Validasi Produk Alat Peraga Papan Perkalian

peraga termasuk dalam kategori ringan. 2. Kotak Manik- Manik Tempat manik-manik hanya berisi manik 1-9 dan kartu angka, sedangkan manik 10 dan kartu operasi hitung terpisah. Tempat manik-manik berisi manik 1-10, kartu angka, dan kartu operasi hitung. Revisi dilakukan atas pertimbanga n efisien tempat kotak manik-manik sehingga komponen alat peraga tidak terlalu banyak dan mudah dibawa oleh siswa.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil identifikasi masalah pada tahap perencanaan. Hal tersebut menjadi acuan bagi peneliti dalam mengembangkan desain yang sesuai dengan hasil analisis kebutuhan siswa dan guru. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mengetahui jika tidak ada alat peraga matematika untuk kelas III. Hal tersebut juga sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan bahwa guru tidak menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika. Tidak adanya alat peraga dalam pembelajaran matematika di kelas III disebabkan karena keterbatasan waktu untuk membuat alat peraga. Salah satu dampak dari model pembelajaran yang seperti ini adalah siswa mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar tersebut ditemukan pada saat observasi maupun wawancara. Dari hasil pengumpulan data tersebut, salah satu kesulitan belajar siswa terletak pada materi perkalian. Berdasarkan analisis masalah tersebut, peneliti selanjutnya mengembangkan alat peraga yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru terutama untuk materi perkalian. Kebutuhan akan alat peraga, dapat terlihat dari hasil kuesioner kebutuhan siswa dan guru. Hasil kuesioner tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 6 guru menyetujui jika adanya alat peraga dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Hal ini juga diperkuat dari hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa bahwa sebanyak 39 siswa menyukai belajar matematika dengan menggunakan alat peraga. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan alat peraga sesuai dengan hasil identifikasi masalah dan kuesioner analisis kebutuhan. Kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru dikembangkan mengacu 5 karakteristik alat peraga antara lain menarik, gradasi, auto-education, auto- correction , dan kontekstual. Kuesioner tersebut disusun menggunakan jenis kuesioner terbuka. Hal ini membantu peneliti untuk mengetahui kondisi siswa secara nyata. Berikut akan dipaparkan data tentang kuesioner analisis kebutuhan yang menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan alat peraga berupa papan perkalian. Tabel 4.56 Analisis Ciri-ciri Alat Peraga yang Dikembangkan Ciri No. Jawaban Responden Keputusan Auto- education 1. Sebanyak 49 siswa atau sebesar 94,2 mengatakan tidak pernah menggunakan alat peraga. Hal tersebut juga tidak sesuai dengan hasil kuesioner guru yang menyatakan bahwa sebanyak 5 guru pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Namun, alat peraga yang disebutkan guru tidak berkaitan dengan materi perkalian. Berdasarkan uraian jawaban tersebut, peneliti melihat bahwa adanya alat peraga dapat membantu dalam memahami materi. Hal tersebut juga didukung dengan belum adanya alat peraga tentang perkalian untuk kelas III. 2. Sebanyak 6 guru menyatakan bahwa penggunaan alat peraga dapat membantu siswa dalam memahami konsep. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat siswa bahwa 39 siswa menyukai belajar dengan menggunakan alat peraga. Kontekstual 3. Sebanyak 6 guru memiliki niat minat untuk membuat alat peraga dengan memanfaatkan benda- benda di sekitar. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat siswa bahwa sebanyak 45 siswa atau 86,5 belum pernah menggunakan alat peraga dengan menggunakan benda-benda di sekitar. Uraian jawaban tersebut menjadi pertimbangan peneliti bahwa penggunaan alat peraga yang memanfaatkan benda-benda di sekitar masih terbatas. Bahan utama yang dipilih peneliti adalah kayu pinus, hal ini mempertimbangkan beberapa hal seperti keawetan, warna yang cerah, dan sebagainya. 4. Kayu = 47 Besi = 2 Kertas = 21 Plastik = 5 Lainnya = Menarik 5 Sebanyak 49 siswa berpendapat bahwa pemberian warna pada alat peraga dapat membuat alat peraga lebih menarik. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat guru bahwa sebanyak 6 guru menyetujui pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga lebih menarik. Warna cerah merupakan warna yang dipilih peneliti berdasarkan hasil kuesioner guru dan siswa. Beberapa warna tersebut disesuaikan dengan warna manik-manik Montessori agar tetap menjadi hal yang konsisten. Hal tersebut dilakukan agar tidak membingungkan siswa. Merah = 20 Biru = 27 Hijau = 24 Putih = 12 6 Sebanyak siswa dan 5 guru memilih jenis warna cerah untuk alat peraga. Berikut beberapa warna yang dipilih. Merah = 20 Ciri No. Jawaban Responden Keputusan Biru = 27 Hijau = 24 Putih = 12 Pink = 9 Kuning = 24 Oranye = 8 Ungu = 7 Jingga = 3 Emas = 1 Cokelat = 1 Krem = 1 Pink = 9 Kuning = 24 Ungu = 7 Emas = 1 Cokelat = 1 Gradasi 7. Sebanyak 4 guru dan 41 siswa lebih menyukai 1 alat peraga dapat digunakan untuk beberapa materi. Hal tersebut karena lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan biaya Peneliti mengembangkan alat peraga perkalian yang dapat digunakan untuk beberapa materi yang lain. Alat peraga tersebut dibuat dengan kategori sedang sesuai dengan kebutuhan responden. 8. Ringan = 17 Sedang = 38 Berat = 3 Auto- corretion 9. Sebanyak 43 siswa dan 6 guru berpendapat bahwa alat peraga yang berkualitas adalah dapat membantu siswa menemukan kesalahannya sendiri. Hal tersebut karena dapat melatih kemandirian siswa. Uraian tersebut menjadi pertimbangan peneliti untuk mengembangkan ciri auto- correction pada alat peraga. 10. Sebanyak 43 siswa dan 6 guru memilih alat peraga yang dapat membantu siswa menemukan jawaban yang benar. Berdasarkan hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, peneliti mempertimbangkan untuk mengembangkan alat peraga dengan 5 ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-education , auto-correction , dan kontekstual. Selanjutnya, peneliti menggunakan penilaian validasi produk untuk menilai kesesuaian pengembangan alat peraga berdasarkan kelima ciri tersebut. Berikut akan dipaparkan hasil validasi produk dari ahli dan siswa. Tabel 4.57 Rekapitulasi Analisis Pengembangan Berdasarkan Ciri Alat Peraga Montessori oleh Ahli dan Siswa Nomor Item Indikator Siswa Ahli Rata -rata Ke t 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1. Auto- education 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3,73 SB 2. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 SB 3. Auto- correction 3 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 3,45 SB 4. 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3,64 SB 5. Menarik 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3,82 SB 6. 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3,55 SB 7. Bergradasi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 SB 8. 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3,82 SB 9. Konteks -tual 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3,73 SB 10. 3 4 4 4 4 2 1 4 1 3 4 3,09 B Total 35 39 39 39 35 36 33 40 33 36 40 3,68 SB Berdasarkan hasil tersebut, dapat terlihat bahwa rerata validasi produk alat peraga adalah 3,68. Hal tersebut menunjukkan bahwa alat peraga memiliki kualitas yang sangat baik. Selain itu, masing-masing ciri dari alat peraga juga dikembangkan dengan sangat baik oleh peneliti. Kelima ciri tersebut terdapat pada alat peraga papan perkalian. Oleh karena itu, alat peraga tersebut layak digunakan dan dapat dikatakan sebagai prototype.