Validitas Instrumen Tes Perencanaan

tidak memberikan komentar terhadap kuesioner validasi produk siswa. Peneliti masih mempertimbangkan perbaikan lain sebelum penyebaran kuesioner. 2 Uji Validitas Konstruk Guru Peneliti melakukan uji validitas konstruk terhadap kuesioner validasi produk yang ditujukan kepada dua guru SD Kanisius Wirobrajan. Ada dua kuesioner yang diuji, yaitu kuesioner validasi produk ahli dan kuesioner validasi produk siswa. Guru menguji dengan memberikan penilaian sesuai dengan kategori skor yang sudah ditentukan lihat tabel 3.4 hal 44. Selain memberikan penilaian, guru juga memberikan komentar pada kolom yang disediakan. Berikut hasil penilaian dari Guru. Tabel 4.38 Rekapitulasi Penilaian Kuesioner Validasi Produk Ahli oleh Guru Guru kelas Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38 3,8 Sangat Baik 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat Baik Rerata 38 3,8 Sangat Baik Dari hasil penilaian oleh guru di atas, menunjukkan bahwa skor rerata 3,8 dan ter masuk dalam kategori “sangat baik”. Dalam penilaian ini, guru tidak memberikan komentar terhadap kuesioner validasi produk. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa kuesioner validasi produk ahli layak digunakan tanpa perbaikan. Selain kuesioner validasi produk ahli, guru juga menguji kuesioner validasi produk siswa. Berikut hasil penilaian dari guru terhadap kuesioner validasi produk siswa. Tabel 4.39 Rekapitulasi Penilaian Kuesioner Validasi Produk Siswa oleh Guru Guru kelas Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat Baik 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 3,9 Sangat Baik Rerata 38,5 3,85 Sangat Baik Dari hasil penilaian oleh guru di atas, menunjukkan bahwa skor rerata 3,85 dan ter masuk dalam kategori “sangat baik”. Dalam penilaian ini, guru tidak memberikan komentar terhadap kuesioner validasi produk siswa. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa kuesioner validasi produk siswa layak digunakan tanpa perbaikan. 3 Uji Keterbacaan Kuesioner Validasi Produk oleh Siswa Uji keterbacaan dilakukan oleh lima orang anak SD Kanisius Wirobrajan. Pengujian ini bertujuan untuk melihat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan pada kuesioner validasi produk siswa. Berikut hasil penilaian dari kelima siswa SD Kanisius Wirobrajan terhadap kuesioner validasi produk siswa. Tabel 4.40 Rekapitulasi Penilaian Kuesioner Validasi Produk Siswa oleh Siswa SD Kanisius Wirobrajan siswa Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 30 3 Baik 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 33 3,3 Sangat Baik 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat Baik 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 32 3,2 Baik 5 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 36 3,6 Sangat Baik rerata 33,8 3,38 Sangat Baik Hasil penilaian oleh siswa di atas, menunjukkan bahwa skor rerata 3,38 dan ter masuk dalam kategori “sangat baik”. Kelima siswa yang memberikan penilaian, tidak ada yang memberikan komentar pada kolom komentar. Selanjutnya peneliti melakukan rekapitulasi penilaian keseluruhan uji validitas konstruk kuesioner validasi produk ahli dan siswa yang dilakukan oleh ahli, guru dan uji keterbacaan oleh siswa. Berikut tabel hasil rekapitulasi keseluruhan uji validitas konstruk kuesioner validasi produk. Tabel 4.41 Rekapitulasi Penilaian Keseluruhan Kuesioner Validasi Produk Ahli Penguji Rerata Kategori Ahli Bahasa 3,9 Sangat Baik Guru 3,8 Sangat Baik Guru 3,8 Sangat Baik Rerata 3,83 Sangat Baik Melihat hasil rekapitulasi secara keseluruhan, diperoleh skor rerata 3,83. Skor rerata yang diperoleh termasuk dalam kategori “sangat baik”, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner validasi produk ahli sudah layak digunakan. Selanjutnya kuesioner validasi produk ahli diberikan kepada ahli dan guru SD BOPKRI Gondolayu untuk menguji produk alat peraga. Selain melakukan rekapitulasi secara keseluruhan uji validitas konstruk kuesioner validasi produk ahli, peneliti juga melakukan rekapitulasi secara keseluruhan uji validitas konstruk kuesioner validasi produk siswa. Berikut hasil rekapitulasi keseluruhan uji validitas konstruk kuesioner validasi produk siswa. Tabel 4.42 Rekapitulasi Penilaian Keseluruhan Kuesioner Validasi Produk Siswa Penguji Rerata Kategori Ahli Bahasa 4 Sangat Baik Guru 3,8 Sangat Baik Guru 3,9 Sangat Baik Siswa 3,38 Sangat Baik Rerata 3,77 Sangat Baik Melihat hasil rekapitulasi secara keseluruhan, diperoleh skor rerata 3,77. Skor rerata yang diperoleh termasuk dalam kategori “sangat baik”, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner validasi produk siswa sudah layak digunakan.

