JADWAL PENELITIAN Biologi Sebagai Ilmu

12 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa b. Siklus 2 topik: Pernapasan - Merumuskan tindakan baru - Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar satu guru - Melakukan observasi dua guru - Mengadakan refleksi tiga guru Kriteria keberhasilan: Guru, siswa, dan teman siswa dapat menilai kemajuan dalam menulis laporan dalam aspek: kelengkapan, kemampuan menjelaskan isi portofolio, dan kompetensi dasar yang berkembang. c. Siklus 3 topik: Peka terhadap Rangsang - Merumuskan tindakan baru - Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar satu guru - Melakukan observasi dua guru - Mengadakan refleksi tiga guru Kriteria keberhasilan: Guru, siswa, dan teman siswa dapat menilai kemajuan dalam menulis laporan dalam aspek: kelengkapan, kemampuan menjelaskan isi portofolio, kompetensi dasar yang berkembang, dan usaha siswa dalam menyusun portofolio. Catatan: dalam setiap siklus sedikitnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Hasil penelitian tindakan disusun dalam bentuk draft laporan, selanjutnya tim peneliti menyajikan laporan tersebut dalam seminar lokal. Pada langkah terakhir adalah menyusun laporan penelitian tindakan dan artikel.

H. JADWAL PENELITIAN

No Macam Kegiatan Bulan – 2011 Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop 13 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa No Macam Kegiatan Bulan – 2011 Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop 1. Menyusun Proposal xxxx 2. Menyusun perangkat pembelajaran xxxx xx 3. Menyusun instrumen penelitian xx xx 4. Persiapan tindakan xx 5. Pelaksanaan tindakan: Siklus I Siklus II Siklus III xxx x Xx Xx 6. Analisis Data xxxx 7. Penyusunan laporan dan artikel xxxx 8. Mengikuti Seminar xx

L. DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Bandung : PT. Genesindo. Depatemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Penilaian Dengan Portofolio. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran IPA. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. 14 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa Hopkins, D. 1993. A Teacher Guide to Classroom Research.Philadelphia: Open University Press. Kemmis Taggart, 1988. The Action Research Planner. Geelong Victoria: Deakin University Press. Lim, L. 1997. How to Assess Student Work. New Jersey: Prentice Hall Inc. Mahardika, F.A. 2004. Penerapan Penilaian Portofolio dalam Rangka Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa Materi Keragaman pada Tingkat Organisasi Kehidupan di SMP Negeri I Taman Sidoarjo. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Jurusan Biologi FMIPA Unesa. McGraw-Hill School Division. 2000. Assessment Resources McGraw-Hill Science. New York: McGraw -Hill. Nur, M. 2005. Asesmen Komprehensif dan Berkelanjutan. Makalah yang disampaikan pada kegiatan Pelatihan Asesmen dalam Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Jurusan Biologi FMIPA Unesa melalui kegiatan SP4 yang diselenggarakan pada tanggal 22 s.d. 26 Agustus 2005 di PSMS Unesa Surabaya. O Malley,J.M. Pierce, L.V. 1996. Authentic Assessment for English Language Learners Practical Approaches for Teachers. New York: Addison-Wesley Company, Inc. Pusat Kurikulum. 2004. Penilaian Kelas. Jakarta :Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Puspitasari, E.. 2004. Penerapan Penilaian Portofolio pada Mata Pelajaran Sains Materi Sistem Ekskresi di SMP Negeri I Taman Sidoarjo. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Jurusan Biologi FMIPA Unesa. Rustaman, N. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum. Bandung: UPI [on line] http:fmipa.upi.edu diakses 18 Januari 2011. Surapranata, S. Hatta, M. 2004. Penilaian Portofolio . