Bagi Peneliti Bagi Peta Organik Puworejo

pestisida kimia. Hampir semua masukan produksi modern berasal dari luar ekosistem dan bahan bakunya berasal dari bahan bakar fossil sebagai sumberdaya alam tak terbarukan. Karena itu sistem pertanian modern sering juga dinamakan sebagai pertanian boros energi. Pertanian konvensional juga dikenal sebagai pertanian industri karena kegiatan produksi pertanian dianggap sebagai kegiatan pabrik yang memproses masukan produksi seperti benih, pupuk, dan yang lain menjadi keluaran yang berupa pangan dan hasil pertanian lainnya serta keuntungan usaha tani. Gliessmann 2007 menyatakan bahwa pendekatan dan praktek pertanian konvensional terutama untuk peningkatan produksi pangan telah diikuti banyak negara baik negara maju maupun negara sedang berkembang. Menurut Gliessmann, teknologi pertanian konvensional tersebut bertumpu pada tehnik-tehnik budidaya sebagai berikut: 1. Pengolahan tanah intensif 2. Budidaya monokultur 3. Aplikasi berbagai pupuk sintetik 4. Perluasan dan intensifikasi jaringan irigasi 5. Pengendalian hama, penyakit, gulma dengan pestisida kimia 6. Manipulasi genom tanaman dan binatang yang menghasilkan varietas- varietas unggul tanaman melalui teknologi pemuliaan tanaman serta rekayasa genetik. Agar pertanian konvensional berhasil meningkatkan produksi sesuai target jangka pendek diperlukan: 1. Inovasi teknologi yang cepat 2. Modal besar agar produsen dapat menerapkan teknologi produksi dan pengelolaannya 3. Pertanian skala besar 4. Penanaman varietas unggul secara seragam dalam areal luas dan terus menerus sepanjang musim 5. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara intensif dan ekstensif 6. Efisiensi penggunaan tenaga kerja tinggi sehingga mengarah pada penggunaan alat dan mesin pertanian 7. Penerapan prinsip-prinsip agrobisnis

B. Pertanian Organik Menuju Kemandirian Petani

Alam mengajari kebajikan bagi umat manusia. Alam merupakan suatu kesatuan, terdiri dari banyak bagian, seperti organisme dengan organ- organnya. Semua bagian berjalan dalam harmoni, saling melayani dan berbagi. Tiap organ memiliki peran masing-masing, saling melengkapi dan memberikan sinergi untuk menghasilkan keseimbangan secara optimal, dan berkelanjutan. Setiap komponen tidak berpikir dan beraksi hanya demi „aku‟, tetapi untuk „kita‟: keseluruhan alam. Demikian halnya alam, melindungi dan mengayomi bagian-bagiannya secara harmonis. Itulah organis, tidak egois. Pertanian organik juga tunduk pada prinsip di atas, pada hukum alam. Segala yang ada di alam adalah berguna dan memiliki fungsi, saling melengkapi, melayani dan menghidupi untuk semua. Dalam alam ada