Analisis komparatif penjualan Uji Hipotesis Analisis Komparatif Antara Pertanian Organik dan

88 yang belum memiliki binatang ternak. Sekarang dengan berjejaring secara nasional, ada bantuan sapi untuk kelompok yang dikelola oleh perkumpulan di masing-masing desa, sehingga persediaan pupuk kandang terjamin, dan ada penambahan pendapatan dari ternak sapi. Penggunaan bibit yang sedikit, pemanfaatan pupuk kandang, serta bahan alami untuk pestisida, menjadikan petani organik tidak mengeluarkan biaya untuk pupuk dan pestisida yang ini memperkecil biaya produksi. Untuk pertanian konvensional pemupukan dilakukan sendiri, tanpa mengupah tenaga kerja dari luar keluarga karena jumlah pupuk yang disebar cukup ringan, sehingga pengeluaran upah untuk tenaga kerja cukup kecil. Banyaknya pupuk kandang yang harus disebar pada tahun-tahun awal pertanian organik yang membutuhkan tenaga kerja luat keluarga, membuat petani konvensional di Desa Ringgit tetap bertahan, walaupun telah mengetahui dampak positif dari pertanian organik. Maka, meskipun belum signifikan secara uji statistik, tetapi secara matematis menunjukkan bahwa ada perbedaan biaya produksi pertanian, di mana biaya pertanian organik lebih kecil daripada pertanian konvensional. Kenyataan tersebut memberi fakta data riil bahwa biaya produksi pertanian secara ekonomis membantu perekonomian rumah tangga petani. 89

2. Hasil Panen

Dari uji hipotesis statistik di atas, hasil panen pertanian organik sebesar 1243,50 kg sedangkan petani konvensional 1275,33 kg dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada jumlah hasil panen antara pertanian organik maupun pertanian konvensional. Dari hasil perhitungan matematis maupun statistik, jumlah hasil panen pertanian organik masih lebih kecil daripada hasil pertanian konvensional. Hasil pertanian organik memang lebih kecil, namun kalau dilihat input bibitnya hanya 1 kg per iring, sementara bibit pertanian konvensional 5 kg per iring, pertanian organik lebih produktif daripada pertanian konvensional. Dengan metode SRI, sistem pertanian yang baru berjalan 2 tahun telah mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, hal ini membuktikan bahwa ke depan, hasil panen akan lebih meningkat lagi setelah melewati masa uji coba. Pendampingan dan pembelajaran Kongregasi PMY dengan mengajak petani organik belajar pertanian SRI di Jawa Barat dengan menyediakan dana pembelajaran petani, menyiapkan tenaga pengajar dalam perkumpulan, tenaga administrasi perkumpulan, serta didukung keberanian, keterbukaan dan kemauan anggota perkumpulan untuk mencoba sistem baru, ternyata memberi hasil yang menggembirakan. Hasil pertanian sudah menunjukkan hasil yang hampir menyamai hasil pertanian lahan sawah pada umumnya, walaupun dengan jumlah bibit yang sedikit, jarak tanam yang lebar, dan dalam proses uji coba.