Bagi Peneliti Manfaat Penelitian
12 merupakan proses kompleks tang terjadi sepanjang hidupnya Azhar Arsyad,
2006. Proses kognitif yang terjadi dalam diri manusia ialah proses perubahan
struktur dalam pikirannya. Menurut Piaget Sugihartono dkk, 2007: 109, pikiran manusia terdiri atas struktur yang disebut sebagai skema atau skemata jamak.
Ketika seseorang belajar, skemata yang telah ada pada dirinya mengalami perubahan menjadi skemata yang baru. Proses perubahan tersebut melalui tiga
tahapan yaitu tahap asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi penyeimbangan. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa belajar ialah proses kompleks yang terjadi dalam diri manusia yang mengakibatkan perubahan skema atau struktur kognitif yang ditandai dengan
perubahan tingkah laku yang terjadi sepanjang hidupnya. Terdapat 11 prinsip mengenai belajar dan pembelajaran yang disampaikan oleh Abdorrakhman
Gintings 2010: 5-6 yaitu: 1.
Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada siswa agar dapat belajar sendiri.
2. Pepatah Cina mengatakan: “Saya dengar saya lupa, saya lihat saya ingat,
dan saya lakukan saya paham”. Mirip dengan itu John Dewey mengembangkan apa yang dikenal dengan “Learning by doing”.
3. Semakin banyak alat indera yang diaktifkan dalam kegiatan belajar,
semakin banyak informasi yang terserap. 4.
Belajar dalam banyak hal adalah suatu pengalaman. . . 5.
Materi akan lebih mudah dikuasai apabila siswa terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar pembelajaran. Siswa akan terlibat secara
emosional dalam kegiatan belajar pembelajaran jika pelajaran adalah bermakna baginya.
6. Belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam diri intrinsik dan dari luar
ekstrinsik siswa. 7.
Semua manusia, termasuk siswa, ingin dihargai dan dipuji. Penghargaan dan pujian merupakan motivasi intrinsik bagi siswa.
13 8.
Makna pelajaran bagi diri siswa merupakan motivasi dalam yang kuat sedangkan faktor kejutan faktor “Aha” merupakan motivasi luar yang
efektif dalam belajar. 9.
Belajar “Is enhanced by Challenge and inhibited by Threat”. 10.
Setiap otak adalah unik . . . 11.
Otak akan lebih mudah merekam input jika dalam keadaan santai atau rileks daripada dalam keadaan tegang.
Selanjutnya, Ausubel Erman Suherman dkk, 2003: 32-33 mengatakan bahwa belajar haruslah bermakna bagi siswa. Menurut Ausubel dalam Ratna
W.D. 2011: 95, “belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang.” Oleh karena itu proses belajar bermakna dilakukan oleh siswa dengan menemukan konsepnya sendiri atau dengan kata lain siswa tidak
menerima pelajaran begitu saja. Proses belajar seperti ini dapat membuat pelajaran lebih mudah dimengerti oleh siswa.
Selanjutnya, Bruner Erman Suherman dkk, 2003: 44 mengemukakan bahwa seorang anak melalui tiga tahap dalam belajar. Tahap-tahapannya adalah
sebagai berikut. a.
Tahap enaktif yaitu tahapan belajar siswa melalui tindakan. Tahap ini bersifat manipulatif Ratna W.D., 2011:78. Misalnya seorang anak secara enaktif
mengetahui bagaiman berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. b.
Tahap ikonik yaitu tahap yang berhubungan dengan kegiatan mental siswa mengenai gambaran objek yang dimanipulasinya.
“Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak
mendefinisikan sepenuhnya konsep itu” Ratna W.D., 2011:78. Salah satu contohnya ialah melalui ilustrasi gambar blacky bergeser menuju