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 1 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa Contoh Artikel : UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN PRAKTIKUM IPA MELALUI PENILAIAN PORTOFOLIO DI SMPN 2 SIDOARJO Endang Susantini, Djoko Budiono, Sri Lestari, Wasis Rianto, Ade Irma Suryani Dosen Jurusan Biologi- FMIPA UNESA Guru IPA SMPN 2 Sidoarjo ABSTRAK Hasil pengamatan pada siswa Kelas 7-2 di SMPN 2 Sidoarjo menunjukkan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan secara lisan laporan praktikum IPA sudah bagus. Di sisi lain, kemampuan siswa dalam mengkomunikasikannya secara tertulis masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kualitas laporan IPA melalui penerapan penilaian portofolio. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas 7-2 n = 38 dan seorang guru IPA. Penelitian tindakan ini dilaksanakankan dalam tiga siklus, yaitu Siklus I pada topik Respirasi, Siklus II pada Peka terhadap Rangsang, dan Siklus III pada Pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa a Penilaian portofolio dapat meningkatkan kualitas laporan IPA, b Kemampuan siswa dalam menilai sendiri portofolionya meningkat, c Namun, kemampuan siswa dalam menilai portofolio teman menurun. Kata Kunci: penilaian portofolio, laporan IPA ABSTRACT The result of observation students Grade 7-2 in SMPN 2 Sidoarjo revealed that the students ability to communicate orally in science report were good. Another hand, student ability to communicate in written were poor. The purpose of this study was to increase the quality of Science Report through applied portfolio assessment. The subject of study were students Grade 7-2 n = 38 and a science teacher. The action research of portfolio assessment was applied on three cycles, namely Cycle I on Respiration topic, Cycle II on Irritability topic, and Cycle III on Growth topic in one term. The results of study showed that: a Portfolio assessment can increase the quality of science report, b Student ability in self evaluated of portfolio were increased, c However, student ability to evaluate portfolio another students were decreased. Key words : portfolio assessment, science report 2 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa Pendahuluan Kemampuan siswa dalam membuat laporan tertulis tercantum dalam Standar Isi, yaitu pembelajaran IPA di SMP sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah scientific inquiry untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMPMTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Lebih lanjut, Rustaman 2010 menyatakan bahwa keterampilan proses antara lain meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis. Pembelajaran IPA berorientasi inkuiri ilmiah sudah dilaksanakan di SMPN 2 Sidoarjo. Siswa melakukan kegiatan penemuan melalui praktikum IPA, kemudian siswa diminta menulis laporan praktikum. Kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan laporan praktikum secara lisan sudah berkembang, karena guru IPA sering memberi tugas presentasi di depan kelas. puan siswa dalam mengkomunikasikan laporan penyelidikanpenelitian secara lisan meningkat, karena guru IPA sering memberi tugas presentasi di depan kelas. Di lain pihak, kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan hasil penyelidikanpenelitian secara tertulis tidak berkembang bahkan boleh dikatakan rendah. Hal ini terungkap pada saat dosen melakukan identifikasi masalah di SMPN 2 Sidoarjo. Guru IPA tersebut bahkan memvonis dirinya tidak dapat membimbing siswa dalam membuat laporan tertulis. Cara guru memberi tugas membuat laporan penyelidikanpenelitian sekilas tampak sudah benar, bahkan guru juga sudah memberi balikan berupa nilai laporan IPA. Namun, permasalahan tentang kemampuan siswa yang rendah dalam membuat laporan tertulis terus menerus muncul. Setelah ditelusuri secara cermat, ditemukan akar penyebab dari masalah tersebut, yaitu guru belum pernah memberi kesempatan kepada siswa untuk menilai sendiri tulisan laporannya, menyadari letak kesalahannya, dan memperbaiki kesalahan tulisan laporan. Artinya, cara guru menilai cenderung berpusat pada guru. Di lain pihak ada alternatif penilaian yang ditawarkan yang berpusat pada siswa, yaitu penilaian portofolio.Penilaian portofolio sangat berpusat pada siswa, yang artinya siswa memiliki masukan tidak hanya pada apa yang dimasukkan ke dalam portofolio tersebut tetapi juga bagaimana isi tersebut akan dievaluasi. Di samping itu siswa memiliki peran dalam pengasesan kemajuan mereka sendiri di dalam kelas. Sejumlah orang mengatakan fitur berpusat pada siswa merupakan spirit portofolio OMalley Pierce, 1996. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa penerapan penilaian portofolio dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menulis. Guru yang berhasil telah menemukan 3 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa bahwa portofolio meningkatkan jumlah dan mutu tulisan, serta menyumbang terhadap perkembangan kognitif OMalley Pierce, 1996. Hal yang senada juga dinyatakan oleh McGraw-Hill School Division 2000 bahwa portofolio menyediakan suatu alternatif autentik pada asesmen tradisional yang menghubungkan membaca, menulis, dan keterampilan berpikir. Dari keterangan yang telah diuraikan di atas, maka dipandang perlu melakukan penelitian tindakan yang berbasis kelas dengan menerapkan penilaian portofolio.Tujuan penelitian tindakan ini adalah Meningkatkan kualitas penulisan laporan IPA pada siswa kelas 7 SMPN 2 Sidoarjo melalui penerapan penilaian portofolio. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Subjek penelitian adalah Dra. Sri Lestari, seorang guru mata pelajaran IPA sekaligus anggota peneliti dan siswa kelas 7-2 berjumlah 32 siswa. Tindakan dilaksanakan selama ± 2 bulan pada bulan Juli - Agustus 2011. Tempat penelitian di SMP Negeri 2 Sidoarjo. Sedangkan prosedur penelitiannya terbagi menjadi empat tahap, yaitu:

1. Tahap Perencanaan

Sebelum pelaksanaan tindakan, dosen dan guru menyusun rencana untuk mempermudah pelaksanaan tindakan antara lain: a. Melakukan analisis Kurikulum 2006 mata pelajaran IPA kelas 7 dengan materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup. Materi tersebut dipilih karena siswa dan guru mengalami kesulitan dalam mencapai indikator yang dtetapkan, yaitu: menyimpulkan dan membuat laporan ciri-ciri makhluk hidup Depdiknas, 2003, sehingga sesuai bila terapkan penilaian portofolio. Menyusun tugas-tugas yang akan digunakan dalam penerapan penilaian portofolio. b. Menyusun Rencana Pembelajaran RP. c. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa LKS disesuaikan dengan buku siswa yang berlaku di sekolah. d. Menyusun petunjuk pengembangan portofolio e. Menyusun lembar penilaian portofolio siswa, lembar penilaian diri yang akan diisi oleh guru, siswa dan teman, serta lembar dialog portofolio yang berisi komentar guru tentang perkembangan siswa. f. Menyiapkan alat dan bahan yang dicantumkan dalam LKS. g. Menyusun instrumen lembar observasi, refleksi dan evaluasi yang akan diisi dosen dan guru pada saat mengamati aktivitas guru dalam menerapkan penilaian portofolio.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dosen menyiapkan guru agar dapat menerapkan penilaian portofolio di kelasnya. Selain dosen sebagai observer, dosen juga menyiapkan guru agar dapat melaksanakan observasi selama kegiatan pembelajaran atau sebagai perekam kegiatan pembelajaran. 4 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa Dalam pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mengikuti skenario sebagai berikut: pada awal pembelajaran guru memperkenalkan apa yang dimaksud dengan portofolio dan menyampaikan tujuan pengembangan portofolio siswa. Pada bagian tengah pembelajaran guru mengambil contoh tulisan laporan IPA siswa untuk didiskusikan bersama. Pada bagian akhir pembelajaran guru melatih siswa agar dapat menilai sendiri laporannya self assessment dan menilai laporan temannya.

3. Tahap Observasi

Dosen dan guru mengamati pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan penilaian portofolio. Dosen dan guru mencatat kelemahan dan kekuatan guru dalam melaksanakan tindakan. Dosen dan guru juga mencatat aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran beserta kendalanya. Pada tahap ini dilakukan pengambilan gambarfoto agar pengamatan yang dilakukan dapat lebih cermat.

4. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan oleh seluruh tim peneliti 2 dosen dan 3 guru setelah pembelajaran berlangsung. Evaluasi diases dengan menggunakan instrumen lembar observasi pengelolaan pembelajaran dengan penilaian portofolio dan lembar keterlaksanaan RP. Cara menyekornya menggunakan rubrik. Rubrik dikembangkan agar penilaian menjadi jelas tidak merupakan suatu mistery Lim, 1997. Kriteria penilaian dinyatakan dalam rentang skala 1 – 4. Skor 1 untuk nilai terendah dan skor 4 untuk nilai tertinggi. Pada tahap refleksi, dosen dan guru mendiskusikan hasil evaluasi pengelolaan pembelajaran dan keterlaksanaan RP setelah pembelajaran selesai. Aspek yang kurang dalam pembelajaran didiskusikan agar dapat diperbaiki pada tindakan berikutnya. Hasil dan Pembahasan Siklus I Topik Pernapasan Perkembangan kemajuan belajar siswa dalam menyusun Laporan Praktikum IPA topic Pernapasan tampak bahwa pada saat mengumpulkan Laporan Awal terdapat 19 siswa tuntas, kemudian pada Laporan Revisi 1 jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 34, dan Laporan Revisi 2 jumlah siswa yang tuntas 35. Siswa dikatakan tuntas jika memperoleh nilai 11 dengan skor maksimum 16. Jadi pada akhir Siklus I jumlah siswa yang tuntas dalam menyusun Laporan Praktikum IPA topic Pernapasan adalah 35 orang dan yang tidak tuntas 3 orang . 5 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa Selain Penilaian Guru, siswa dilatih menilai portofolionya sendiri, namun penilaian dilakukan hanya satu kali setelah siswa melakukan revisi laporan praktikumnya. Data Penilaian yang dilakukan oleh siswa sendiri dan teman terhadap penilaian portofolionya adalah sebagi berikut. Tabel 1. Penilaian Guru, Siswa, dan Teman pada Laporan Praktikum Pernafasan No. Penilaian Guru Siswa Teman 1 16 15 14 2 16 16 16 3 15 14 15 4 16 14 14 5 13 14 15 6 9 14 11 7 14 15 15 8 12 13 13 9 16 15 15 10 15 14 14 11 13 13 11 20 40 Laporan Awal Revisi II J u m la h S is w a y a n g T u n ta s Laporan Praktikum IPA Grafik 4.1 Perkembangan Portofolio Pernafasan 6 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa No. Penilaian Guru Siswa Teman 12 14 13 14 13 12 13 14 14 15 15 13 15 10 13 13 16 13 13 13 17 16 12 11 18 14 13 14 19 16 15 11 20 16 14 14 21 12 11 11 22 10 13 13 23 16 12 12 24 15 16 16 25 11 10 11 26 13 13 14 27 16 15 16 28 16 16 16 29 16 11 12 30 16 16 16 31 16 13 13 32 15 15 15 33 15 13 12 7 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa No. Penilaian Guru Siswa Teman 34 16 12 12 35 14 14 13 36 14 15 15 37 16 15 14 38 16 14 15 Siswa dinyatakan dapat menilai laporannya sendiri jika selisih nilai yang diberikan siswa dan guru tidak melebihi 2 angka. Pada Tabel 1 tampak bahwa, sebagian besar siswa 29 siswa atau 76,31 dapat menilai sendiri laporannya. Ada 9 siswa yang belum bisa menilai sendiri laporannya, 3 siswa memberi penilaian yang lebih rendah daripada penilaian guru, contoh: nilai yang diberikan siswa 12, tetapi nilai yang diberikan guru 16. Sebaliknya, 6 siswa menilai laporannya lebih tinggi daripada penilaian guru, contoh nilai yang diberikan siswa 13, tetapi nilai yang diberikan guru 10 tidak tuntas. Pada Penilaian Teman, 10 siswa tidak bisa memberi penilaian portofolio temannya. 7 siswa memberi nilai yang lebih rendah daripada penilaian guru, dan 3 siswa memberi nilai lebih tinggi dari nilai guru. Siklus II Peka terhadap Rangsang Perkembangan kemajuan belajar siswa dalam menyusun Laporan Praktikum IPA topik Peka terhadap Rangsang, tampak bahwa pada saat mengumpulkan Laporan Awal terdapat 25 siswa tuntas, kemudian pada Laporan Revisi 1 jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 31, dan Laporan Revisi 2 jumlah siswa yang tuntas tidak ada peningkatan tetap 31. Jadi, pada akhir Siklus I jumlah siswa yang tuntas dalam menyusun Laporan Praktikum IPA topik Peka terhadap rangsang adalah 31 orang dan yang tidak tuntas 7 orang . 