1. Inovasi teknologi yang cepat 2. Modal besar agar produsen dapat menerapkan teknologi produksi dan
pengelolaannya 3. Pertanian skala besar
4. Penanaman varietas unggul secara seragam dalam areal luas dan terus menerus sepanjang musim
5. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara intensif dan ekstensif 6. Efisiensi penggunaan tenaga kerja tinggi sehingga mengarah pada
penggunaan alat dan mesin pertanian 7. Penerapan prinsip-prinsip agrobisnis
B. Pertanian Organik Menuju Kemandirian Petani
Alam mengajari kebajikan bagi umat manusia. Alam merupakan suatu kesatuan, terdiri dari banyak bagian, seperti organisme dengan organ-
organnya. Semua bagian berjalan dalam harmoni, saling melayani dan berbagi. Tiap organ memiliki peran masing-masing, saling melengkapi dan
memberikan sinergi untuk menghasilkan keseimbangan secara optimal, dan berkelanjutan. Setiap komponen tidak berpikir dan beraksi hanya demi „aku‟,
tetapi untuk „kita‟: keseluruhan alam. Demikian halnya alam, melindungi dan mengayomi bagian-bagiannya secara harmonis. Itulah organis, tidak egois.
Pertanian organik juga tunduk pada prinsip di atas, pada hukum alam. Segala yang ada di alam adalah berguna dan memiliki fungsi, saling
melengkapi, melayani dan menghidupi untuk semua. Dalam alam ada
keragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Maka, pertanian organikpun menghargai keragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Berjuta tahun alam
membuktikan prinsipnya, tak ada eksploitasi selain optimalisasi pemanfaatan. Demikian halnya pertanian organik, tidak untuk memaksimalkan hasil, tidak
berlebih; tetapi cukup untuk semua makhluk dan berkesinambungan. Ini filosofi mendasar pertanian organik http:pertanianorganik.wordpress.com
Meningkatkan pendapatan petani bukan perkara mudah, apalagi petani Indonesia dengan lahan sempit dan tak adanya jaminan harga jual komoditas.
Selain itu juga buruknya infrastruktur dasar dan ketersediaan sarana produksi, menurunnya kualitas lingkungan dan kesuburan tanah, serta rendahnya tingkat
pendidikan. Pertanian organik merupakan salah satu solusi bagi revolusi hijau karena mengajarkan petani untuk membenihkan sendiri benih pertanian,
membuat sendiri pupuk dan pestisida alami, serta menghargai kearifan dan budaya lokal dalam pertanian.
Dalam pertanian organik, petani diajak untuk menggunakan pupuk sendiri dari kotoran ayam, kotoran sapi, pupuk kascing, dan air kencing sapi.
Dengan pertanian organik, petani tidak mengeluarkan biaya untuk beli pupuk dan pestisida, jadi pendapatan petani bisa dimaksimalkan. Dengan
memperbesar daur ulang bahan-bahan alami di lahan, menjadi cara yang efektif mengurangi biaya asupan. Misalnya sampah dapur bersama bahan-
bahan organik dari lahan dapat dijadikan kompos. Bahan-bahan dari pangkasan pohon dan pagar, dedaunan dan ranting-ranting dapat dipakai
sebagai mulsa atau kompos. Yang terpenting, efisien dari daur ulang nutrisi