48
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
Gambar 1.8.10.
Perakitan selubung
SpLtMNPV Spodoptera
litura Multiple
Nucleopolyhedrosis Virus  pada sel usus larva Spodoptera litura.
3.  Bakteri  patogen  dapat  dikendalikan  dengan  menggunakan  antibiotik  yang  cara  kerjanya
dengan  mempengaruhi  pembentukan  dinding  sel  penisilin,  dan  mempengaruhi  sintesis protein  karena  bakteri  punya  dinding  sel  dan  dapat  melakukan  sintesis  protein.  Virus  tidak
mempunyai  dinding  sel  ataupun  sistem  sintesis  protein  sehingga  tidak  bisa  di  kendalikan dengan  antibiotika.  Virus  hanya  dapat  dikendalikan  dengan  obat  yang  pengaruhnya  pada
proses  perbanyakan  virus  pada  saat  replikasi  material  genetik  virus,  obat  yang  bertindak sebagai substrat dari virus atau dengan sistem pertahanan tubuh yang disebut interferon.
4.  Virus  di  luar  tubuh  inangnya  dalam  bentuk  kristal  material  genetik  yang  dibungkus  dengan
kapsidenvelope,  yang  tidak  punya  ciri-ciri  makhluk  hidup  tidak  dapat  berkembang  biak sehingga  sering  dianggap  sebagai  benda  mati.  Virus  dapat  dikatakan  makhluk  hidup  apabila
berada  pada  inangnya  karena  dapat  melakukan  perkembangbiakan  dengan  cara  mengambil alih sistem ekspresi genetik inang. Bakteri di luar inangnya dapat bersifat saprofit dan apabila
dalam  bentuk  spora  maka  spora  tersebut  dapat  menjadi  bakteri  baru  apabila  mendapatkan lingkungan yang cocok tidak harus dalam inang.
5.  Virus bersifat parasit intraseluler obligat, artinya untuk hidup harus berada di dalam sel inang terutama di dalam inti sel yang mengandung asam nukleat inang. Bakteri tidak harus masuk ke
dalam  sel  untuk  dapat  menyebabkan  penyakit  dari  inangnya.  Oleh  karena  bakteri menghasilkan  toksin  yang  dapat  meracuni  tubuh  inangnya  tanpa  harus  masuk  ke  dalam  sel
inang.
49
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
6.  Apabila virus bertindak sebagai vektor pada rekayasa genetika maka gen yang disisipkan akan
di bawa oleh virus pada material genetiknya dan baru bisa diberikan ke inang material genetik yang  akan  direkayasa  genetikanya  pada  saat  virus  tersebut  menginfeksi  inang.  Bakteri,  gen
yang  akan  disisipkan  biasanya  diletakkan  pada  plasmid  DNA  ekstrakromosomal  sehingga disebut  plasmid  rekombinan.  Plasmid  rekombinan  ini  yang  akan  dipindahkan  ke  bakteri  lain
yang nanti akan bertindak sebagai inang agar mengekspresikan gen yang disisipkan  biasanya protein tertentu yang diinginkan seperti insulin. Berikut ini skema proses rekombinasi genetik
yang menghasilkan insulin.
2. Secara terpisah gen rantai A dan gen
rantai  B  disisipkan  ke  dalam  plasmid pada
bakteri yaitu
didekat gen
penyandi enzim
ß-galaktosidase, terbentuk plasmid rekombinan
3
.
Plasmid rekombinan dimasukkan ke dlm  inang  E.  coli,  dlm  inang  mereka
berkembangbiak
1.
Mensintesis  secara  kimia  gen  rantai A dan gen rantai B
4. E.  coli
dibiakkan  dlm  medium pemicu,  terbentuk  protein  hibrida  yg
terdiri dari protein ß-galaktosidase dan protein rantai A B insulin
6. Bagian  protein
ß-galaktosidase dibuang  dengan  pemberian  sianogen
bromida CnBr
7
. Rantai A dan B yang bebas
5.
Dilakukan pemurnian
8.
Dua  rantai  yg  bebas  dicampur disambung  menjadi  satu  dlm  suatu
reaksi  yg  membentuk  ikatan-ikatan disulfida, terbentuk insulin aktif
50
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
Kompetensi Guru Mata Pelajaran :
1.8.   Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah
Indikator Esensial :
1.8.11  Menjelaskan faktor penyebab keanekaragaman jenis. 1.8.12  Menerapkan konsep keanekaragaman jenis dengan suatu contoh
1.8.13  Menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh pada keanekaragaman
A. Apa yang Dimaksud  dengan Jenis?