3. Pengembangan desain

a. Konsep Pembuatan Alat Peraga

Pembuatan alat peraga papan perkalian merupakan pengembangan dari alat peraga Montessori yaitu checker board yang digunakan untuk materi perkalian. Alat peraga ini terdiri dari papan perkalian dengan kotak berwarna yang disusun sesuai dengan pola warnanya. Kemudian manik-manik rangkaian mulai dari 1-9 dengan warna yang berbeda-beda. Selain itu alat peraga ini dilengkapi dengan kartu angka dari 0-9 dengan dua warna yang berbedaNienhuis, 2012: 172-173. Gambar 4.1 Checker Board Peneliti mengembangkan alat peraga papan perkalian berdasarkan checker board dengan dimodifikasi pada bentuk dan kegunaannya. Pengembangan disesuaikan dengan karakteristik siswa sekolah dasar di Indonesia khususnya di Yogyakarta. Selain itu, penambahan fungsi alat peraga membuatnya lebih efisien.

b. Desain Alat Peraga

Pengembangan alat peraga papan perkalian disertai juga dengan album penggunaannya yang dijelaskan pada subbab berikutnya. Berikut pengembangan desain alat peraga perkalian berbasis metode Montessori. 1 Alat Peraga Papan Perkalian Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah berupa alat peraga papan perkalian yang berbasis pada metode Montessori dan dilengkapi dengan album penggunaannya. Alat peraga ini diharapkan mampu membantu anak dalam melakukan operasi hitung perkalian. Adapun beberapa komponen yang dikembangkan dalam penelitian ini, diantaranya papan perkalian, manik-manik rangkaian dari 1-10, kartu angka, kartu operasi hitung, tempat manik-manik, tempat kartu angka, tempat kartu operasi hitung dan kartu soal beserta tempatnya. Papan perkalian ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 70cm x 35cm x 1,2cm. Papan perkalian ini terdiri dari kotak-kotak warna menyerupai papan catur, tempat untuk kartu angka, tempat untuk kartu operasi hitung dan bilangan untuk menentukan nilai tempat. Warna dari kotak-kotak tersebut sudah disesuaikan dengan ketentuan yang ada, warna hijau untuk nilai tempat satuan, ribuan dan jutaan, sedangkan warna biru untuk nilai tempat puluhan, puluh ribuan dan puluh jutaan, yang terakhir warna merah untuk nilai tempat ratusan, ratus ribuan dan ratus jutaan. Fungsi kotak-kotak warna tersebut selain untuk menentukan nilai tempat, juga untuk meletakkan manik-manik rangkaian saat melakukan operasi hitung perkalian. Kemudian alat ini dilengkapi dengan tempat kartu angka yang berbentuk lubang persegi panjang berukuran 2,2cm × 2cm di sisi bawah dan samping kanan. Kemudian tempat kartu operasi hitung yang dibuat di pojok kanan bawah dengan ukuran 2,5cm × 2,3cm. Komponen lain yang terpisah dari alat peraga ini adalah manik-manik rangkaian 1-10 berdiameter 6mm dengan ketentuan manik 1 berwarna merah, manik 2 berwarna hijau, manik 3 berwarna merah mudapink, manik 4 berwarna kuning, manik 5 berwarna biru muda, manik 6 berwarna ungu, manik 7 berwarna putih, manik 8 berwarna cokelat, manik 9 berwarna biru tua dan manik 10 berwarna emas. Kemudian kartu angka bilangan 0-9 berukuran 2cm x 3cm yang dibedakan menjadi 2 warna yaitu warna putih dan abu-abu dengan warna bilangan yang sudah diberi warna sesuai ketentuan. Komponen lain yaitu kartu operasi hitung yang berukuran 2,3cm x 3,5cm dengan warna dasar putih sedangkan operasi hitungnya berwarna hitam. Komponen-komponen tersebut mempunyai tempat, untuk manik-manik dan kartu angka bergabung dalam satu kotak yang diberi sekat yang disertai dengan tutupnya. Manik-manik 7, 8, 9 memiliki lebar 8cm, untuk manik-manik 4, 5, 6 memiliki lebar 6cm, untuk manik-manik 1, 2, 3 memiliki lebar 4cm, khusus untuk manik-manik 10 terpisah dengan ukuran 8cm x 8cm disertai dengan tutupnya, sedangkan kartu angka memiliki lebar masing-masing 6cm. Kemudian untuk tempat kartu soal dengan alas berbentuk persegi panjang dengan ukuran 11cm x 13 cm dan untuk sisi samping berbentuk trapesium siku-siku dengan ukuran depan 3,8cm dan belakang 7,2cm. 2 Album Alat Peraga Album alat peraga merupakan bagian yang penting dari pembuatan alat peraga papan perkalian. Album alat peraga perkalian merupakan buku panduan cara menggunakan alat peraga papan perkalian. Album papan perkalian menjelaskan mengenai beberapa hal, diantaranya materi pembelajaran, submateri, tujuan langsung, tujuan tidak langsung, nama alat peraga dan langkah-langkah presentasi menggunakan alat peraga perkalian. Langkah-langkah presentasi yang sistematis memungkinkan pembaca dapat menggunakan alat peraga papan perkalian. Pembelajaran yang pertama yaitu mengenal nilai tempat dari alat peraga papan perkalian, perkalian yang hasilnya dua angka, perkalian yang hasilnya tiga angka, perkalian yang hasilnya empat angka. Masing-masing pembelajaran dijelaskan secara spesifik dan sistematis lihat lampiran 8 halaman [120].

