Pantun Sunda Contoh-contoh Tradisi Lisan

Antropologi Kontekstual XI SMAMA Program Bahasa 156

6. Pantun Sunda

Pantun Sunda merupakan sebentuk penceritaan bersyair orang Sunda di Jawa Barat. Dipertunjukkan dengan diiringi musik kecapi indung. Cerita cerita pantun merupakan campuran antara percakapan, lagu dan syair cerita, biasanya berbentuk pencarian kerohanian. Tradisi menceritakan pantun Sunda dilaksanakan sebelum atau sesudah upacara tradisional, seperti pernikahan. Pada upacara keagamaan, juru pantun mungkin akan berpuasa selama beberapa hari dan membakar kemenyan sebelum mulai bernyanyi. Seni menyanyikan pantun merupakan pekerjaan tunggal. Penyanyi menyanyi, mendaki dan menuruni skala pentatonik lima nada memetik kecapi indung, “Induk kecapi” berbentuk perahu. Kedelapanbelas senar kecapi dipasang di satu ujung, direntangkan di atas ganjalan kayu kecil ke pasak penata di sisi alat itu. Musik kecapi bagian dari pantun Sunda menandai suasana hati dan perubahan adegan cerita serta menarik perhatian, seperti kecantikan putri atau keberanian pahlawan. Kebanyakan kisah pantun Sunda, mencampur percakapan dan nyanyian dengan syair cerita, berasal dari masa kerajaan Hindu Pajajaran, sebelum beralih ke Islam akhir abad ke – 16. Pada tingkat yang tertinggi, kisah itu melambangkan perjalanan kerohanian yang dijalani setiap orang dalam hidupnya. Kisah itu dapat dinikmati sebagai dongeng. Juru pantun seringkali berimprovisasi, tergantung seleras penonton. Salah satu pantun Sunda yang paling sering diceritakan adalah lutung kasarung, yang menceritakan tentang lutung dalam kutukan. Sumber: Indonesian Heritage 10 Gambar 3.14. Pantun Sunda merupakan sebentuk penceritaan bersyair orang Sunda di Jawa Barat. Di unduh dari : Bukupaket.com Kesamaan dan Keragaman Bahasa dan Dialek 157 Analogi Budaya: Coba kembangkan wawasan kebinekaan dan orientasi kecakapan pada diri kalian Menurut pendapat dan pengalaman kalian. Selama ini apakah tradisi lisan yang banyak sekali terdapat di Indonesia juga bisa digunakan sebagai media untuk mengapresiasi terhadap keanekaragaman agama yang ada? Apakah kalian pernah menyaksikan pertunjukan tradisi lisan yang dapat menambah wawasan dan apresiasi terhadap keanekaragaman agama. Coba kalian peragakan salah satu tradisi lisan yang kalian kenal dan kuasai di depan teman-teman kalian.

