28
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
Cyanobakteri  tidak  memiliki  flagela.  Berukuran  lebih  besar  daripada  sel prokariotik 1
– 50 mikron.
3. Penyematan fiksasi nitrogen dan karbon
Cyanobakteria  mampu  mereduksi  nitrogen  dan  karbon  dalam  kondisi  ada oksigen  aerob  maupun  tanpa  oksigen  anaerob.  Mereka  melakukannya  dengan
mengoksidasi  belerang  sulfur  sebagai  pengganti  oksigen.  Penyematan  nitrogen dilakukan  dalam  bentuk  heterosista,  sementara  penyematan  karbon  dilakukan
dalam  bentuk  sel  fotosintetik,  menggunakan  pigmen  klorofil  seperti  tumbuhan hijau  maupun  fikosianin  khas  kelompok  bakteri  ini.  Contoh  Cyanobacteria  yang
dapat memfiksasi nitrogen : Anabaena azzollae.
4. Peran biologi
Beberapa spesies Cyanobacteriaa memproduksi racun saraf neutrotoksin, hati hepatotoksin  dan  sel  sitotoksin.  Mereka  membentuk  endotoksin  sehingga
berbahaya  bagi  hewan  dan  manusia. Beberapa  Cyanobacteria  yang  menghuni
perairan  melepaskan  geosmin,  senyawa  organik  yang  bertanggung  jawab  atas aroma tanahlumpur. Misalnya Anabaena bersimbiosis pada akar sikas atau jaringan
paku air Azolla dan membantu penyediaan nitrogen bagi inangnya.
Gambar 1.8.5.2. Cyanobacteria
29
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
5. Klasifikasi
Cyanobacteria  secara  tradisional  diklasifikasikan  menjadi  lima  kelompok, berdasarkan  struktur tubuhnya yaitu:
Chroococcales ,
Pleurocapsales ,
Oscillatoriales ,
Nostocales dan
Stigonematales . Pengelompokan ini sekarang dipandang tidak tepat
dan proses revisi tengah dilakukan dengan bantuan teknik-teknik biologi molekular
.
30
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
Kompetensi Guru Mata Pelajaran : 1.8.    Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah
Indikator Esensial :
1.8.6.  Menjelaskan pengertian perkembangbiakan paraseksual pada bakteri Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri pada lingkungan
yang  tepat  atau  sesuai.  Proses  pembelahan  diri  pada  bakteri  terjadi  secara  biner. Pembelahan  biner  adalah  pembelahan  yang  diawali  dengan  terbentuknya  dinding
melintang  yang  memisahkan  satu  sel  bakteri  menjadi  dua  sel  anak.  Dua  sel  bakteri  ini mempunyai  bentuk  dan  ukuran  sama  identik.  Sel  anakan  hasil  pembelahan  ini  akan
membentuk  suatu  koloni  yang  dapat  dijadikan  satu  tanda  pengenal  untuk  jenis  bakteri. Misalnya,  bakteri  yang  terdiri  dari  sepasang  sel  diplococcus,  delapan  sel  membentuk
kubus sarcina, dan berbentuk rantai streptococus. Pembelahan biner biasanya dilakukan pada saat bakteri sudah dewasa dan siap membelah. Berikut ini adalah proses pembelahan
biner pada bakteri.
Bakteri  tidak  melakukan  pembiakan  seksual  yang  sebenarnya,  seperti  yang  terjadi pada  makhluk  hidup  eukariot,  karena  bakteri  tidak  mengalami  penyatuan  sel  kelamin.
Meskipun  demikian,  pada  bakteri  terjadi  pertukaran  materi  genetik  dengan  sel pasangannya.  Oleh  karena  itu,  perkembangbiakan  bakteri  yang  terjadi  dengan  cara  ini
disebut  perkembangbiakan  paraseksual.  Perkembangbiakan  parasekual  bakteri  dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
Gambar  1.8.6.1.  Pembelahan biner
31
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
1. Transformasi
Transformasi  adalah  pemindahan  potongan  materi  genetik  gen  atau  DNA,
dari  luar  ke  sel  bakteri  penerima  dengan  proses  fisiologi  yang  kompleks.    Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi DNA dan penerima,
dengan  kata  lain  transformasi  ialah  proses  pemindahan  DNA  bebas  sel  yang mengandung  sejumlah  informasi  genetik  DNA  dari  satu  sel  ke  sel  lainnya.  DNA
tersebut  diperoleh  dari  sel  donor  melalui  lisis  sel  secara  alamiah  atau  dengan  cara ekstraksi  kimiawi.  Begitu  fragmen  DNA  dari  sel  donor  tertangkap  oleh  sel  resipien,
maka  terjadilah  rekombinasi.  Transformasi  pertama  kali  ditemukan  oleh  Frederick Griffith pada tahun 1928. Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteri
adalah  sarana  penting   dalam  rekayasa  genetika,    memetakan  kromosom  bakteri, bermanfaat dalam penelitian-penelitian genetik bakteri di laboratorium.
Gambar 1.8.6.2. Proses transformasi pada bakteri
2. Konjugasi
Konjugasi  adalah  penggabungan  antara  DNA  pemberi  dan  DNA  penerima
melalui  kontak  langsung.  Jadi,  untuk  memasukkan  DNA  dari  sel  pemberi  ke  sel
penerima,  harus  terjadi  hubungan  langsung,  atau  disebut  juga  pemindahan  secara
32
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
langsung  materi  genetik  di  antara  dua  sel  bakteri  melalui  jembatan  sitoplasma. Bakteri  yang  memberikan  DNA  nya  disebut  bakteri  donor.  Bakteri  donor  memiliki
tonjolan  yang  disebut  pili  seks,  yang  berguna  untuk  menempel  pada  bakteri recipientpenerima DNA. Konjugasi bakteri pertama kali ditemukan oleh Lederberg
dan Tatum pada tahun 1946. Mereka menggabungkan dua galur mutan Escherichia coli
yang  berbeda  dan  tidak  mampu  mensintesis  satu  atau  lebih  faktor  tumbuh esensiil  serta  memberinya  kesempatan  untuk  kawin.  Jika  suatu  sel  E.  coli
mengandung  faktor  F  yang  berupa  badan  terpisah  dari  kromosom  utama,  maka  ia dinyatakan  berkelamin  jantan.  Namun,  jika  tidak  mengandung  faktor  F  pada  sel
tersebut, maka dinyatakan berkelamin betina. Transfer materi genetik dari sel E. coli jantan  ke  sel  E.  coli  betina  didahului  terbentuknya  saluran  konjugasi  antara  kedua
sel.  Saluran  konjugasi  ini  terbentuk  melalui  perlekatan  suatu  pilus  kelamin  jantan menuju  permukaan  sel  kelamin  betina.  Menurut  Watson  1987,  pilus  yang
berlekatan  di  atas,  merangsang  terjadinya  replikasi  DNA  faktor  F  yang  akan ditransfer  ke  sel  penerima  yang  tidak  punya  faktor  F  sel  F
-
.  Hanya  DNA  faktor  F hasil  replikasi  yang  ditransfer.   Transfer  materi  genetik  faktor  F  mengakibatkan
seluruh  sel  kelamin  betina  F
-
di  sekitarnya  segera  berubah  menjadi  sel  kelamin jantan F
+
.
Gambar 1.8.6.3.   Konjugasi Bakteri 3.
Transduksi Transduksi  adalah  pemindahan  DNA  dari  sel  pemberi  ke  sel  penerima  dengan
perantaraan  virus.  Dalam  hal  ini,  protein  virus  yang  berfungsi  sebagai  selubung digunakan  untuk  membungkus  dan  membawa  DNA  bakteri  pemberi  menuju  sel
33
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
penerima.  Cara  ini  dikemukakan  oleh  Norton  Zinder  dan  Jashua  Lederberg  pada tahun 1952.
Beberapa  jenis  virus  berkembang  biak  di  dalam  sel  bakteri.  Virus  yang  menyerang bakteri  seringkali  disebut  bakteriofage  atau  fage.  Pada  waktu  fage  menginfeksi
bakteri,  fage  memasukkan  DNA-nya  ke  dalam  sel  bakteri  tersebut.  DNA  fage  ini kemudian  bereplikasi  di  dalam  sel  bakteri  atau  berintegrasi  dengan  kromosom
bakteri.  Inilah  yang  dikenal  dengan  transduksi.  Jadi,  transduksi  adalah  proses perpindahan  gen  dari  suatu  bakteri  ke  bakteri  lain  oleh  bakteriofage  lalu  oleh
bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke populasi bakteri. Transduksi ditemukan oleh  Norton  Zinder  dan  Joshua  Lederberg  pada  tahun  1952.  Pada  waktu  DNA  fage
dikemas di dalam  pembungkusnya  untuk  membentuk bakteri- fage baru, DNA fage tersebut  dapat  membawa  sebagian  dari  DNA  bakteri  yang  telah  menjadi  inangnya.
Selanjutnya,  bila  fage  menginfeksi  bakteri  lainnya,  maka  fage  akan  memasukkan DNA-nya  yang  mengandung  sebagian  dari  DNA  bakteri  inang  sebelumnya.  Dengan
demikian, fage tidak hanya memasukkan DNA-nya sendiri ke dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA dari bakteri lain yang ikut terbawa pada
DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari satu sel bakteri ke bakteri lainnya.
34
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
Gambar 1.8.6.4. Transduksi
35
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
Kompetensi Guru Mata Pelajaran :
1.8.    Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah
Indikator Esensial :
1.8.7.  Menjelaskan fungsi kapsul pada bakteri Kapsula  adalah  struktur  luar  dinding  sel  yang  berupa    lapisan    tebal,  kental,  memiliki
bentuk dan kepadatan tertentu serta dapat melekat kuat. Adapun  fungsi  kapsula sebagai pelindung  organisme  yang  mengekskresinya  terhadap  lingkungan  yang  kurang
menguntungkan  kekeringan,  sebagai  cadangan  makanan  dan  pengikat  antar  sel  dalam satu  koloni.  Hanya  bakteri  tertentu  yang  dapat  membentuk  kapsula  dan  tidak  semua
anggota dari satu jenis bakteri yang memiliki kapsula. Contohnya bakteri anthrax, penyebab penyakit  antracis  yang  terdapat  pada  ternak.  Bakteri  ini  meruapakan    bakteri  yang  tidak
membentuk kapsula ketika bakteri ini tumbuh di luar tubuh organisme, tetapi kapsula akan dibentuk bila menginfeksi hewan hospesnya.
Kapsula  terdiri  atas  molekul  polisakarida  kompleks  yang  tersusun  dalam  bentuk  gel yang terdapat di luar dinding sel. Komposisi kimia tiap kapsula sangat spesifik untuk setiap
strain  bakteri  yang  mengekskresinya.  Penyusun  utama  kapsul  pada  umumnya  adalah polisakarida  yang  terdiri  atas  glukosa,  asam  amino,  rhamnosa,  serta  asam  organik  seperti
asam  piruvat  dan  asam  asetat.  Ada  pula  yang  mengandung  peptida  seperti  kapsul  pada bakteri  Bacillus
sp .  Selain  itu
Klebsiella  pneumonia  juga  mempunyai  kapsul  yang  sangat tebal.   Beberapa  kapsul  terdiri  dari  polipeptida.  Spesifitas  komposisi  kimiawi  kapsul  dapat
dilihat  pada  beberapa  jenis  bakteri  misalnya  pada  Leoconostoc  mesenteroides  berupa glukosa  misalnya  dektrosa,  pada  Staphylococcus  piogenic  berupa  polimer  gula  amino
misalnya  asam  hialuronat,  pada  Bacillus  antraksis  berupa  polipeptida  misalnya  polimer asam  D-glutamat  atau  pada  bakteri  penyebab  disentri  berupa  kompleks  polisakarida
protein .
Ketika  bakteri  berkapsula  menyerang  inang,  maka  kapsula  ini  mencegah  mekanisme pertahanan  inang  seperti  fagositosis  yang  dapat  merusakkan  bakteri.