c. Pengumpulan Bahan

Berdasarkan analisis kebutuhan, peneliti memutuskan menggunakan kayu sebagai bahan utamanya. Kayu yang dipilih adalah kayu pinus yang mempunyai karakteristik lunak, ringan dan mempunyai warna cerah. Dalam pembuatan papan perkalian, kayu pinus dikombinasikan dengan triplek dengan alasan jika menggunakan triplek untuk ukuran panjang, sedikit kemungkinan papan melengkung. Selain kayu pinus, terdapat bahan-bahan pendukung lainnnya yaiu manik-manik yang dirangkai dengan kawat wire menjadi manik rangkaian 1-10. Manik-manik yang dipilih terbuat dari plastik yang mudah didapatkan di toko asesoris. Kemudian kawat wire dipilih karena mempunyai sifat elastis yang mudah dibentuk. Adapun bahan lain yang digunakan yaitu kertas. Kertas yang dipilih adalah kertas ivory, kertas ivory mempunyai tingkat ketebalan yang berbeda-beda. Peneliti memutuskan menggunakan kertas ivory dengan kode 230 yang memiliki ketebalan mencukupi dan dengan harga yang terjangkau. Bahan kertas ini digunakan untuk membuat kartu soal sebagai bagian dari alat peraga papan perkalian. Bahan lain yang digunakan yaitu kain beludru yang digunakan untuk memberikan warna hijau, biru dan merah pada papan perkalian. Selain itu, peneliti menggunakan stiker untuk setiap angka pada papan perkalian, kartu angka dan tanda operasi hitung.

d. Pembuatan Alat Peraga Papan Perkalian

Pembuatan alat peraga papan perkalian dibantu oleh tukang kayu. Peneliti dan tukang kayu melakukan kerjasama selama kurang lebih satu bulan untuk membuat alat peraga papan perkalian. Bentuk dari kerjasamanya yaitu peneliti membuatkan desain dengan ukuran yang detail agar tidak terjadi kesalahan, kemudian tukang kayu membuatkan alat peraga sesuai dengan permintaan atau desain yang dibuat. Berikut bentuk awal alat peraga papan perkalian. Gambar 4.2 Bentuk Awal Papan Perkalian Pembuatan tahap pertama yaitu membuat papan perkalian. Langkah pertama memotong bagian-bagian yang akan di bentuk sesuai dengan ukuran. Kedua disusun dan dibentuk sebagai bentuk awal papan perkalian. Dalam papan perkalian terdapat lubang di sisi bawah dan samping. Fungsi lubang tersebut adalah untuk menempatkan kartu angka ketika melakukan operasi hitung perkalian. Sedangkan lubang di pojok yang memiliki ukuran lebih besar sebagai tempat operasi hitung. Kemudian langkah berikutnya melakukan finishing agar kayu menjadi lebih awet dan tahan rayap. Selanjutnya, memasang kain beludru untuk memberikan warna hijau, biru dan merah pada alat peraga. Kemudian penempelan stiker angka untuk nilai tempat sesuai warna yang telah ditentukan. Tahap kedua yaitu pembuatan kartu angka, manik-manik rangkaian 1-10 dan kartu operasi hitung. Pertama pembuatan kartu angka dimulai dengan memotong triplek sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan. Kemudian potongan triplek diamplas dan dicat sesuai dengan warnanya. Setelah itu potongan triplek ditempel dengan stiker angka 0-9. Kedua pembuatan kartu operasi hitung, proses pembuatan kartu ini tidak jauh berbeda dengan pembuatan kartu angka, hanya berdeda ukuran dan operasi hitungnya saja. Ketiga pembuatan rangkaian manik 1- 10, manik-manik dirangkai dengan menggunakan kawat wire sesuai dengan nilainya. Kemudian pada masing-masing ujung kawat dibuat melengkung menjadi lingkaran untuk mengunci manik-manik agar tidak lepas.