86
besar dari taraf signifikan 0,05, dan t
hitung
1,884 lebih kecil dari t
tabel
2,02 jadi H diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
dalam hasil penjualan antara pertanian organik dan pertanian konvensional.
4. Analisis komparatif pendapatan bersih
Tabel V.19. Rata-Rata Pendapatan
Group Statistics
KELOMPOK N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean PENDAPATAN ORGANIK
20 3221861.85 1616133.642
361378.468 KONVENSIONAL
30 2200268.83 1013378.491
185016.753
Tabel V.20. Hasil Uji Independent Samples Test Pendapatan
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
t df
Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference 95 Confidence Interval of
the Difference Lower
Upper PENDAPATAN Equal
variances assumed
1.820 .184 2.751
48 .008 1021593.017
371294.222 275055.948 1768130.085
Equal variances
not assumed 2.516
28.962 .018 1021593.017
405987.187 191208.913 1851977.120
Dari hasil di atas dapat dilihat, rata-rata pendapatan bersih pertanian organik sebesar 3.221.861,85 sedangkan pertanian konvensional
2.200.268,83 kedua rata-rata pendapatan itu cukup berbeda jauh, sehingga H
ditolak yang berarti ada perbedaan dalam pendapatan bersih antara pertanian organik dan pertanian konvensional. Dari tabel independent
samples test tingkat probabilitas variabel penelitian biaya produksi Sig.
87
2-tailed sebesar 0,008 dan lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, dan
t
hitung
2,751 lebih besar dari t
tabel
2,02 jadi H ditolak, artinya terdapat
perbedaan yang signifikan dalam pendapatan bersih antara pertanian organik dan pertanian konvensional.
E. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
1. Biaya Produksi
Dari uji hipotesis di atas, rata-rata biaya produksi pertanian organik sebesar 579.528,05 sedangkan pertanian konvensional 886.257,63 secara
matematis ada perbedaan jauh, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam biaya produksi antara pertanian organik
dan pertanian konvensional. Perbedaan yang belum signifikan ini dipengaruhi oleh upah tenaga
kerja dan biaya sewa sawah. Upah tenaga kerja masih cukup tinggi, karena pada proses pemupukan pertanian organik membutuhkan banyak
tenaga kerja. Tenaga kerja ini untuk membantu mengangkut dan menyebar pupuk kandang ke sawah karena masih pada masa transisi
membutuhkan banyak pupuk kandang. Ada beberapa petani organik merupakan keluarga muda, yang mencoba mandiri dengan menyewa
tanah sendiri untuk mempraktikkan pertanian organik, jadi biaya produksi untuk sewa tanah masih cukup tinggi.
Untuk pengadaan pupuk kandang ini, Kongregasi Suster PMY membantu dalam bentuk gaduh sapi bagi petani organik di Desa Ringgit