Kapsula  melindungi bakteri  dari  tindakan  fagositik  leukosit  dan  memungkinkan  patogen  untuk  menyerang
tubuh. Jika patogen kehilangan kemampuannya untuk membentuk kapsula, dapat menjadi avirulent  atau    kurang  memiliki  kemampuan  untuk  menyebabkan  penyakit  dan
menyebabkan bakteri lebih mudah rusak. Kemampuan menghasilkan kapsula merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat
dipengaruhi  oleh  komposisi  medium  tempat  ditumbuhkannya  sel-sel  yang  bersangkutan.
36
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
Komposisi medium juga dapat mempengaruhi ukuran kapsul. Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan juga dapat berbeda diantara jalur-jalur yang berlainan dalam
satu spesies. Semua kapsul bakteri tampaknya dapat larut dalam air. Beberapa  bakteri  mengakumulasi  senyawa-senyawa  yang  kaya  akan  air,  sehingga
membentuk  suatu  lapisan  di  permukaan  luar  selnya  yang  disebut  sebagai  kapsula  atau selubung  berlendir.  Fungsinya  untuk  kehidupan  bakteri  tidak  begitu  esensial,  namun
menyebabkan  timbulnya  sifat  virulen  terhadap  inangnya.  Keberadaan  kapsula  mudah diketahui  dengan  metode  pengecatan  negatif  menggunakan  tinta  cina  atau  nigrosin.
Kapsula  akan  tampak  transparan  di  antara  latar  belakang  yang  gelap..  Berikut  ini  adalah gambar kapsula pada bakteri .
Gambar 1.8.7. Kapsula Bakteri
Pewarnaan  kapsula  menggunakan  alat  dan  bahan  yaitu  bak  pewarnaan,  batang  ose,
kapas,   kertas  saring,    korek  api,  mikroskop  cahaya,  kaca  benda,    pembakar  spiritus,  pipet tetes,  tabung  reaksi,  tissue,    sedangkan  bahannya  adalah  air  fuchsin,  Alkohol  70  ,
aquades,  minyak  imersi,  suspensi  bakteri  Bacillus  subtilis,  tinta  cina  dan     xylol.  Adapun prosedur pewarnaan negatif :
1. Sediakan  dua  buah  object  glass  yang  sudah  dibersihkan    dengan  alkohol  sehingga
bebas lemak. 2.
Kedua  kaca  benda  dibersihkan  dengan  alkohol  70  sampai  bersih  agar  terbebas  dari lemak.
3. Kedua kaca benda dipanaskan di atas pembakar spirtitus.
4. Kawat ose dipijarkan diatas pembakar spirtitus lalu didinginkan
37
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
5. Pada  kaca  benda  pertama  diletakkan  satu  suspensi  bakteri  dan  satu  ose  tinta  cina
dengan perbandingan 1:1 6.
Suspensi  bakteri  dan  satu  ose  tinta  cina  dengan  perbandingan  1:1  dicampurkan dengan sudut object glass sampai keduanya homogen.
7. Preparat  apusan  dibuat  untuk  membentuk  sudut  45  hingga  campuran  tersebut
menjadi lapisan film tipis. 8.
Preparat dikeringkan dan difiksasi selama 3 kali. 9.
Tetesi preparat dengan zat warna air fuchsin selama 5 menit. 10.
Zat warna berlebihan dibuang, tetapi jangan dicuci, kemudian dikeringkan. 11.
Preparat ditetesi dengan minyak imersi, lalu diamati dibawah mikroskop.
38
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012
Rayon 114 Unesa
Kompetensi Guru Mata Pelajaran :
1.8.    Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah
Indikator Esensial :
1.8.8.  Mengidentifikasi perbedaan dan persamaan virus dan monera. A.
Pendahuluan Untuk bisa mencari perbedaan dan persamaan antara monera dan virus, maka kita
harus  memahami  terlebih  dahulu  sistem  klasifikasi  makhluk  hidup.  Pada  gambar  di bawah ini diperlihatkan sisitem klasifikasi makhluk hidup yang disusun menurut sistem
Whittaker.
Gambar 1.8.8.1. Sistem Klasifikasi Whitaker
Gambar  di  atas  memperlihatkan  bahwa  Whittaker  1969  mengelompokkan makhluk hidup ke dalam lima KingdomKerajaanRegnum yaitu:
1.   Monera