Antropologi Kontekstual XI SMAMA Program Bahasa
132
a. Dialek 1
Dialek 1 yaitu dialek yang berbeda-beda karena keadaan alam sekitar tempat dialek tersebut dipergunakan sepanjang perkembangannya
Warnant, 1973, dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1983. Dialek itu dihasilkan karena adanya dua faktor yang saling
melengkapi, yaitu faktor waktu dan tempat. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa bahasa Melayu yang dipergunakan di daerah
Manado ialah bahasa Melayu yang menurut sejarahnya dipergunakan di daerah Manado, dan berdasarkan tempatnya hanya dipergunakan di
daerah itu saja.
b. Dialek 2
Menurut Warnant, 1973, dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1983. Dialek 2 yaitu bahasa yang dipergunakan
di luar daerah pakainya. Hubungannya dengan Bahasa Indonesia adalah misalnya dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia yang dipergunakan
di daerah Bali, Batak, Bugis dan Sunda atau yang diucapkan oleh orang- orang yang berasal dari suku tersebut merupakan dialek 2. Bahasa
Indonesia yang dipergunakan di daerah Ambon, Manado dan Jakarta, bukan dialek 2 karena ketiga daerah tersebut dianggap sebagai daerah
pakai Bahasa Indonesia. Demikian juga halnya dengan Bahasa Sunda. Bahasa Sunda yang dipergunakan di daerah Cirebon – Sunda misalnya,
merupakan dialek regional 1, tetapi yang dipergunakan di daerah Cirebon – Jawa termasuk dialek 2.
c. Dialek sosial
Menurut Kridalaksana 1970, dialek sosial atau sosiolecte ialah ragam bahasa yang dipergunakan oleh kelompok tertentu. Dengan demikian,
mudah membedakannya dari kelompok masyarakat lainnya. Kelompok itu dapat terdiri atas kelompok pekerjaan, usia, kegiatan, kelamin,
pendidikan, dan sebagainya. Ragam dialek sosial yang memperlihatkan ciri-ciri yang sangat khusus dikenal dengan nama argot atau slang. Sampai
pada akhir abad ke–19, argot masih diartikan sebagai bahasa khusus kaum petualang, pencuri, dan pengemis. Bahasa tersebut hanya dipergunakan
untuk dan oleh mereka saja. Seiring dengan meluasnya pameo-pameo khusus, argot menjadi lebih atau kurang teknis, lebih atau kurang kaya,
lebih atau kurang indah, dan dipergunakan oleh mereka yang berasal dari kelompok profesi yang sama Guiraud, 1973, dikutip oleh Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1983.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kesamaan dan Keragaman Bahasa dan Dialek
133
Analogi Budaya:
Coba kembangkan rasa keingintahuan dan orientasi kecakapan pada diri kalian. Amati dan telitilah dialek yang digunakan oleh masyarakat yang
menggunakan bahasa jawa Surakarta dan bahasa jawa Purwokerto. Berikan pendapat kalian mengapa kedua masyarakat jawa tersebut
memiliki dialek yang berbeda?
C. Bahasa dan Dialek
Ada dua ciri bahasa yang saling bertentangan, yakni ciri universal dan ciri lokal unik. Ciri universal bahasa, diantaranya terletak pada
fonologi, morfologi, dan sematik yang ditemukan pada hampir semua bahasa yang terletak pada adjektiva mengikuti nomina, seperti rumah besar,
jalan besar
dan orang pandai yang juga ditemui di berbagai bahasa di dunia. Sifat universal bahasa dapat juga ditemui di persamaan kata pada beberapa
bahasa di dunia. Fakta ini memperkuat dugaan para ahli bahwa pada asal mulanya bahasa manusia itu adalah satu dan sama. Sifat lokal unik
bahasa dapat ditemui pada setiap daerah dan waktu serta individu. Lingua franca
Indonesia adalah bahasa Indonesia, tetapi cara setiap orang Indonesia menggunakan bahasa Indonesia dapat kita tentukan asal-usul daerah. Cara
orang Ambon berbeda dengan orang Betawi dalam mengungkapkan sesuatu dalam Bahasa Indonesia. Begitu juga halnya dengan orang
Minahasa, Madura, Batak, Jawa, dan sebagainya. Keunikan itu pada akhirnya membentuk aksen, logat atau dialek yang disebut juga dengan
idiolek-idiolek. Bahasa Indonesia dengan dialek Betawi dapat kita temui pada Mandra yang terkenal dengan sinetronnya Si Doel Anak Sekolahan.
Bahasa Indonesia dengan dialek Madura diwakili oleh Kadir dalam sinetron Kanan Kiri Oke.
Bahasa Indonesia dengan dialek Batak diwakili oleh Si Raja Minyak yang diperankan oleh Ruhut Sitompul dalam sinetron
Gerhana, dan sebagainya.
Bahasa sebagai suatu sistem memiliki multimakna. Dari sekian
banyak makna, ada tiga makna yang memunculkan variasi-variasi dan dialek bahasa dalam kehidupan manusia, yaitu:
Di unduh dari : Bukupaket.com