Kesamaan dan Keragaman Bahasa dan Dialek
123
Perhatikan kata-kata di bawah ini. 1
diambil 2
dibawa 3
dicuri 4
didukung dibandingkan dengan kata
1 ambil
2 bawa
3 curi
4 dukung
Pertama-tama akan terlihat bentuk-bentuk yang sama susunan fonemnya, yakni di. Kedua, makna yang membedakan diambil dengan
ambil juga terdapat dalam pasangan dibawa-bawa, dicuri-curi dan
didukung-dukung . Dengan kata lain di mempunyai makna. Bentuk di
ternyata tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian bermakna yang lebih kecil. Paparan di atas membuktikan bahwa di adalah morfem, dan masih
banyak contoh lainnya yang dapat kita temui dalam pelajaran Bahasa.
2. Fungsi Bahasa
Ada berbagai ragam penggunaan bahasa di masyarakat dari dahulu hingga sekarang. Tempat, lawan bicara, dan tujuan mempengaruhi
pemilihan kata-kata dalam berbahasa. B. Suhardi dan B. Cornelius Sembiring dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami
Linguistik 2005
, mengutarakan 5 lima ragam bahasa, yaitu:
a. Ragam bahasa intimate
Ragam bahasa intimate digunakan untuk orang yang memiliki hubungan sangat akrab dan intim, biasanya digunakan oleh kawula
muda. Contohnya adalah ‘gue, lo, bete, ember, dan memang.
b. Ragam bahasa casual
Ragam bahasa casual digunakan dalam situasi tidak resmi dan santai.
Dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling mengenal tidak
intim. Bentuk bahasa yang digunakan tidak baku.
Sumber: Kompas, 12 Agustus 2006
Gambar 3.3. Kawula muda sering
menggunakan ragam bahasa intimate.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi Kontekstual XI SMAMA Program Bahasa
124
c. Ragam bahasa consultative
Ragam bahasa consultative digunakan untuk tawar menawar oleh penjual-pembali, tanya jawab antara siswa dan gurunya. Ciri bahasa
consultative adalah pilihan kata yang digunakan berpusat pada transaksi atau pertukaran informasi.
Sumber: Majalah Garuda Vol 10 1999 B
Gambar 3.4. Pada saat transaksi jual beli sering menggunakan ragam bahasa consultative.
d. Ragam bahasa formal
Ragam bahasa formal digunakan dalam rapat atau diskusi resmi. Ciri khas bahasa formal adalah pilihan kata dan kalimat yang lengkap
serta akurat, yang mencerminkan jarak hubungan dan situasi formal di antara peserta diskusi.
e. Ragam bahasa frozen
Ragam bahasa frozen digunakan pada acara ritual dan seremonial, sering digunakan oleh hakim, jaksa dan pembela di dalam sidang
pengadilan. Disebut beku frozen karena ungkapan dan istilah yang dipakai tetap dan tidak memungkinkan adanya perubahan satu patah
kata pun. Bahkan tekanan pelafalannya pun tidak boleh berubah sama sekali.
Dengan mengamati ragam penggunaan bahasa, maka bahasa dengan
sendirinya memiliki beberapa fungsi. B. Suhardi dan B. Cornelius Sembiring dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguisti
2005 , mengutarakan 7 tujuh fungsi bahasa, yang digambarkan sebagai
berikut fungsi bahasa diwakili kata yang dicetak miring. a.
Situasi Kontekstual b.
Pesan Referensial
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kesamaan dan Keragaman Bahasa dan Dialek
125
c. Penutur KonatifDirektif
d. Mitra Tutur Emotif
e Jalur Fatis
f. Bentuk Pesan Puitis
g. Aspek Bahasa metalinguistik
Pengertian dan contoh dari ketujuh fungsi bahasa itu dikemukakan
B. Suhardi dan B. Cornelius Sembiring dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguisti 2005
, sebagai berikut. Pengertian fungsi bahasa kontekstual dapat diperoleh dari contoh ketika seorang guru
mengatakan, “Baik, mari kita mulai”, dan “Ujian selesai, tidak ada yang diperkenankan menulis lagi”, ungkapan itu menyebabkan berubahnya
situasi. Ujaran tersebut memberi tekanan pada waktu bagian dan setting. Karena itu, fungsi bahasa tersebut adalah kontekstual.
Buatlah kelompok diskusi, kemudian diskusikan gambar berikut ini.
Berkaitan dengan penggunaan ragam bahasa yang dipakai dan
berikan alasannya Coba kalian praktikkan dengan teman-teman
sekelas cara berbahasa seperti yang dipakai di tempat kerja kemudian
coba kalian bandingkan dengan cara berbahasa dengan teman-teman kalian saat bermain di lapangan, apakah ada bedanya menurut kalian?
Fungsi bahasa emotif terfokus pada penuturnya saat menyatakan perasaannya yang terwujud dalam rasa senang atau rasa kesal, seperti
“Horeee” atau “Sialan”. Fungsi bahasa direktif terforkus pada mitra tutur yang sering diwujudkan dalam bentuk seruan atau suruhan, seperti,
“Tolong” atau “Pelan-pelan”. Fungsi referensial terwujud dalam tuturan yang mengutamakan isi atau topik pembicaraan. Contohnya adalah
komentator sepakbola yang sedang mengulas jalannya pertandingan sepakbola.
Investigasi Budaya:
Coba kembangkan orientasi kecakapan hidup pada diri kalian.
Sumber: Kompas, 20 Agustus 2005
Di unduh dari : Bukupaket.com