c bentuk produk yang dipasarkan, d ukuran dan kualitas produk yang dipasarkan.
Fungsi standardisasi dan grading dimaksudkan untuk menyederhanakan dan mempermudah serta meringankan biaya pemindahan komoditi melalui
saluran pemasaran. Grading adalah penyortiran produk-produk ke dalam satuan atau unit tertentu. Standardisasi adalah justifikasi kualitas yang
seragam antara pembeli dan penjual, antar tempat dan antar waktu. Fungsi periklanan dimaksudkan untuk menginformasikan ke konsumen apa yang
tersedia untuk dibeli dan untuk mengubah permintaan atas suatu produk. Masalah yang timbul dalam periklanan produk-produk pertanian terutama
berkaitan dengan karakteristik produk-produk pertanian itu sendiri. Marjin pemasaran adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga
dalam sistem pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima produsen atas produk pertanian yang
diperjualbelikan. Selain secara verbal, marjin pemasaran dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis.
Produk referensi merupakan titik awal yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada konsumen, misalnya petani perlu menyediakan
1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1 kilogram dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah hilangrusak dalam proses
pemasaran. Ada tiga metode untuk menghitung marjin pemasaran yaitu dengan
memilih dan mengikuti saluran pemasaran dari komoditi spesifik,
membandingkan harga pada berbagai level pemasaran yang berbeda, dan mengumpulkan data penjualan dan pembelian kotor tiap jenis pedagang.
Masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Marjin pemasaran menurut jenisnya dibedakan menjadi marjin
absolut, marjin persen dan kombinasi antara marjin absolut dan marjin persen. Persentase bagian marjin merupakan suatu pengelompokan yang digunakan
secara populer pada serangkaian angka yang menunjukkan marjin absolut dari berbagai tipe pedagang atau berbagai fungsi pemasaran yang berbeda, dibagi
dengan harga eceran. Komponen biaya pemasaran berdasarkan berbagai kegiatan pemasaran
yang umumnya dilakukan meliputi biaya persiapan dan pengepakan, biaya handling
, biaya processing, biaya modal, pungutan-pungutan, komisi dan pembayaran tidak resmi.
H. Kemandirian menuju Peningkatan Sosial Ekonomi Petani
Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah.
Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan
yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan
sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat KBBI, 1996:958. Sedangkan
dalam konsep sosiologi, manusia sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan orang lain
disekitarnya. Sehingga kata sosial sering diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat.
Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “oikos” yang berarti keluarga atau rumah tangga dan “nomos” yaitu peraturan,
aturan, hukum. Maka secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta
kekayaan seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan KBBI, 1996:251.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan. Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya: 1. Kebutuhan primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang sangat harus terpenu, artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan mengalami
kesulitan dalam hidupnya. Contoh: sandang, pangan, papan, pekerjaan
2. Kebutuhan sekunder Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah
kebutuhan primer terpenuhi. Contoh: pendidikan , pariwisata, rekreasi 3. Kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contoh: mobil, motor, komputer,
handphone, i-pad Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan.
Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi Melly G. Tan mengatakan adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini masyarakat
tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi Koentjaraningrat, 1981:35.
Pendapatan rumah tangga sering digunakan sebagai tolok ukur kesejahteraan. Menurut Bappenas 2000, salah satu cara untuk mengukur
status kemiskinan suatu rumah tangga adalah dengan menghitung pendapatan rumah tangga tersebut dalam satu tahun. Yang dimaksud dengan pendapatan
rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh seluruh anggota keluarga dari berbagai sumber baik dari usaha pokok maupun dari luar usaha pokok dalam
satu tahun Soekartawi, 1995.
I. Penelitian Sebelumnya
Suwantoro 2008, dalam tesisnya tentang perkembangan pertanian organik mengungkapkan bahwa pertanian organik memberi keuntungan
ekologis, ekonomis, sosial politis dan kesehatan. Keuntungan ekologis didapat karena, dengan memasukkan sebanyak
mungkin berbagai bahan organik ke sawah akan memperbaikikondisi tanah karena dengan terurainya bahan-bahan tersebut akan memberi pengaruhbaik
kepada tanah itu sendiri maupun bagi tanaman yang tumbuh di atasnya. Dengan asupan bahan organik yang cukup banyak menyebabkan kondisi tanah
yang dulu keras karena pupuk kimia dan bantat menjadi lebih gembur. Kondisi tanah yang lebih gembur lebih memudahkan dalam pengolahan tanah.
Keuntungan ekonomis, keuntungan berlipat secara ekonomis setelah melewati masa transisi dari konvensional menjadi pertanian organik.
Keuntungan ekonomis bukan karena berapa kali musim panen, tetapi hasil yang diperoleh dan harga jual gabahberas yang lebih tinggi daripada
gabahberas konvensional serta rendahnya biaya produksi pada pertanian organik.
Keuntungan sosial politis, karena petani organik tidak lagi tergantung pada bibit, pupuk dan pestisida yang dihasilkan perusahaan ataupun
pemerintah, tapi mereka dapat membudidayakan bibit sendiri serta membuat pupuk organik sendiri. Sawah organik juga menyediakan lahan yang
menyediakan makanan bagi itik yang biasa dipelihara penduduk pedesaan, banyak orang bisa menggembalakan itik di sawah.