14
laporan kegiatan dari koordinator masing-masing bidang dan evaluasi kegiatan baik yang terlaksana maupun yang tidak terlaksana. Dengan adanya laporan dan
evaluasi ini pengurus stasi dapat melihat hal-hal baik yang dapat dipertahankan dan juga memperbaiki hal-hal yang masih kurang. Untuk itu dalam pertemuan
pengurus stasi ini dibutuhkan keterbukaan dari setiap bidang sehingga harapan yang dicita-citakan dapat terwujud demi perkembangan Stasi Santo Lukas
Sokaraja [Lampiran 6: 18].
b. Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
Umat di Stasi Santo Lukas Sokaraja tidak hanya terlibat dalam kegiatan- kegiatan gerejani, baik dalam lingkup Paroki, Stasi maupun Lingkungan,
melainkan keterlibatan umat juga diwujudkan dalam kebersamaan dan keterlibatan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.
Keterlibatan dan keikutsertaan umat dalam berbagai kehidupan, merupakan salah satu usaha umat untuk semakin memahami makna kebersamaan dalam hidup.
Kebersamaan yang terjalin diharapkan tidak hanya sebatas dengan umat katolik saja tetapi juga dengan umat yang lain. Dengan demikian tumbuh juga rasa saling
menghargai satu sama lain. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya: Aksi sosial, keterlibatan dalam kepengurusan RT, terlibat dalam Pesta Kemerdekaan RI dan
donor darah.
1 Aksi sosial
Salah satu wujud keterlibatan umat dalam hidup bermasyarakat yakni dengan mengadakan aksi sosial. Aksi sosial biasanya dilakukan oleh umat stasi
15
saat menjelang Natal dan Paskah. Dalam pelaksanaan kegiatan ini umat stasi membagikan sembako seperti beras, minyak, gula, dsb kepada orang-orang yang
membutuhkan. Sembako yang diberikan biasanya berasal dari umat stasi sendiri dan jika ada kekurangan panitia kegiatan menambahkan dengan membeli barang-
barang yang masih dibutuhkan. Sasaran yang diberi sembako tidak hanya sebatas umat stasi yang membutuhkan tetapi juga dibagikan kepada masyarakat yang
membutuhkan disekitar stasi. Pelaksanaan aksi sosial ini dikoordinator oleh ibu- ibu WK Wanita Katolik stasi. Kegiatan aksi sosial dilaksanakan dengan harapan
umat katolik semakin termotivasi untuk lebih peka terhadap situasi yang ada di dalam masyarakat dengan mau terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan
[Lampiran 6: 18].
2 Kepengurusan RT
Umat Katolik tidak hanya terlibat dalam kegiatan-kegiatan gerejani saja tetapi juga ikut ambil bagian dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti menjadi
pengurus RTRW. Kedudukan umat katolik dalam kepengurusan tersebut menduduki peran penting antara lain menjadi ketua RT, sekretaris, bendahara,
dsb. Dengan mendapatkan peran penting tersebut menandakan bahwa umat katolik dipercaya oleh warga sekitar [Lampiran 6: 18].
3 Pesta Kemerdekaan RI
Dalam memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia umat turut serta dalam memperingati hari bersejarah yang setiap tahun dirayakan dan
diperingati oleh seluruh warga Indonesia. Dalam peringatan hari kemerdekaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tersebut, berbagai kegiatan dan perlombaan dilaksanakan di setiap desa. Biasanya umat katolik ikut ambil bagian dalam perlombaan yaitu lomba olah raga. Dalam
pelaksanaan lomba tersebut setiap RT mengirim perwakilan untuk bertanding di tingkat RW. Disamping itu pula umat terlibat dalam mempersiapkan syukuran
pesta kemerdekaan RI, misalnya menyiapkan tempat untuk berkumpul bersama dan ikut menyiapkan makanan yang akan dinikmati bersama biasanya ibu-ibu
[Lampiran 6: 18].
4 Donor darah
Donor darah merupakan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh umat Stasi Santo Lukas Sokaraja. Pelaksanaan kegiatan ini yaitu saat menjelang
hari pesta nama pelindung Gereja. Peserta donor darah adalah umat katolik sendiri. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan ini, umat yang bersedia
menyumbangkan darahnya kurang lebih 25 orang. Panitia kegiatan bekerja sama dengan PMI Kabupaten Banyumas. Darah yang telah terkumpul dikelola oleh
PMI dan dapat dipakai tidak hanya untuk umat katolik saja, namun berlaku untuk umum. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan kepedulian umat katolik
kepada orang-orang sakit yang membutuhkan bantuan khususnya bantuan darah [Lampiran 6: 18].