8 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa Berikut ini disajikan data Penilaian yang dilakukan oleh siswa sendiri dan teman terhadap laporan praktikum IPA adalah sebagi berikut. Tabel 2. Penilaian Guru, Siswa, dan Teman pada Laporan Praktikum Peka terhadap Rangsang No. Penilaian Guru Siswa Teman 1 16 16 14 2 16 16 15 3 16 15 15 4 15 14 14 5 14 11 13 6 9 13 10 7 13 13 14 8 10 11 13 9 15 14 14 10 14 12 14 11 12 12 12 12 9 12 11 20 40 Laporan Awal Revisi I Revisi II J u m la h S is w a y a n g T u n ta s Laporan Praktikum IPA Grafik 4.2 Perkembangan Portofolio Peka Terhadap Rangsangan 9 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa No. Penilaian Guru Siswa Teman 13 12 15 13 14 13 15 14 15 10 15 15 16 13 12 12 17 16 12 13 18 10 13 14 19 15 15 14 20 15 15 15 21 13 11 11 22 10 15 15 23 16 12 12 24 14 16 16 25 10 10 10 26 14 13 14 27 16 16 15 28 16 16 16 29 15 13 12 30 14 16 16 31 16 15 15 32 16 14 14 33 15 14 11 34 14 14 12 10 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa No. Penilaian Guru Siswa Teman 35 14 15 15 36 13 13 13 37 16 15 15 38 16 14 15 Pada Tabel 2 sebagian besar siswa 29 siswa atau 76,31 dapat menilai sendiri laporannya. Ada 9 siswa yang belum bisa menilai sendiri laporannya, 3 siswa memberi penilaian yang lebih rendah daripada penilaian guru. Sebaliknya, 6 siswa menilai laporannya lebih tinggi daripada penilaian guru. Keenam siswa inilah yang tidak tuntas dalam menyusun Laporan Praktikum IPA pada topic Peka terhadap Rangsang. Pada Penilaian Teman, 8 siswa tidak bisa memberi penilaian portofolio temannya. Separo siswa atau 4 siswa memberi nilai yang lebih rendah daripada penilaian guru, dan 4 siswa memberi nilai lebih tinggi dari nilai guru. Siklus III Topik Pertumbuhan Perkembangan kemajuan belajar siswa dalam menyusun Laporan Praktikum IPA topic Pertumbuhan , tampak bahwa pada saat mengumpulkan Laporan Awal terdapat 28 siswa tuntas, kemudian pada Laporan Revisi 1 jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 35, dan Laporan Revisi 2 jumlah siswa yang tuntas menjadi 36. Jadi, pada akhir Siklus I jumlah siswa yang tuntas dalam menyusun Laporan Praktikum IPA topic Peka terhadap rangsang adalah 36 orang dan yang tidak tuntas 2 orang . 11 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa Berikut ini disajikan data Penilaian yang dilakukan oleh siswa sendiri dan teman terhadap laporan praktikum IPA adalah sebagi berikut. Tabel 3. Penilaian Guru, Siswa, dan Teman pada Laporan Praktikum Pertumbuhan No. Penilaian Guru Siswa Teman 1 16 15 13 2 15 15 16 3 15 16 14 4 15 16 14 5 13 14 13 6 15 13 11 7 13 12 12 8 10 15 12 9 15 15 15 10 13 12 13 11 11 12 13 12 15 12 12 10 20 30 40 Laporan Awal Revisi I Revisi II J u m la h S is w a y a n g T u n ta s Laporan Praktikum IPA Grafik 4.3 Perkembangan Portofolio Pertumbuhan 12 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa No. Penilaian Guru Siswa Teman 13 11 12 12 14 14 14 14 15 10 13 13 16 14 13 13 17 16 14 13 18 15 13 14 19 15 15 14 20 15 13 12 21 15 11 12 22 14 13 13 23 16 14 13 24 13 16 16 25 13 11 12 26 15 13 14 27 16 16 15 28 16 16 16 29 15 16 12 30 15 16 16 31 16 13 13 32 15 14 14 33 14 14 11 34 15 13 13 13 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa No. Penilaian Guru Siswa Teman 35 15 14 15 36 14 13 12 37 15 16 16 38 16 14 15 Berdasarkan Tabel 3, jumlah siswa yang dapat menilai laporannya sendiri adalah 34 siswa 89,5 artinya, mengalami peningkatan dari 76,31 pada Siklus I dan II menjadi 89,5 pada Siklus III. Ada 4 siswa yang belum bisa menilai sendiri laporannya, 2 siswa memberi penilaian yang lebih rendah daripada penilaian guru. Sebaliknya, 2 siswa menilai laporannya lebih tinggi daripada penilaian guru. Dua siswa inilah yang tidak tuntas dalam menyusun Laporan Praktikum IPA pada topic Pertumbuhan. Pada Penilaian Teman, 12 siswa tidak bisa memberi penilaian portofolio temannya. 