Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
176
Kompetensi Guru Mata Pelajaran : 1.8. Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah
Indikator Esensial : 1.8.37. Menjelaskan karakteristik janin berdasarkan tahapan perkembangannya
Proses perkembangan dalam pembentukan embrio dimulai dari pertemuan sel sperma dan sel ovum Zigot dan akan mengalami proses pembelahan zigot.
Proses pembelahan ini mempunyai prinsip mekanisme pembelahan sel-sel melalui mitosis yang diatur oleh genom yang akan mewarisi sifat tertentu,
sehingga perkembangan embrio ini mempunyai organ lengkap sehingga terbentuk janin. Perkembangan Zigot- Embrio – Fetus pada manusia terbagi
atas: 1.
Periode Germinal Pre Organogenesis terjadi pada minggu ke 0-2 2.
Periode Embrional Organogenesis terjadi pada minggu ke 4- 9 3.
Periode Fetal JaninFetus terjadi pada minggu ke 10-38
A. Periode Germinal
Periode Germinal ini dimulai pada awal minggu pertama dan diakhiri pada minggu ke dua kehamilan. Sel telur yang telah terfertilisasi akan
mengadakan menuju ke rongga uterus melalui tuba falopii. Dalam perjalanan di tuba fallopii, sel telur akan mengalami tahap pembelahan,
tahap morula, tahap blastulablastosit sebelum dimulainya tahap implantasi. Proses ini terjadi pada hari ke 3-4. Selama ini zigot menerima
makanan dari dinding kelenjar uterus. Zigot yang berumur satu minggu ini disebut Blastosit. Selama minggu ke dua, blastosit mengawali proses
implantasi di lapisan dinding uterus. Lapisan terluar blastosit akan mulai mengalami perkembangan menjadi placenta, tali umbilicus dan kantung
amnion, sedangkan perkembangan lapisan dalam blastosit akan menjadi embrio itu sendiri.
1. Tahap Pembelahan
Tahap pembelahan pada telur manusia pertama kali dimulai pada umur 24 jam setelah fertilisasi. Pola pembelahan pada telur manusia
disebut dengan holoblastik rotasional. Holoblastik artinya bidang pembelahan membelah sel sampai ke seluruh bagian secara terpisah,
tidak terhalangi oleh keberadaan yolk kuning telur karena telur manusia termasuk telur dengan sedikit yolk isolesital sehingga
terbentuk blastomer sel hasil pembelahan pada embrio secara terpisah satu sama lain. Dikatakan pembelahan holoblastik rotasional
karena mempunyai ciri-ciri yaitu pembelahan tahap pertama satu sel menjadi dua sel terjadi secara normal yaitu melalui bidang meridional.
Pembelahan tahap kedua berbeda dengan biasanya, satu blastomer
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
177 membelah secara meridional, sedangkan blastomer yang lainnya
membelah secara equatorial. Ciri khas yang lain yang membedakan pembelahan telur manusia dengan telur hewan yang lain adalah waktu
pembelahan yang tidak sinkron antara blastomer yang satu denga blastomer yang lain, sehingga blastomer yang dihasilkan tidak
meningkat dari 2, 4, 8 sel dan seterusnya, tetapi meningkat dari 1, 2, 3, 4 dan seterusnya.
2. Tahap Morula
Tahap morula dimulai kira-kira hari ketiga setelah fertilisasi dan embrio selanutnya akan masuk ke dalam uterus. Pada tahap pembelahan akan
dihasilkan sejumlah sel yang disebut dengan blastomer. Pada tahap 8 sel, blastomer-blastomer membentuk susunan yang cukup longgar
diantara mereka. Pada tahap setelah 8 sel, zigot tampak seperti buah srikaya Morus alba, sehingga disebut dengan tahap morula. Pada
tahap morula ini terjadi perubahan yang cukup spektakuler yaitu terjadinya fenomena kompaksi. Pada tahap 8 sel, blastomer-blastomer
membentuk susunan yang cukup longgar diantara mereka. Namun pada tahap berikutnya, blastomer-blastomer ini tiba-tiba berkumpul,
bercampur dan berhimpitan, mempererat hubungan antara blastomer yang satu dengan blastomer yang lainnya sehingga membentuk bola
yang padat dan kompak. Bentuk ini distabilisasi dengan ikatan antar sel yng disebut dengan tight junction yang terbentuk diantara sel di sisi luar
yang berfungsi untuk mencegah pertukaran cairan antara lingkungan dengan embrio. Sedangkan sel-sel dari bagian dalam embrio
berhubungan satu dengan yang lain dengan ikatan antar sel yang disebut dengan gap junction, yang memugkinkan terjadinya pertukaran
molekul dengan ion antara sel yang satu dengan del yang lainnya. Dengan demikian adanya kompaksi menyebabkan sel-sel embrio terbagi
menjadi dua kelompok yaitu sel-sel di bagian dalam atau disebut dengan inner cell mass ICM, dan sel yang berada di bagian luar yang
mengelilingi sel-sel bagian dalam disebut dengan outer cell mass. Inner cell mass akan berperan dalam pembentukan jaringan embrio,
sedangkan outer cell mass akan membentuk tropoblas dan dalam perkembangan selanjutnya akan membentuk plasenta.
3. Tahap Blastokis