yaitu kevalidan validity, kepraktisan practically, dan keefektifan effectiveness. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikatakan berkualitas jika memenuhi kualifikasi valid, praktis, dan efektif. 40 a. Aspek kevalidan Validitas dalam suatu penelitian pengembangan meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Van den Akker Rochmad, 2012: 68 menyatakan: “validity refers to the extent that design of the intervention is based on state-of- the art knowledge ‘content validity’ and that the various components of the intervention are consistently linked to each other ‘construct validity’.” Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa perangkat pembelajaran dikatakan valid jika memenuhi validitas isi dan validitas konstruk. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikatakan memenuhi validitas isi jika sesuai dengan kurikulum yang berlaku, yang tertuang dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas VII sedangkan dikatakan memenuhi validitas konstruk jika adanya saling keterkaitan setiap komponen dalam perangkat pembelajaran. Kevalidan perangkat pembelajaran yang dikembangkan ini didasarkan pada validitas isi yang dinilai oleh validator. Agar perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini memenuhi kualifikasi valid, ada beberapa aspek yang harus dipenuhi, meliputi: 1 kesesuaian dengan prinsip penyusunan RPP berdasarkan BSNP tahun 2007, 2 kesesuaian dengan model pembelajaran probing prompting, 3 kesesuaian dengan pendekatan kontekstual, 4 kesesuaian LKS dengan syarat didaktik, konstruksi, dan teknis, serta 5 kesesuaian dengan kualitas isi materi LKS.

Dokumen yang terkait

MEDIA POP-UP UNTUK MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMP

6 56 17

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DAN PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT (PT

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TIPE PROBING PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT PRIBADI MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TIPE PROBING PROMPTING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2

0 0 14

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SMP KELAS VII SEMESTER GENAP DENGAN MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013.

2 12 588

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII.

1 1 337

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

3 17 21

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PROBING-PROMPTING BERBASIS ETNOMATEMATIKA UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA.

4 10 127

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MATERI ARITMETIKA SOAIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 53

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDEED TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DAN SEGITIGA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KISARAN

0 1 7

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

0 1 8