Dialek Membentuk Bahasa sma11antro Bhs Antropologi Supriyanto

Antropologi Kontekstual XI SMAMA Program Bahasa 138 Dialek sosial dapat juga dikarenakan pekerjaan yang berbeda. Cara seorang anggota militer berbahasa Indonesia menunjukkan dialek yang berbeda dengan sipil. Anggota militer nampak lebih tegas, jelas dan lantang. Sementara anggota masyarakat sipil non militer nampak menunjukkan dialek dan aksen yang lebih lembut, luwes dan lemah. Hakim, jaksa dan pembela menunjukkan dialek yang berbeda dalam menggunakan bahasa Indonesia, lebih formal, pilihan kata yang kaku dan tepat. Sementara guru menunjukkan dialek yang lebih familiar, luwes dan longgar dalam menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa bahasa membentuk dialek sebagai pengaruh dari pekerjaan. Dialek yang ditimbul karena pekerjaan disebut dengan dialek regional. Derajat resmi situasinya juga menimbulkan dialek dalam menggunakan bahasa Indonesia. Saat Presiden mengungkapkan pidato kenegaraan, saat penghulu memimpin jalannya upacara pernikahan atau Pendeta yang melakukan pemberkatan pernikahan. Mereka semuanya menggunakan bahasa dengan dialekotoritas, tegas dan penuh kedaulatan dan kekuasaan. Berbeda halnya pada situasi tidak remis, seperti saat santai dan pembicaraan tidak resmi lainnya, mereka akan menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek persahabatan, kedekatan dan lunak. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa membentuk dialek melalui resmi tidaknya situasi pembicaraan. Dialek yang ditimbul karena resmi tidaknya situasi disebut dengan dialek sosial.

E. Dialek Membentuk Bahasa

Kalian mempelajari bahasa dan dialek yang menghasilkan suatu kesimpulan ada hubungan yang sangat erat antara bahasa dan dialek. Soalnya adalah bagaimanakah hubungan antara bahasa dengan dialek? Jawaban kedua adalah dialek membentuk bahasa. Bagaimana hal itu terjadi? Dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda- beda, yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama. Dengan meminjam kata-kata Claude Fauchet, dialek ialah mots de leur terroir yang berarti dialek adalah kata-kata di atas tanahnya Chaurand, 1972 : 149, yang di dalam perkembangannya kemudian menunjuk kepada suatu bahasa daerah yang layak dipergunakan dalam karya sastra daerah yang bersangkutan. Di dalam perkembangannya Di unduh dari : Bukupaket.com Kesamaan dan Keragaman Bahasa dan Dialek 139 tersebut, kemudian salah satu dialek yang kedudukannya sederajat itu sedikit demi sedikit diterima sebagai bahasa baku oleh seluruh daerah pakai dialek-dialek itu. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor subyektif maupun obyektif. Faktor-faktor yang menentukan suatu dialek menjadi bahasa baku ialah politik, kebudayaan dan ekonomi Meillet, 1967 : 72. Demikian caranya dialek membentuk bahasa baku yang bersifat universal pada tingkat daerah, nasional maupun internasional. Selain adanya beberapa faktor di atas, munculnya bahasa baku juga bisa dipicu oleh adanya kebutuhan dari beberapa kelompok masyarakat yang saling terpisah, untuk bisa berhubungan satu sama lain. Dengan demikian, dari sudut pandang ini yang dinamakan bahasa baku standar adalah bahasa atau dialek yang dipilih oleh anggota masyarakat untuk saling berkomunikasi. Dipilihnya suatu dialek menjadi bahasa baku standar bisa juga karena bahasa atau dialek tersebut dianggap paling betul baik oleh masyarakat yang akan memakainya. Bentuk serta pemakaian bahasa baku ini selanjutnya akan menjadi model percontohan bagi seluruh rakyat. Kemudian di dalam praktiknya, seseorang yang akan berbahasa di samping akan menyesuaikan diri dengan orang yang akan diajak bicara misalnya pakai bahasa atau dialek apa, maka seorang penutur bahasa tersebut akan mencoba menyesuaikan diri dengan bentuk, serta pemakaian bahasa yang telah dipakai secara luas di dalam masyarakat. Dengan demikian, praktik penggunaan bahasa tarik-menarik antara bahasa standar bahasa bakubahasa nasional dengan bahasa yang digunakan secara akrab yakni bahasa lokaldialek bahasa yang biasanya bersifat kelokalankedaerahan akan berlangsung terus-menerus. Demikianlah cara dialek berubah menjadi bahasa yang bersifat universal, baik pada tingkat regional, nasional maupun internasional. Sebelum bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional, pada awalnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa daerah dengan dialek daerah khusus. Atas kesepakatan bersama dengan berbagai alasan. Seperti lebih familiar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dan daerah penyebaraannya lebih luas dibanding bahasa etnik lainnya, maka dipilih dan disepakatilah bahasa Melayu menjadi bahasa baku standar nasional yang kemudian dikenal dengan bahasa Indonesia. Perkembangan selanjutnya menunjukkan Indonesia sekarang tidak dapat lagi disamakan dengan bahasa Melayu, karena bahasa Indonesia menyerap berbagai bahasa daerah dan bahasa asing lainnya dan mengangkatnya menjadi bahasa baku. Demikian cara dialek menjadi bahasa baku standar. Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi Kontekstual XI SMAMA Program Bahasa 140 Carilah informasi dari berbagai sumber dan media massa mengenai keanekaragam budaya dan kemajemukan masyarakat serta aneka ragam suku bangsa. Kemudian kaitkan dengan perbedaan bahasa dan dialek yang digunakan. Coba berikan komentar dan solusi kalian berkaitan dengan keanekaragaman bangsa sebagai kekayaan potensi Indonesia dan untuk menumbuhkan wawasan kebangsaan kalianSelain itu Coba kalian peragakan berbagai budaya yang beranekaragam dan kalian kuasai seperti tari dari beberapa daerah misalnya tari Bali, tari Gambyong dan Jaipong. Analogi Budaya: Coba kembangkan wawasan kebinekaan dan orientasi kecakapan pada diri kalian Sumber: Bahagia, 30 Juli 2000 Gambar 3.8. Bahasa sangat berguna dalam berbagai kegiatan, misalnya untuk berkomunikasi dengan rekan kerja di kantor

F. Kegunaan Bahasa