Dinamika dan Pewarisan Budaya
65
Analogi Budaya:
Coba kembangkan etos kerja dan orientasi kecakapan hidup pada diri kalian Dewasa ini perkembangan seni sudah sangat pesat sekali, mulai
dari seni musik, seni rupa, dan tari serta pengembangan seni-seni modern yang merupakan hasil improvisasi dan kreativitas seniman.
Coba diskusikan dengan teman-teman kalian dan berikan solusi yang tepat supaya keberadaan seni juga menunjang dan
meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa serta menjaga kelestarian budaya bangsa sehingga tidak hanya berfungsi sebagai
hiburan saja.
E. AgamaReligiKepercayaan
Menurut sudut pandang Antropologi, yang diwakili oleh Anthony F.C. Wallace, agama didefinisikan sebagai seperangkat upacara yang diberi
rasionalisasi mitos dan yang menggerakkan kekuatan-kekuatan supranatural dengan maksud untuk mencapai atau untuk menghindarkan sesuatu
perubahan keadaan pada manusia atau alam. Definisi ini mengandung pengakuan bahwa, kalau tidak dapat mengatasi masalah serius yang
menimbulkan kegelisahan, manusia berusaha mengatasinya dengan memanipulasikan makhluk dan kekuatan supernatural. Untuk maksud
tersebut digunakanlah upacara keagamaan.
Menurut Edi Sedyawati, agama adalah suatu sistem yang berintikan pada kepercayaan akan kebenaran-kebenaran yang mutlak, disertai segala
perangkat yang terintegrasi di dalamnya, meliputi tata peribadatan, tata peran para pelaku dan tata benda yang diperlukan untuk mewujudkan agama
bersangkutan. Inti kepercayaan suatu religi berhubungan dengan konsep mengenai kosmos, baik mengenai struktur maupun aspek kejadiannya.
Konsep lainnya adalah pandangan mengenai hidup sesudah mati atau adanya alam lain di samping alam kehidupan manusia di dunia ini.
Berdasarkan konsep religi agama manusia percaya kepada suatu kekuatan yang dianggapnya lebih tinggi dari dirinya. Menurut
Koentjaraningrat, perilaku manusia yang bersifat religi itu terjadi karena :
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi Kontekstual XI SMAMA Program Bahasa
66
1. Manusia mulai sadar akan adanya konsep roh.
2. Manusia mengakui adanya berbagai gejala yang tak dapat dijelaskan
dengan akal. 3.
Keinginan manusia untuk menghadapi berbagai krisis yang senantiasa dialami manusia dalam kehidupannya.
4. Kejadian-kejadian luar biasa yang dialami manusia di alam
sekelilingnya. 5.
Adanya getaran emosi berupa rasa kesatuan yang timbul dalam jiwa manusia sebagai warga dari masyarakatnya.
6. Manusia menerima suatu firman dari Tuhan.
Dari sudut pandang Antropologi, agama terdiri atas bermacam- macam ritual, doa, nyanyian, tari-tarian, saji-sajian dan kurban yang
diusahakan manusia untuk memanipulasi makhluk dan kekuatan supernatural untuk kepentingan dirinya sendiri. Pengenalan terhadap
agama atau religi dalam Antropologi dapat dilakukan dengan mengenali unsur-unsur religi yang diberikan oleh E. Durkheim, yaitu:
1.
Emosi keagamaan getaran jiwa yang menyebabkan bahwa manusia didorong untuk berperilaku keagamaan.
2. Sistem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia tentang
bentuk dunia, alam gaib, hidup, maut, dan sebagainya. 3.
Sistem ritus dan upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib berdasarkan sistem kepercayaan yang
dianutnya.
4. Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang
mengkonsepsikan dan mengaktifkan religi berikut sistem upacara- upacara keagamaannya.
5. Alat-alat fisik yang digunakan dalam ritus dan upacara keagamaan.
Bagaimanakah wujud dari agama atau religi dalam kehidupan manusia? Menurut Koentjaraningrat, ada delapan wujud dari agama atau
religi dalam kehidupan manusia, yaitu: 1.
Fetishism, yaitu bentuk religi yang didasarkan pada kepercayaan akan adanya jiwa dari benda-benda tertentu, dan terdiri dari berbagai kegiatan
keagamaan yang dilakukan untuk memuja benda-benda berjiwa itu.
2. animism, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan bahwa
alam sekeliling tempat tinggal manusia dihuni oleh berbagai macam roh, dan terdiri dari berbagai kegiatan keagamaan guna memuja ruh-
ruh tadi.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Dinamika dan Pewarisan Budaya
67
3. animatism, yaitu suatu sistem kepercayaan bahwa benda-benda serta
tumbuh-tumbuhan memiliki jiwa dan dapat berpikir seperti manusia. Kepercayaan ini tidak melahirkan berbagai upacara keagamaan.
4. prae-animism, yaitu bentuk religi berdasarkan kepercayaan pada
kekuatan sakti yang ada dalam segala hal yang luar biasa, dan terdiri dari kegiatan-kegiatan keagamaan yang berpedoman pada
kepercayaan tersebut.
5. totemism, yaitu bentuk religi dari masyarakat yang terdiri dari
kelompok-kelompok kekerabatan unilineal. Bentuk religi ini didasarkan pada kepercayaan bahwa kelompok unilineal ini masing-masing berasal
dari para dewa dan leluhur yang masih terikat tali kekerabatan, dan terdiri dari kegiatan keagamaan untuk memuja mereka serta untuk
mempererat kesatuan dalam kelompok unilineal itu.
6. polytheism, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan akan
adanya suatu hierarki dewa-dewa, dan terdiri dari upacara-upacara untuk memuja para dewa.
7. monotheism, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan pada
satu dewa, yaitu Tuhan, dan kegiatan-kegiatan upacaranya bertujuan untuk memuja Tuhan.
8. mystic, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan kepada satu
Tuhan yang dianggap menguasai seluruh alam semesta, dan terdiri dari upacara-upacara yang bertujuan mencapai kesatuan dengan
Tuhan. Dalam banyak agama manusia berupaya untuk dapat mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Tetapi ada konsep bahwa
manusia menjadi satu dengan Tuhan, berdasarkan nalar bahwa segala hal di dunia adalah bagian dari Tuhan.
F. Hubungan Bahasa, Seni dan AgamaReligi Kepercayaan