I. Asal Usul Bahasa Dunia

Kehadiran teknologi komunikasi, informasi dan transportasi membuat setiap orang memiliki peluang yang sangat besar untuk mendengar pembicaraan dalam bahasa asing, bahasa yang tidak dimengerti sama sekali olehnya. Mungkin beberapa bahasa asing sudah akrab ditelinga kita, meskipun tidak mengetahui artinya. Melalui televisi, setiap hari kita dapat mendengar dan menyaksikan pembicaraan bahasa asing, contoh yang sudah akrab di telinga kita tetapi masih sedikit memahaminya adalah bahasa Inggris, bahasa China, dan berbagai bahasa asing lainnya yang memang asing ditelinga kita. Berapakah jumlah bahasa di dunia ini? Tentu mengingat ruang lingkupnya yang sangat luas, melibatkan semua masyarakat dan suku bangsa di dunia, maka sangat sulit untuk memberi jawaban yang pasti. Bahkan menurut Comrie 2001 yang dikutip oleh Lucy Ruth Montolalu, Muhadjir dan Multamia RMT Kauder dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Lingustik 2005, belum ada pihak yang dapat menjawab dengan pasti jumlah bahasa di dunia. Buku-buku acuan umumnya menyebut ada sekitar 6.700 bahasa di dunia. Dari 6.700 bahasa, diperkirakan hanya 20 bahasa di dunia yang memiliki penutur dengan jumlah terbanyak di dunia. Dengan perincian sebagai berikut. 1. Bahasa Cina, jumlah penutur 1 miliar orang 2. Bahasa Inggris, jumlah penutur 350 juta orang 3. Bahasa Spanyol, jumlah penutur 250 juta orang 4. Bahasa Hindi, jumlah penutur 200 juta orang Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi Kontekstual XI SMAMA Program Bahasa 158 5. Bahasa Arab,jumlah penutur 150 juta orang 6. Bahasa Bengali, jumlah penutur 150 juta orang 7. Bahasa Rusia, jumlah penutur 150 juta orang 8. Bahasa Portugis, jumlah penutur 135 juta orang 9. Bahasa Jepang, jumlah penutur 120 juta orang 10. Bahasa Jerman, jumlah penutur 100 juta orang 11. Bahasa Prancis, jumlah penutur 70 juta orang 12. Bahasa Punjabi, jumlah penutur 70 juta orang 13. Bahasa Jawa, jumlah penutur 65 juta orang 14. Bahasa Bihari, jumlah penutur 65 juta orang 15. Bahasa Italia, jumlah penutur 60 juta orang 16. Bahasa Korea, jumlah penutur 60 juta orang 17. Bahasa Telugu, jumlah penutur 55 juta orang 18. Bahasa Tamil, jumlah penutur 55 juta orang 19. Bahasa Marathi, jumlah penutur 50 juta orang 20. Bahasa Vietnam, jumlah penutur 50 juta orang Pertanyaan yang muncul dengan keanekaragaman bahasa di dunia ini adalah darimanakah asal usul bahasa yang sangat banyak itu? Apakah bahasa itu tidak memiliki hubungan satu sama lainnya, tumbuh dan berkembang sendiri-sendiri dan terpisah? Atau adakah hubungan di antara bahasa-bahasa di dunia ini, berasal dari satu bahasa berkeebang menjadi ribuan bahasa? Ada satu fakta yang tidak terbantahkan, yaitu adanya kemiripan kata-kata tertentu pada berbagai bahasa di dunia. Perhatikan tabel di bawah ini yang disajikan oleh Lucy Ruth Montolalu, Muhadjir dan Multamia RMT Kauder dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Lingustik 2005, Indonesia Toloi Paanasee Fiji Maori dua aurua elu Rua rua tiga autul etel Tolu toru empat aivat ehat Va fa Lima ailima elim Lima rima Batu vat ahat Vatu kofatu Bahasa Indonesia adalah behasa negara Indonesia, bahasa Toloi terdapat di Papua, Bahasa Paanase di Vanuatu. Bahasa Fiji di Lautan Pasifik dan bahasa Maori juga di Lautan Pasifik. Lucy Ruth Montolalu, Muhadjir dan Multamia RMT Kauder dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Di unduh dari : Bukupaket.com Kesamaan dan Keragaman Bahasa dan Dialek 159 Memahami Lingustik 2005. Bila kita perhatikan dengan seksama, meskipun tidak sama, tetapi kita merasakan adanya kemiripan kata dan makna pada kelima bahasa di atas. Apa yang menyebabkan kemiripan kata dan makna dalam kelima bahasa itu? Lucy Ruth Montolalu, Muhadjir dan Multamia RMT Kauder dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Lingustik 2005, menjawab dengan mengatakan; “Tidak ada kemungkinan untuk saling meminjam kata karena jarak antardaerah yang berjauhan. Kontak satu sama lain pun tidak ada buktinya.” Lalu apa yang menyebabkan kemiripan itu? Apakah hal itu terjadi dengan sendirinya? Salah satu penjelasan yang masuk akal adalah adanya hubungan sejarah historis di antara kelima bahasa itu. Pada satu titik waktu di masa lalu, kelima bahasa yang dipaparkan di atas itu merupakan bahasa yang sama, tetapi karena berbagai alasan, kelompok-kelompok penuturnya berpisah. Misalnya saja masyarakat bahasa itu terbagi menjadi lima kelompok dan berpisah satu sama lainnya. Lalu masing-masing kelompok dengan modal bahasa yang sama mengembangkan komunikasinya. Pada akhirnya setiap kelompok memiliki bahasa masing-masing yang mirip tetapi tidak sama. Untuk menjelaskan asal-usul bahasa di dunia ini, para linguis pada umumnya berteori bahwa pada awalnya di dunia ini hanya ada satu bahasa saja. Seiring dengan tumbuhkembangnya, manusia berpisah menjadi beberapa kelompok besar, kelompok terpisah menjadi beberapa kelompok kecil, kelompok kecil yang menjadi besar kemudian terpisah menjadi beberapa kelompok dan seterusnya. Setiap kelompok yang terpisah itu kemudian mengembangkan bahasanya menurut situasi dan karakteristik geografis, sosial, ekonomi dan teknologi, sehingga lama kelamaan, muncullah bahasa yang unik dan berbeda dengan bahasa asalnya. Akhirnya dari 1 bahasa timbullah ribuan bahasa di dunia. Sampai saat ini para peneliti masih terus berusaha untuk menemukan bahasa asal pertama bahasa-bahasa di dunia. Langkah maju telah diperoleh. Menurut para ahli, setidaknya ada 3 rumpun besar yang disebut dengan proto di dunia ini, yaitu:

1. Proto Eropa;