B. Penelitian mengenai Kegiatan Hidup Menggereja Umat di Stasi Santo
Lukas, Sokaraja
Penulis sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu melakukan persiapan. Adapun yang menjadi persiapan penelitian penulis meliputi latar
17
belakang penelitian, rumusan penelitian, tujuan penelitian, dan metodologi penelitian. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui secara nyata bagaimana
keterlibatan umat dalam kegiatan hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja. Penelitian diadakan pada 13-14 Oktober 2015. Hasil penelitian
kemudian akan dianalisis untuk mendapatkan gambaran nyata keterlibatan umat dalam kehidupan menggereja.
1. Latar Belakang Penelitian
Kegiatan gerejani merupakan kegiatan yang dapat membantu umat dalam menghidupi iman kristianinya. Melalui keterlibatan umat dalam kegiatan-kegiatan
gerejani mereka semakin menyadari akan tanggung jawabnya sebagai anggota Gereja dalam memajukan kehidupan menggereja. Peranan ini akan semakin
tampak apabila setiap umat memiliki kesadaran dalam dirinya masing-masing. Kegiatan-kegiatan gerejani tidak akan berkembang dengan baik tanpa keterlibatan
umatnya. Di zaman yang semakin modern ini orang ditantang untuk semakin maju
dalam pola pikir maupun kehidupannya. Dinamika kehidupan yang semakin beragam dan tantangan hidup yang berliku merupakan keadaan yang dihadapi
oleh orang zaman sekarang. Namun justru di tengah kehidupan yang serba modern dan penuh tantangan itu peran umat dalam keterlibatan dalam kegiatan
menggereja akan dituntut. Kegiatan yang diadakan dalam hidup menggereja merupakan salah satu
wadah bagi umat untuk mewujudkan iman kristianinya melalui keterlibatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mereka. Ketika umat menyadari bahwa hidup mati kegiatan yang dilaksanakan gereja sangat tergantung pada keterlibatan mereka maka dengan sendirinya
mereka pun semakin merasakan manfaat dari kegiatan itu. Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat mengetahui bagaimana
pemahaman umat mengenai hidup menggereja dan seberapa besar keterlibatan umat dalam kegiatan hidup menggereja.
2. Rumusan Penelitian
Bertolak dari latar belakang di atas, penulis mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana umat stasi memahami atau mengerti hidup menggereja?
b. Bagaimana umat Stasi St. Lukas Sokaraja terlibat dalam hidup menggereja?
c. Bentuk-bentuk kegiatan pendukung perkembangan penghayatan iman umat
stasi? d.
Bentuk kegiatan seperti apa yang diharapkan mampu meningkatkan keterlibatan umat stasi dalam hidup menggereja?
3. Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini dilaksanakan antara lain:
a. Mengetahui pemahaman umat stasi mengenai hidup menggereja.
b. Mengetahui keterlibatan umat di Stasi St. Lukas Sokaraja dalam hidup
menggereja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c. Mengetahui bentuk kegiatan yang mendukung perkembangan penghayatan
iman umat di Stasi St. Lukas Sokaraja. d.
Mengetahui bentuk kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan keterlibatan umat stasi dalam hidup menggereja.
4. Metodologi Penelitian
a. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan memanfaatkan metode wawancara serta pengamatan untuk mendapatkan data penelitian serta
permasalahan yang terjadi di Stasi Santo Lukas Sokaraja. Penulis mengadakan wawancara kepada beberapa umat stasi. Moleong 2011: 6 menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penulis memilih penelitian ini karena metode penelitian kualitatif
memandang manusia sebagai instrumen utama dan mengutamakan proses dari pada hasil penelitian Moleong, 2011: 11. Melalui penelitian kualitatif penulis
dapat mengenal orang subyek secara pribadi. Latar belakang alamiah yang mengharuskan penulis terlibat langsung dalam proses penelitian menjadi suatu
tantangan tersendiri untuk berproses bersama responden dimana penelitian diadakan dan menyesuaikan diri dengan kenyataan-kenyataan yang ada di
lapangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI