Inovasi, Discovery, dan Invention

Dinamika dan Pewarisan Budaya 81 gedung-gedung yang merupakan peninggalan Belanda? Atau masih terpakainya istilah-istilah Belanda di perkebunan-perkebunan besar di In- donesia?

5. Inovasi, Discovery, dan Invention

Adalah istilah-istilah yang berkaitan dengan penemuan teknologi baru. Inovasi adalah suatu proses pembaharuan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, modal, pengaturan, baru dari tenaga kerja, penggunaan teknologi, sistem produksi, maupun produk baru yang didapat melalui proses discovery dan invention. Discovery adalah suatu penemuan dari suatu kebudayaan yang baru baik yang berupa suatu alat baru maupun ide yang diciptakan individu atau kelompok individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan invention adalah ketika discovery dapat diterima, diakui, dan diterapkan oleh masyarakat secara luas. Menurut Koentjaraningrat, ada tiga faktor yang mendorong seseorang melakukan dan mengembangkan penemuan baru yaitu: a. Kesadaran para anggota masyarakat akan kekurangan dalam unsur kebudayaannya. b. Mutu dari keahlian kebudayaan. c. Sistem perangsang bagi aktifitas mencipta atau menemukan dalam masyarakat. Misalnya saja perkembangan penemuan handphone mulai dari gambar hitam putih menjadi berwarna, dari sebagai alat komunikasi menjadi alat untuk memfoto atau merekam. Perkem- bangan teknologi yang terbaru adalah dapat mengakses chanel televisi. Ini merupakan perkembangan teknologi yang akan terus mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan kepen- tingan masyarakat. Selain konsep-konsep dalam kebu- dayaan tersebut, terdapat istilah-istilah kebudayaan lainnya yang dapat di- gunakan dalam memberikan analisis dinamika kebudayaan. Sumber: Kalender Gambar 2.13 Teknologi handphone yang terus maju jika dimanfaatkan dengan baik dapat meningkatkan kesejahteraan hidup Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi Kontekstual XI SMAMA Program Bahasa 82 Analogi Budaya: Coba kembangkan etos kerja dan orientasi kecakapan hidup pada diri kalian Teknologi komunikasi handphone akhir-akhir ini telah berkembang sangat canggih sehingga interaksi dan komunikasi sekarang berbeda dengan zaman dulu, yang lebih akrab dengan cara bertatan muka langsung. Coba diskusikan dengan teman-teman kalian bagaimana solusi yang tepat supaya penemuan dan perkembangan teknologi seperti handphone tersebut tidak merusak bentuk interaksi sosial yang telah ada seperti bertatap muka langsung, akrab, dan kekeluargaan, sehingga hubungan baik dan kekeluargaan antaranggota masyarakat tetap terjaga. Kebudayaan Khusus Subcultures dan Kebudayaan Tandingan Counter Cultures Setiap masyarakat modern meliputi beberapa kelompok orang yang memiliki sejumlah kebudayaan yang tidak dimiliki oleh kelompok lain. Kebudayaan yang khusus dalam kelompok kita mencakup pekerjaan, agama, suku bangsa, daerah, kelas sosial, usia, jenis kelamin, dan lain-lain. Misalnya saja anak muda sekarang memiliki gaya pakaian, rambut dan bahasa sendiri yang kadangkala tidak dimengerti oleh orang lain. Inilah yang disebut kebudayan khusus. Sedangkan kebudayaan tandingan adalah kebudayaan khusus yang berlawanan dengan kebudayaan induk. Misalnya saja geng kenakalan. Ini bukanlah suatu kelompok tanpa norma atau nilai-nilai moral tetapi kelompok tersebut memiliki norma dan nilai moral yang bersifat memaksa. Para remaja yang terbiasa dalam kebudayaan tandingan menentang norma-norma kebudayaan induk. Sumber: Tempo, 26 Maret 2006 Gambar 2.14 Anak-anak remaja sekarang ini banyak yang melakukan perilaku tidak sesuai dengan norma umum tetapi lebih memilih membuat kebudayaan tandingan yang berbeda dari kebudayaan induk dan menyimpang dari norma umum Di unduh dari : Bukupaket.com Dinamika dan Pewarisan Budaya 83 Kebudayaan Real dan Kebudayaan Ideal Kebudayaan ideal mencakup tata kelakuan dan kebiasaan yang secara formal disetujui yang diharapkan diikuti oleh banyak orang norma-norma budaya sedangkan kebudayaan real mencakup hal-hal yang betul-betul mereka laksanakan. Misalnya saja larangan untuk tidak minum-minuman keras karena mengakibatkan seseorang individu mabuk dan bersikap tidak rasional lagi. Tetapi kenyataannya banyak toko-toko yang menjual minuman ini bahkan adanya diskotik-diskotik cenderung menampilkan sisi negatif dari kehidupan malam termasuk minuman keras. Ini menggambarkan bahwa antara kebudayaan real dan kebudayaan ideal tidak bisa sejalan. Sumber: www.TempoPhoto.com Gambar 2.15 Orang-orang yang sedang mabuk akibat minuman keras Bukti bahwa kebudayaan ideal kadang-kadang tidak sejalan dengan kebudayaan real. Aturan yang melarang seseorang minum-minuman keras, tetap membuat orang- orang melakukan kegiatan tersebut secara sembunyi-sembunyi

I. Faktor Pendorong Dinamika Kebudayaan

Untuk melihat suatu fenomena yang dapat mendorong terjadinya dinamika kebudayaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan