Antropologi Kontekstual XI SMAMA Program Bahasa
136
sebagai bahasa yang berbeda. Akibatnya muncullah dua masyarakat bahasa yang berbeda. Masyarakat bahasa Indonesia dan masyarakat
bahasa Malaysia. Kondisi ini mempengaruhi keakraban dan keintiman pemakai bahasa yang bersangkutan. Anggota masyarakat bahasa
Indonesia terasa semakin akrab dengan sesamanya yang menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan dengan orang dari
masyarakat bahasa Malaysia, begitu juga sebaliknya. Bahasa membentuk identitas suatu kelompok sosial yang akan mempengaruhi
keakraban dan keintiman pemakainya.
Di Jawa terdapat berbagai dialek Jawa. Salah satunya adalah bahasa Jawa logat Banyumas, bahasa Jawa logat Surakarta dan sebagainya.
Coba diskusikan dengan teman-teman kalian dan berikan solusi yang tepat supaya perbedaan dialek tersebut tidak menimbulkan
perpecahan dalam masyarakat. Selanjutnya solusi hasil diskusi tersebut coba praktikkan dalam kehidupan kalian sehari-hari.
D. Bahasa Membentuk Dialek
Pada uraian terdahulu, kalian telah mempelajari bahasa dan dialek yang menghasilkan suatu kesimpulan ada hubungan yang sangat erat
antara bahasa dan dialek. Soalnya adalah bagaimanakah hubungan antara bahasa dengan dialek? Jawaban pertama adalah bahasa membentuk dialek.
Bagaimana hal itu terjadi? Terjadinya hal itu dikarenakan pengaruh non bahasa, terutama politik, kebudayaan dan ekonomi. Atas dasar pengaruh
non bahasa itu, akhirnya muncul keragaman dialek dan aksen menurut pemakainya.
Dialek adalah kata-kata di atas tanahnya. Lingua franca bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia, tetapi tiap daerah-daerah di Indonesia
memiliki dialek dan aksen yang unik dalam berbahasa Indonesia. Orang Papua memiliki dialek unik ketika berbahasa Indonesia, begitu juga halnya
dengan orang Kalimantan, orang Bali, orang Sulawesi, orang Jawa, orang Sunda, orang Madura, orang Baduy, orang Palembang, orang Batak, orang
Aceh, dan sebagainya. Misalnya saja ada suatu kelompok pemakai bahasa Indonesia yaitu kumpulan dari sejumlah idiolek-idiolek yang
Analogi Budaya:
Coba kembangkan etos kerja dan orientasi kecakapan hidup pada diri kalian.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kesamaan dan Keragaman Bahasa dan Dialek
137
mengucapkan kata ’pecah’, sedangkan kelompok pemakai bahasa Indonesia lain akan mengucapkannya dengan ‘picah’. Demikian pula ada
kelompok idiolek yang mengucapkan kata ‘nasehat’, sedangkan kelompok lainnya mengucapkan ‘nasihat’, dan begitulah seterusnya. Semuanya
menggunakan bahasa yang sama yaitu bahasa Indonesia, tetapi mereka memiliki logat dialek sendiri ketika menggunakannya. Sehingga dari
cara mereka berbicara kita dapat mengetahui identitas sosial penuturnya, kita dapat tahu asal-usul penuturnya. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa
membentuk dialek melalui perbedaan tempat. Dialek yang ditimbul karena tempat atau daerah disebut dengan dialek regional.
Dialek bahasa dapat juga disebabkan oleh latar belakang pendidikan pemakainya, pekerjaannya atau karena faktor derajat resmi situasinya.
Sebagai contoh dapat dikemukakan kasus berikut. Banyak nama diri di masyarakat kita yang memiliki konsonan frikatif labiodental tak bersuara
f, seperti Jusuf, Fahrudin, Alif, Fransiska, dan lain-lain. Kalau diperhatikan ternyata tidak semua orang melafalkan nama tersebut dengan tepat.
Karena latar bekakang pendidikan ataupun bahasa pertamanya. Sebagian orang mengganti konsonan frikatif labiodental tak bersuara f itu dengan
konsonan bilabial tak bersuara p dan melafalkannya menjadi jusup, pahrudin, alip,
dan pransiska. Dialek bahasa yang disebabkan oleh latar belakang pendidikan, pekerjaan dan faktor derajat resmi situasinya disebut
dialek sosial B. Suhardi dan B. Cornelius Sembiring dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Bahasa,
2005. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa membentuk dialek melalui perbedaan latar belakang
pendidikan. Dialek yang ditimbul karena perbedaan latar belakang pendidikan disebut dengan dialek sosial.
Sumber: Tempo, 8 September 2003 Sumber: Tempo, 7 Mei 2006
Gambar 3.6. Wisuda
Gambar 3.7. Buruhpekerja di pabrikindustri
Latar belakang pendidikan dan pekerjaan juga mempengaruhi dialek bahasa
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi Kontekstual XI SMAMA Program Bahasa
138
Dialek sosial dapat juga dikarenakan pekerjaan yang berbeda. Cara seorang anggota militer berbahasa Indonesia menunjukkan dialek yang
berbeda dengan sipil. Anggota militer nampak lebih tegas, jelas dan lantang. Sementara anggota masyarakat sipil non militer nampak
menunjukkan dialek dan aksen yang lebih lembut, luwes dan lemah. Hakim, jaksa dan pembela menunjukkan dialek yang berbeda dalam
menggunakan bahasa Indonesia, lebih formal, pilihan kata yang kaku dan tepat. Sementara guru menunjukkan dialek yang lebih familiar, luwes dan
longgar dalam menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa bahasa membentuk dialek sebagai pengaruh dari pekerjaan. Dialek
yang ditimbul karena pekerjaan disebut dengan dialek regional.
Derajat resmi situasinya juga menimbulkan dialek dalam menggunakan bahasa Indonesia. Saat Presiden mengungkapkan pidato
kenegaraan, saat penghulu memimpin jalannya upacara pernikahan atau Pendeta yang melakukan pemberkatan pernikahan. Mereka semuanya
menggunakan bahasa dengan dialekotoritas, tegas dan penuh kedaulatan dan kekuasaan. Berbeda halnya pada situasi tidak remis, seperti saat santai
dan pembicaraan tidak resmi lainnya, mereka akan menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek persahabatan, kedekatan dan lunak. Hal ini
menunjukkan bahwa bahasa membentuk dialek melalui resmi tidaknya situasi pembicaraan. Dialek yang ditimbul karena resmi tidaknya situasi
disebut dengan dialek sosial.
E. Dialek Membentuk Bahasa