Dinamika dan Pewarisan Budaya
89
J. Integrasi Nasional
Masalah integrasi dan sparatisme dalam negara kesatuan yang multietnik dan struktur masyarakatnya majemuk, seperti “Serigala berbulu
domba” atau penuh ambivalensi ambigu. Menurut Devid Lockwood, konsensus dan konflik merupakan dua sisi dari suatu kenyataan yang sama
dan dua gejala yang melekat secara bersama-sama di dalam masyarakat. Seperti halnya dengan konflik yang dapat terjadi antarindividu, individu
dengan kelompok dan antarkelompok. Demikian pula halnya dengan konsensus, konsensus dapat pula terjadi antarindividu, individu dengan
kelompok dan antarkelompok. Konsensus atau yang sering dikatakan sebagai kesepakatan besama dapat tercapai apabila sebelumnya telah
terbentuk toleransi. Toleransi berarti membiarkan orang lain atau kelompok lain bersikap dan berbuat sesuai dengan aturan atau keinginan
pihak tersebut.
Menurut Max Weber bahwa sistem nilai merupakan dasar pengesahan
legitimacy dari struktur kekuasaan authority suatu masyarakat, maka konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai
bangsa harus diwujudkan. Pada akhirnya akan merubah konsensus nasional terhadap suatu rezim tertentu yang sedang berkuasa. Dalam
konteks Indonesia, maka proses integrasi nasional haruslah berjalan alamiah, sesuai dengan keanekaragaman budayanya dan harus lepas dari
hegemoni dan dominasi peran politik etnik tertentu.
Integrasi merupakan terjemahan dari integration bahasa Inggris yang berarti keseluruhan atau kesempurnaan. Integrasi berarti juga proses
pembaharuan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Integrasi diri merupakan wujud dari diri seseorang yang utuh, bulat, dan seimbang
serta jujur dan dapat dipercaya. Maurice Duverger memberikan definisi sebagai berikut, integrasi adalah dibangunnya interdepedensi yang lebih
rapat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara suatu proses pengembangan masyarakat di mana segenap kelompok ras dan etnik
mampu berperan serta secara bersama-sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi.
Dalam kehidupan bersama manusia integrasi selalu menjadi dambaan dan harapan. Oleh karena itu, integrasi diusahakan untuk tumbuh dan
senantiasa dijaga kelangsungannya. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi Kontekstual XI SMAMA Program Bahasa
90
kehidupan sosial. Sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Meminjam istilah JS
Furnivall bahwa integrasi sosial yang melibatkan beberapa etnik sebenarnya harus dilakukan melalui paksaan coercion suatu kelompok
yang dominan terhadap kelompok lain yang tidak dominan. Kooptasi berbagai kekuatan politik lokal dilakukan untuk mematahkan berbagai
tuntutan yang tidak searah dengan yang dikehendaki oleh pemerintah pusat. Hal ini dilakukan oleh partai-partai politik maupun organisasi
masyarakat lainnya. Integrasi adalah proses yang tidak bisa dilakukan dan ditempuh dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan proses
pembudayaan dan konsensus sosial politik diantara suku bangsa etnik yang ada di dalam negara kesatuan Indonesia.
Menurut Lewis C. Coser dan George Simell, maka kerangka masyarakat yang akan kita dapatkan adalah integrasi yang selalu berada
dalam bayang-bayang konflik antaretnik yang berkepanjangan. Kalau kita mengikuti pandangan penganut fungsional struktural dari Auguste
Comte, melalui Durkheim sampai dengan Parsons, maka yang akan menjadi faktor mengintegrasikan masyarakat Indonesia tentulah sebuah
nilai umum tentang kesepakatan bersama antarmasyarakat. Nilai-nilai umum tertentu yang disepakati secara bersama itu tidak hanya disepakati
oleh sebagian besar orang etnik, akan tetapi lebih daripada itu nilai-nilai umum tersebut harus dihayati melalui proses sosialisasi, akulturasi, asimilasi,
dan enkulturasi.
Sementara itu, proses integrasi nasional harus melalui fase-fase sosial
dan politik. Menurut Ogburn dan Nimkof bahwa integrasi merupakan sebuah proses akomodasi—kerjasama—koordinasi—asimilasi. Asimilasi ini
merupakan proses dua arah to way process antaretnik yang berbeda Sehingga diperoleh sebuah konsensus dan kesepahaman atas dasar
keanekaragaman budaya. Konsensus nasional mengenai bagaimana kehidupan bangsa Indonesia harus diwujudkan atau diselenggarakan, dan
sebagian harus kita temukan di dalam proses pertumbuhan pancasila sebagai dasar falsafah atau ideologi negara.
K. Faktor Pendorong Integrasi Nasional