10 siswa memberi nilai yang lebih rendah daripada penilaian guru, dan 2 siswa memberi nilai lebih tinggi dari nilai guru. Waktu yang diperlukan untuk mengoreksi satu laporan sangat lama yaitu 10 – 15 menit tiap siswa. Dialog dengan siswa terpaksa dilakukan setelah pulang sekolah karena pada jam pelajaran tidak cukup. Guru perlu mengingatkan siswa agar mau merevisi Laporan Praktikum IPA. Selain itu, guru perlu lebih memperhatikan siswa yang memang tidak mau merevisi ulang. Dari Grafik 1 – 3, tampak bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menulis laporan IPA secara konsisten dari Laporan Awal sampai Revisi II. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lim 1997 dalam penilaian portofolio siswa dapat memperbaiki dan menyempurnakan hasil kerja mereka, dan siswa memahami dan menggunakan standar yaitu kompetensi dasar dan indikator yang terdapat dalam kurikulum untuk menilai hasil kerja mereka baik perseorangan maupun kelompok Perkembangan jumlah siswa yang tuntas selama penerapan penilaian portofolio adalah 35 siswa pada Siklus I, 31 pada Siklus II, dan 36 siswa pada Siklus III. Fakta ini sejalan dengan pernyataan OMalley Pierce 1996 banyak bukti yang menunjukkan bahwa penerapan penilaian portofolio dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menulis. Guru yang berhasil telah menemukan bahwa portofolio meningkatkan jumlah dan mutu tulisan, serta menyumbang terhadap perkembangan kognitif. Hal yang senada juga dinyatakan oleh McGraw-Hill School Division 2000 bahwa portofolio menyediakan suatu 14 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa alternatif autentik pada asesmen tradisional yang menghubungkan membaca, menulis, dan keterampilan berpikir. Diknas 2003 menyatakan penilaian portofolio memakan waktu dan tenaga bagi guru dalam menyusun portofolio bersama siswa, dan mengoreksi portofolio. Hal ini tampak pada data di atas bahwa ada dua siswa yang tidak tuntas dalam menyusun laporan IPA. Siswa tersebut adalah yang tidak mau memperbaiki laporannya. Oleh karena itu guru sebaiknya terus menerus memotivasi siswa agar mau memperbaiki portofolionya. Penutup Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1 Penerapan penilaian portofolio oleh guru dapat meningkatkan kualitas laporan IPA, 2 Jumlah siswa yang dapat menilai portofolionya sendiri mengalami peningkatan, 3 Kemampuan siswa dalam menilai portofolionya sendiri ternyata tidak didikuti dengan kemampuan menilai portofolio temannya. Jumlah siswa yang dapat menilai portofolio temannya mengalami penurunan, Berdasarkan temuan dalam penelitian tindakan kelas ini, maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1 Mengingat penerapan penilaian portofolio ini memerlukan waktu yang lama, maka sebaiknya guru menerapkan pada satu kelas saja dan bergiliran untuk kelas yang lain, 2 Guru sebaiknya memotivasi siswa secara terus menerus agar mau memperbaiki laporan IPA yang telah dibuatnya. Daftar Pustaka Budimansyah Dasim, 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Bandung : PT. Genesindo. Depatemen Pendidikan Nasional, 2004. Pedoman Penilaian Dengan Portofolio. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Standar Isi Mata Pelajaran IPA. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Hopkins, D., 1993. A Teacher Guide to Classroom Research.Philadelphia: Open University Press. Kemmis Taggart, 1988. The Action Research Planner. Geelong Victoria: Deakin University Press. Lim, L., 1997. How to Assess Student Work. New Jersey: Prentice Hall Inc. 15 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa Mahardika, F.A., 2004. Penerapan Penilaian Portofolio dalam Rangka Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa Materi Keragaman pada Tingkat Organisasi Kehidupan di SMP Negeri I Taman Sidoarjo. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Jurusan Biologi FMIPA Unesa. McGraw-Hill School Division., 2000. Assessment Resources McGraw-Hill Science. New York: McGraw -Hill. Nur, M., 2005. Asesmen Komprehensif dan Berkelanjutan. Makalah yang disampaikan pada kegiatan Pelatihan Asesmen dalam Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Jurusan Biologi FMIPA Unesa melalui kegiatan SP4 yang diselenggarakan pada tanggal 22 s.d. 26 Agustus 2005 di PSMS Unesa Surabaya. O Malley,J.M. Pierce, L.V., 1996. Authentic Assessment for English Language Learners Practical Approaches for Teachers. New York: Addison-Wesley Company, Inc. Pusat Kurikulum., 2004. Penilaian Kelas. Jakarta :Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Puspitasari, E., 2004. Penerapan Penilaian Portofolio pada Mata Pelajaran IPA Materi Sistem Ekskresi di SMP Negeri I Taman Sidoarjo. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Jurusan Biologi FMIPA Unesa. Rustaman, N. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum. Bandung: UPI [on line] http:fmipa.upi.edu diakses 18 Januari 2011. Surapranata, S. Hatta, M., 2004. Penilaian Portofolio. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 89 DU : ;= DIDI A = DA = : ATIHA = ; ? 9 FE A GU ? U ; : ; B C ATE D I BI EFE GI G HI J KLK IM NOP G QRSO G TUS OSO VW U BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU 2013 1 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa Kompetensi Guru Mata Pelajaran : 1.1 Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, teori-teori biologi serta penerapan secara fleksibel. 1.2 Memahami proses berpikir biologi dalam mempelajari proses dan gejala alam. 1.3 Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala alambiologi. 1.4 Memahami struktur termasuk hubungan fungsional antar konsep ilmu biologi dan ilmu-ilmu terkait. 1.5 Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum biologi 1.6 Menerapkan konsep, hukum dan teori fisika, kimia dan matematika untuk menjelaskanmendeskripsikan fenomena biologi 1.7 Menjelaskan penerapan hukum-hukum biologi dalam teknologi yang terkait dengan biologi terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. 1.12 Merancang eksperimen biologi untuk keperluan pembelajaran atau penelitian Indiktor Esensial : 1.1.1. Memahami hakikat biologi sebagai ilmu 1.2.1. Memahami langkah-langkah dalam metode ilmah 1.3.1 Menerapkan keterampilan proses sains dalam mempelajari biologi 2.1.1. Menguasai tentang ruang lingkup biologi dan hubungannnya dengan penerapan hukum biologi secara kuantitatif dalam memecahkan permasalahan sehari-hari. 3.1.1 Memberikan contoh penerapan hukum biologi secara kuantitatif dalam memecahkan permasalahan sehari-hari. 3.2.1. Menjelaskan peranan ilmu-ilmu lain dalam memecahkan permasalahan fenomena biologi. 3.3.1. Memberi contoh tentang penerapan hukum-hukum biologi dalam teknologi terkait kehidupan sehari-hari. 1.12.1. Merancang eksperimen biologi untuk penelitian. 1.12.2. Menentukan variabel yang ada dalam suatu penelitian.

A. Biologi Sebagai Ilmu

Biologi sebagai ilmu merupakan kebenaran ilmiah, yang berlaku sampai ada bukti baru yang menentang atau menggugurkannya. Biologi sebagai ilmu pengetahuan lahir dari suatu rangkaian aktivitas akal manusia yang disusun secara sistematis. Semua yang dinamakan ilmu pengetahuan selalu memiliki syarat-syarat atau ciri-ciri tertentu. Sifat dan ciri ilmu tersebut adalah memiliki objek, menggunakan metode, sistematis, universal, objektif, analitis, dan verifikatif. Berikut ini identifikasi dari sifat dan ciri dari ilmu pengetahuan atau ilmu yang dihasilkan oleh manusia. 1. Memiliki metode Berkembangnya ilmu pengetahuan tidak dapat terjadi secara kebetulan ataupun asal-asalan, melainkanmengikuti metode tertentu. Dalam mempelajari obyek kajian 2 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa biologi digunakan metode ilmiah untuk menemukankebenaran. Metode ini telah dibakukan agar dapat digunakan dan dilakukan oleh siapa saja. Ilmu yang dikembangkan dengan menggunakan metode inikebenarannya diakui secara ilmiah. 2. Memiliki objek Setiap ilmu umumnya membatasi diri pada segi kajian tertentu. Misalnya matematika mengkaji pada objek angka-angka, fisika pada obyek benda-benda fisik, kimia berupa zat-zat penyusun dan reaksi yang terjadi dan biologi memfokuskan pada objek makhluk hidup yang ada maupun yang pernah ada di dunia ini. 3. Bersifat sistematis Agar mudah dikaji, ilmu pengetahuan harus tersusun mulai yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Konsep yang mendasari harus mengandung hubungan sedemikian rupa yang saling mendukung dan bukan saling bertentangan. Contohnya, dalam biologi disajikan konsep sel, jaringan, organ, sistem organ dan individu yang menunjukkan adanya organisasi kehidupan yang saling memperkuat objek kajian. Inilah yang dinamakan tersusun secara sistematis. 4. Universal Kebenaran yang disajikan dalam ilmu pengetahuan harus berlaku secara umum. Dalam biologi, hukum-hukum atau kaidah ilmu yang ada juga berlaku secara umum. Misalnya, kaidah tentang reproduksi generatif merupakan cara reproduksi organisme yang harus didahului dengan peleburan dua sel gamet jantan dan betina. Ini berlaku pada semua jenis organisme. 5. Objektif Pernyataan dalam suatu ilmu pengetahuan harus bersifat jujur, yaitu menggambarkan kondisi apa adanya, mengandung data atau informasi yang sebenarnya, bebas dari prasangka, kesenjangan atau kepentingan pribadi. Bila ilmu tidak bersifat objektif maka akan sulit berkembang, apalagi untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan umat manusia. 6. Analitis Kajian dari sebuah ilmu akan menuju hal-hal yang lebih khusus seperti bagian, sifat, peranan dan berbagai hubungan. Untuk memahami hal yang bersifat khusus perlu pengkajian secara khusus pula, sehingga terdapat antar hubungan bagian yang dikaji sebagai hasil analisa. Oleh karena itu, sebuah ilmu akan terbagi menjadi berbagai cabang ilmu dengan kajian yanglebih khusus. Contohnya biologi mempunyai cabang zoologi, botani, fisiologi, ekologi, anatomi, genetika dan embriologi. 3 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa 7. Verifikatif Kebenaran dalam sebuah ilmu bukanlah bersifat mutlak tetapi bersifat terbuka atau verifikatif yang juga dikenal dengan kebenaran ilmiah. Ini artinya sesuatu yang semula dianggap benar suatu saatmungkin menjadi salah bila ditemukan bukti-bukti baru yang menggugurkan kebenaran sebelumnya. Masih ingat dengan teori Generatio Spontanea yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati? Louis Pasteur berhasil menemukan bukti baru melalui percobaannya, sehingga tumbanglah teori tersebut.

B. Metode Ilmiah